| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Sabtu, 10 Januari 2009

Sabtu, 10 Januari 2009
Hari Biasa Sesudah Penampakan Tuhan

"Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil" (Yoh 3:30)

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (5:14-21)



"Allah mengabulkan doa kita."

14 Saudara-saudaraku terkasih, inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. 15 Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya. 16 Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka, yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa. 17 Semua kejahatan adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan maut. 18 Kita tahu, bahwa setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa; tetapi Dia yang lahir dari Allah melindunginya, dan si jahat tidak dapat menjamahnya. 19 Kita tahu, bahwa kita berasal dari Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat. 20 Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam Anak-Nya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal. 21 Anak-anakku, waspadalah terhadap segala berhala.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan berkenan kepada-Nya!
Ayat. (Mzm 149:1-2.3-4.5.6a.9b)

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (3:22-30)



"Sahabat mempelai bersukacita mendengar suara mempelai."

22 Sekali peristiwa Yesus pergi dengan murid-murid-Nya ke tanah Yudea dan Ia diam di sana bersama-sama mereka dan membaptis. 23 Akan tetapi Yohanespun membaptis juga di Ainon, dekat Salim, sebab di situ banyak air, dan orang-orang datang ke situ untuk dibaptis, 24 sebab pada waktu itu Yohanes belum dimasukkan ke dalam penjara. 25 Maka timbullah perselisihan di antara murid-murid Yohanes dengan seorang Yahudi tentang penyucian. 26 Lalu mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya: "Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya." 27 Jawab Yohanes: "Tidak ada seorangpun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga. 28 Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya. 29 Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh. 30 Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.



Renungan


Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Regenerasi alias yang lebih tua mengundurkan diri serta memberi kesempatan yang lebih muda kiranya cukup penting di dalam kehidupan bersama. Namun ada beberapa oknum yang sebenarnya sudah lanjut usia dan sangat lama menduduki suatu jabatan atau fungsi tidak bersedia mengundurkan diri dan tetap bercokol dalam jabatan atau fungsinya, sehingga yang bersangkutan dapat menjadi batu sandungan atau hambatan untuk kemajuan dan perkembangan hidup bersama atau karya kerasulan tertentu. "Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil",demikian tanggapan Yohanes Pembaptis terhadap laporan bahwa Yesus juga membaptis semua orang yang datang kepadaNya. Tugas atau fungsi Yohanes adalah mempersiapkan jalan bagi semua orang untuk datang dan bertemu dengan Yesus. Maka belajar dari Yohanes kami berharap kepada mereka yang sudah lansia atau cukup lama mengemban jabatan atau fungsi tertentu untuk berani dengan rendah hati mengundurkan diri serta memberi kesempatan kepada mereka yang lebih muda dan belum berpengalaman untuk menggantikannya. Anak-anak, para penerus harus lebih cerdas, terampil dan mumpuni dalam jabatan atau fungsinya dimanapun dan kapanpun daripada orangtua atau pendahulu. Jika anak-anak atau generasi penerus tidak lebih daripada orangtua atau pendahulu berarti orangtua atau pendahulu tidak berhasil dalam mengemban jabatan atau fungsinya. Marilah kita hayati motto orang Jawa "mikul dhuwur,mendhem jero" (=memikul atau mengangkat tinggi-tinggi, mengubur dalam-dalam), yang kurang lebih berarti ajakan bagi anak-anak atau generasi penerus sukses atau berhasil dalam jabatan atau fungsinya serta lebih baik daripada orangtua atau pendahulu. Tentu saja hal itu dapat terwujud jika para orangtua atau pendahulu mempersiapkan sebaik mungkin anak-anak atau generasi penerus dengan memberi kesempatan dan kemungkinan untuk terus berlatih terus-menerus kepada anak-anak atau generasi penerus. Jika orangtua atau pendahulu tidak memberi kesempatan atau kemungkinan berarti ia salah, berdosa.

· "Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya" (1Yoh 5:14). Salah satu kehendak Tuhan adalah agar kita manusia senantiasa dalam keadaan damai, bahagia dan tenteram atau selamat. Kebahagiaan sejati para orangtua atau pendahulu hemat saya adalah jika anak-anak atau generasi penerus "jadi orang", artinya survival dalam dan fungsional menyelamatkan lingkungan hidupnya. Maka kami berharap kepada para orangtua atau pendahulu senantiasa berdoa bagi anak-anak atau generasi penerus agar mereka tumbuh berkembang menjadi pribadi cerdas beriman, antara lain memiliki ciri-ciri : "mampu untuk fleksibel (adaptasi aktif dan spontan), memiliki kesadaran diri yang tinggi,mampu menghadapi dan menggunakan penderitaan, mampu menghadapi dan mengatasi rasa sakit, hidup dijiwai oleh visi dan nilai-nilai, enggan untuk menyakiti orang lain, melihat hubungan dari yang beragam (holistik), bertanya 'mengapa' dan 'apa jika' untuk mencari jawaban mendasar, kemampuan/kemudahan untuk 'melawan perjanjian'" (lihat: Danah Zohar dan Ian Marshall: SQ, Penerbit Mizan-Bandung 2000, hal 14). Tentu saja doa yang baik dan benar harus disertai dengan usaha-usaha untuk mewujudkan apa yang didoakan atau dimohon dari Tuhan.

"Haleluya! Nyanyikanlah bagi TUHAN nyanyian baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh. Biarlah Israel bersukacita atas Yang menjadikannya, biarlah bani Sion bersorak-sorak atas raja mereka! Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tari-tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi! Sebab TUHAN berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan." (Mzm 149:1-4)

I. Sumarya, SJ

(st-andreas.or.id)



Photobucket



renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy