Pekan Doa Untuk Kesatuan Umat Kristiani

DEWAN KEPAUSAN UNTUK MEMAJUKAN KESATUAN UMAT KRISTIANI

Bahan-bahan untuk



PEKAN DOA UNTUK KESATUAN UMAT KRISTIANI

dan untuk sepanjang tahun 2009

"Agar mereka menjadi satu dalam tangan-Mu" (Yeh. 37:17)



Disiapkan dan diterbitkan bersama oleh:

Dewan Kepausan Untuk Memajukan Kesatuan Umat Kristiani

dan Komisi Faith and Order Dewan Gereja-Gereja Sedunia



Catatan mengenai kutipan-kutipan Kitab Suci:

Kutipan-kutipan Kitab Suci yang dicantumkan dalam buku ini diambil dari Alkitab Deuterokanonika terbitan Lembaga Alkitab Indonesia - Lembaga Biblika Indonesia.

Kepada Mereka yang mengorganisasi Pekan Doa untuk Kesatuan Umat Kristiani

Mengupayakan Kesatuan: Sepanjang Tahun

Menurut tradisi, waktu untuk menyelenggarakan Pekan Doa Untuk Kesatuan Umat Kristiani di belahan utara adalah 18-25 Januari. Tanggal-tanggal itu diusulkan oleh Paul Wattson pada tahun 1908 yang meliputi hari-hari antara Pesta Santo Petrus dan Pesta Santo Paulus, dan karena itu memiliki suatu makna simbolik. Di belahan selatan, di mana Januari merupakan hari libur, Gereja-Gereja sering memilih hari-hari lain untuk menyelenggarakan Pekan Doa, misalnya sekitar Pentakosta (yang disarankan oleh gerakan Faith and Order pada tahun 1926), yang juga merupakan tanggal simbolik oleh kesatuan Gereja.

Dengan memperhatikan kelonggaran mengenai tanggal, kami mendorong Anda untuk memahami bahan yang disajikan dalam buku ini sebagai suatu undangan untuk menemukan kesempatan-kesempatan yang tepat sepanjang tahun 2009 untuk mengungkapkan tingkat persekutuan yang sudah dihayati oleh Gereja-Gereja, dan untuk berdoa bersama guna memohon kesatuan penuh yang dikehendaki oleh Kristus.

Menyesuaikan Teks

Bahan ini ditawarkan dengan pengertian bahwa, kalau mungkin, ia disesuaikan untuk penggunaan tingkat lokal. Dalam melakukan penyesuaian, haruslah diperhitungkan kebiasaan liturgis dan devosional setempat. Penyesuaian seperti itu hendaknya dilaksanakan secara ekumenis. Di sejumlah tempat badan/lembaga-lembaga ekumenis sudah ditetapkan untuk menyesuaikan teks ini. Di tempat-tempat lain, kami berharap bahwa kebutuhan untuk menyesuaikan bahan ini akan menjadi suatu dorongan untuk menciptakan badan/lembaga-lembaga seperti itu.

Menggunakan Bahan Pekan Doa

Untuk Gereja-Gereja dan komunitas-komunitas Kristiani yang melaksanakan Pekan Doa bersama-sama lewat suatu ibadat bersama, hendaknya disusun tata perayaan ibadat yang ekumenis.

Gereja-Gereja dan komunitas-komunitas Kristiani dapat juga memadukan bahan-bahan Pekan Doa ini ke dalam ibadat-ibadat mereka sendiri. Doa-doa dari ibadat ekumenis "delapan hari" ini beserta doa-doa tambahannya dapat digunakan sebagai pilihan yang tepat untuk disisipkan ke dalam perayaan ibadat yang bersangkutan.

Komunitas-komunitas yang selama Pekan Doa ini melaksanakan ibadat setiap hari dapat mengambil bahan ibadat yang disediakan pada bagian "Renungan Alkitab dan Doa-doa Selama Delapan Hari", [hlm. ...]

Mereka yang selama Pekan Doa ini ingin melaksanakan pendalaman Kitab Suci dapat menggunakan teks-teks biblis dan renungan yang disediakan pada bagian "Renungan Alkitab dan Doa-doa Selama Delapan Hari", [hlm. ...] sebagai acuan. Dalam setiap pendalaman, diskusi dapat langsung mengantar kepada doa permohonan sebagai penutup acara.

Bagi mereka yang selama Pekan Doa ini ingin berdoa secara pribadi, teks-teks biblis dan renungan yang disediakan pada bagian "Renungan Alkitab dan Doa-doa Selama Delapan Hari", [hlm. ...] dapat sangat bermanfaat untuk memusatkan doa-doa mereka. Mereka dapat sungguh merasakan bahwa mereka bersekutu dengan orang-orang lain di seluruh dunia yang sedang berdoa agar kesatuan Gereja Kristus semakin nyata.

Yehezkiel 37:15-28

[15] Firman Tuhan datang kepadaku, [16] "Hai engkau anak manusia, ambillah sepotong papan dan tulislah di atasnya: Yehuda dan orang-orang Israel yang bersekutu dengan dia. Kemudian ambillah papan yang lain dan tulislah di atasnya: Yusuf -- papan Efraim -- dan seluruh kaum Israel yang bersekutu dengan dia. [17] Lalu gabungkanlah kedua papan itu menjadi satu, sehingga keduanya menjadi satu dalam tanganmu.

[18] Kalau teman-teman sebangsamu bertanya kepadamu, ‘Tidakkah engkau bersedia memberitahukan kepada kami, apa artinya ini,' [19] katakanlah kepada mereka, ‘Beginilah firman Tuhan Allah: Aku mengambil papan Yusuf -- yang ada dalam tangan Efraim -- beserta suku-suku Israel yang bersekutu dengan dia dan menggabungkannya dengan papan Yehuda, dan Aku akan menjadikan mereka satu papan, sehingga mereka menjadi satu dalam tangan-Ku. [20] Dan sementara engkau memegang papan-papan yang kautulisi itu dalam tanganmu di hadapan mereka, [21] katakanlah kepadanya: Beginilah firman Tuhan Allah: Sungguh, Aku menjemput orang Israel dari tengah bangsa-bangsa, ke mana mereka pergi; Aku akan mengumpulkan mereka dari segala penjuru dan akan membawa mereka ke tanah mereka. [22] Aku akan menjadikan mereka satu bangsa di tanah mereka, di atas gunung-gunung Israel, dan satu raja akan memerintah mereka seluruhnya; mereka tidak lagi akan menjadi dua bangsa dan tidak lagi akan terbagi menjadi dua kerajaan. [23] Mereka tidak lagi akan menajiskan dirinya dengan berhala-berhala atau dewa-dewa mereka yang menjijikkan atau dengan semua pelanggaran mereka. Tetapi Aku akan melepaskan mereka dari segala penyelewengan mereka, dengan mana mereka berbuat dosa, dan mentahirkan mereka, sehingga mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahnya. [24] Maka hamba-Ku Daud akan menjadi rajanya, dan mereka semuanya akan mempunyai satu gembala. Mereka akan hidup menurut peraturan-peraturan-Ku dan melakukan ketetapan-ketetapan-Ku dengan setia. [25] Mereka akan tinggal di tanah yang Kuberikan kepada hamba-Ku Yakub, di mana nenek moyang mereka tinggal; sungguh, mereka, anak-anak mereka, dan cucu cicit mereka akan tinggal di sana untuk selama-lamanya dan hamba-Ku Daud menjadi raja mereka untuk selama-lamanya. [26] Aku akan mengadakan perjanjian damai dengan mereka, dan itu akan menjadi perjanjian yang kekal dengan mereka. Aku akan memberkati mereka dan membuat mereka banyak dan memberikan tempat kudus-Ku di tengah-tengah mereka untuk selama-lamanya. [27] Tempat kediaman-Ku pun akan ada pada mereka dan Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. [28] Maka bangsa-bangsa akan mengetahui bahwa Aku, Tuhan, menguduskan Israel, pada saat tempat kudus-Ku berada di tengah-tengah mereka untuk selama-lamanya."

Beberapa Catatan tentang Pekan Doa 2009

Tema Biblis

Pekan Doa untuk Kesatuan Umat Kristiani 2009 berakar dalam pengalaman Gereja-Gereja di Korea. Dalam konteks perpecahan nasional yang sedang melanda Korea, Gereja-Gereja di Korea memetik inspirasi dari Nabi Yehezkiel, yang juga hidup dalam suatu bangsa yang terpecah-belah secara memprihatinkan dan mendambakan kesatuan.

Baik sebagai nabi maupun sebagai imam, Yehezkiel dipanggil oleh Allah pada usia yang masih muda, yakni 30 tahun. Bekerja dari tahun 594 sampai dengan 571 SM, ia sangat dipengaruhi oleh pembaruan-pembaruan religius dan politis yang telah dirintis oleh Raja Yosia pada tahun 621 SM. Raja Yosia telah berusaha menghapuskan warisan buruk dari penaklukan Assyria atas Yehuda, lewat pembaruan-pembaruan yang memugar hukum dan ibadat sejati kepada Allah Israel. Tetapi, sesudah Yosia gugur dalam peperangan, putranya Raja Yoyakim mengagungkan Mesir dan menyembah beragam ilah yang merajalela di sana. Para nabi yang berani mengecam Yoyakim ditindas dengan kejam: Uria dianiaya dan Yeremia dibinasakan. Sesudah penyerbuan Babel dan penghancuran bait Allah pada tahun 587 SM, para pemimpin dan para guru bangsa - di antara mereka adalah Yehezkiel yang masih muda - ditangkap dan dibawa ke Babel. Di sana, seperti Yeremia, Yehezkiel mengecam para "nabi" yang memberikan harapan-harapan yang tidak realistis, dan karena hal ini ia harus menanggug kebencian dan penghinaan dari sesama orang Israel di pembuangan.

Tetapi, dalam penderitaan yang sedemikian besar, cinta Yehezkiel terhadap bangsanya semakin berkembang. Ia mengecam para pemimpin yang bertindak melawan perintah Allah; ia juga berusaha memimpin bangsanya kembali kepada Allah, dengan menekankan kesetiaan Allah kepada perjanjian-Nya dan solidaritas dengan umat Allah. Di atas semuanya, dalam situasi yang tampaknya tanpa harapan, Yehezkiel tidak putus asa tetapi memaklumkan suatu amanat harapan: maksud Allah untuk membarui dan menyatukan umat Allah masih belum dapat diwujudkan. Dalam usahanya ini, Yehezkiel didorong oleh dua penglihatan. Yang pertama adalah penglihatan yang sudah sangat lazim yakni lembah yang penuh dengan tulang-tulang kering yang, berkat tindakan Roh Allah, dibangkitkan dari kematian kepada kehidupan (Yeh. 37:1-14).

Bahan-bahan Pekan Doa tahun ini didasarkan pada penglihatan Yehezkiel yang kedua, yakni penglihatan tentang dua potong kayu, yang melambangkan dua kerajaan Israel yang terpecah-belah. Nama dua belas suku asli dalam kerajaan yang terpecah itu (dua di Utara, dan sepuluh di Selatan) tertulis pada kedua potong kayu, yang kemudian dipadukan kembali menjadi satu (Yeh. 37:15-23).

Menurut Yehezkiel, perpecahan bangsa Israel itu mncerminkan - dan merupakan akibat dari - keberdosaan serta pengasingan mereka dari Allah. Mereka dapat menjadi satu bangsa lagi dengan membuang dosa-dosa mereka, dengan menjalani pertobatan, dan dengan berpaling kembali kepada Allah. Tetapi, akhirnya, Allah sendirilah yang menyatukan umat Allah dengan memurnikan, membarui, dan membebaskan mereka dari perpecahan mereka. Bagi Yehezkiel, kesatuan ini bukan hanya penyatuan kelompok-kelompok yang sebelumnya terpecah-belah tetapi, lebih dari itu, merupakan suatu ciptaan baru, yakni lahirnya suatu bangsa baru yang akan menjadi tanda pengharapan bagi bangsa-bangsa lain dan bagi seluruh umat manusia.

Tema pengharapan juga diungkapkan dalam teks lain yang sangat disayangi oleh Gereja-Gereja di Korea, yakni Wahyu 21:3-4. Ayat-ayat ini menunjuk kepada pemurnian umat Allah, untuk mewujudkan damai sejati, rekonsiliasi, dan kesatuan yang hanya dapat ditemukan di tempat di mana Allah tinggal, "Ia akan tinggal bersama-sama dengan mereka sebagai Allah mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Allah sendiri akan menyertai mereka; Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka. Maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis ..."

Tema-tema biblis inilah - kesatuan sebagai sesuatu yang dikehendaki Allah bagi umat-Nya; kesatuan sebagai anugerah Allah, yang menuntut pertobatan dan pembaruan; kesatuan sebagai suatu ciptaan baru; semua ini membangkitkan pengharapan bahwa umat Allah masih dapat disatukan; inilah yang telah mengilhami Gereja-Gereja di Korea dalam mempersembahkan bahan-bahan untuk Pekan Doa tahun 2009 ini.




Sumber: Komisi Komunikasi Sosial KWI

Photobucket

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy