Jumat 11 Juli 2008
- Bacaan I : Hos 14:2-10
- Bacaan Injil : Mat 10:16-23
Renungan
Di mata uang Amerika Serikat tertulis moto, "Kepada Tuhan Allah kita percaya." Rupanya, justru pada saat kita memiliki uang, kita semakin perlu percaya dan pasrah kepada Tuhan. Dia sajalah yang dapat kita andalkan karena Dia selalu setia dan menerima kita dalam kekurangan dan kelebihan kita. Bagi-Nya kita tetap anak kesayangan-Nya, entah kita sukses atau gagal, saat mengalami kesulitan atau kemudahan.
Caleg belum tentu berpegang pada janji kampanyenya. Kepala Daerah pasti didemo bila lupa akan visi-misi yang pernah dipaparkannya. Keluarga retak karena ketidakmampuan memegang teguh janji nikah. Banyak kaum religius dan imam meninggalkan panggilannya. Semua itu terjadi karena kita tidak setia pada pilihan kita.
Hanya Allah yang setia dan satu-satunya Sang Setia. Moto uang Amerika Serikat yang menggelitik itu sebenarnya mengingatkan bahwa Allahlah satu-satunya kekuatan, perisai, dan perlindungan kita. Air mata tetap bercucuran, peluh bersimbah, dan mungkin darah juga akan terkucur, tetapi kalau kita setia kepada Allah, hidup kita sungguh bermakna. Memang Yesus sangat benar pada saat Dia berkata, "Berbahagialah yang bertekun sampai akhir."
Ya Tuhan, hanya Engkau yang setia memegang janji dan memeliharaku dalam segala kesulitan. Ajarilah aku untuk setia kepada-Mu sebagaimana Engkau selalu setia kepadaku. Amin.
Di mata uang Amerika Serikat tertulis moto, "Kepada Tuhan Allah kita percaya." Rupanya, justru pada saat kita memiliki uang, kita semakin perlu percaya dan pasrah kepada Tuhan. Dia sajalah yang dapat kita andalkan karena Dia selalu setia dan menerima kita dalam kekurangan dan kelebihan kita. Bagi-Nya kita tetap anak kesayangan-Nya, entah kita sukses atau gagal, saat mengalami kesulitan atau kemudahan.
Caleg belum tentu berpegang pada janji kampanyenya. Kepala Daerah pasti didemo bila lupa akan visi-misi yang pernah dipaparkannya. Keluarga retak karena ketidakmampuan memegang teguh janji nikah. Banyak kaum religius dan imam meninggalkan panggilannya. Semua itu terjadi karena kita tidak setia pada pilihan kita.
Hanya Allah yang setia dan satu-satunya Sang Setia. Moto uang Amerika Serikat yang menggelitik itu sebenarnya mengingatkan bahwa Allahlah satu-satunya kekuatan, perisai, dan perlindungan kita. Air mata tetap bercucuran, peluh bersimbah, dan mungkin darah juga akan terkucur, tetapi kalau kita setia kepada Allah, hidup kita sungguh bermakna. Memang Yesus sangat benar pada saat Dia berkata, "Berbahagialah yang bertekun sampai akhir."
Ya Tuhan, hanya Engkau yang setia memegang janji dan memeliharaku dalam segala kesulitan. Ajarilah aku untuk setia kepada-Mu sebagaimana Engkau selalu setia kepadaku. Amin.
Ziarah Batin 2008, Renungan dan Catatan Harian