| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Sabtu, 17 Januari 2009

Sabtu, 17 Januari 2009
Pw. S. Antonius, Abbas


"Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang bertobat." Mrk 2:17



Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat kepada orang Ibrani (4:12-16)


"Marilah kita menghampiri takhta kerahiman Allah dengan penuh keberanian."

12 Saudara-saudara, sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. 13 Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab. 14 Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. 15 Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. 16 Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 853
Ref. Sabda-Mu ya Tuhan, adalah Roh dan kehidupan.
Ayat.
(Mzm 19:8.9.10.15).
1. Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa.
Peraturan Tuhan itu teguh, memberi hikmat kepada orang bersahaja.
2. Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati.
Perintah Tuhan itu murni, membuat mata berseri.
3. Kepada Tuhan, hai suku-suku bangsa,
kepada Tuhan sajalah kemuliaan dan kekuatan!
Berikanlah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya,
bawalah persembahan dan masuklah ke pelataran-Nya.

Bait Pengantar Injil PS 956
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Tuhan mengutus Aku memaklumkan Injil kepada orang yang hina dina, dan mewartakan pembebasan kepada orang tawanan (Luk 4:18-19)

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (2:13-17)


"Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."

13 Sekali peristiwa Yesus pergi lagi ke pantai danau, dan seluruh orang banyak datang kepada-Nya, lalu Ia mengajar mereka. 14 Kemudian ketika Ia berjalan lewat di situ, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!" Maka berdirilah Lewi lalu mengikuti Dia. 15 Kemudian ketika Yesus makan di rumah orang itu, banyak pemungut cukai dan orang berdosa makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya, sebab banyak orang yang mengikuti Dia. 16 Pada waktu ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat, bahwa Ia makan dengan pemungut cukai dan orang berdosa itu, berkatalah mereka kepada murid-murid-Nya: "Mengapa Ia makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" 17 Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

Setiap kita dipanggil Tuhan untuk ambil bagian dalam kepemimpinan rohani. Ada yang diiutus-Nya memberikan nasihat kepada sesama, memberikan inspirasi atau ilham kepada anggota keluarga; yang lain dikuatkan untuk memberikan semangat kepada sesama yang kehilangan semangat. Hal-hal luhur seperti itu kita lakukan bukan demi diri kita sendiri, melainkan demi kebaikan sesama anggota keluarga dan masyarakat.

Dengan panggilan Lewi, Tuhan mengajar kita melihat dengan cermat orang macam apa yang kita sapa, norma mana mesti kita gunakan dan jenis bantuan apa yang dapat dan mesti diberikan.

Dua hal patut kita renungkan pada hari ini. Pertama, jangan menjadi buta terhadap diri sendiri. Kadang-kadang kita takut dekat dengan orang yang dipandang berdosa atau kurang diterima masyarakat, jangan-jangan kita dicap sama dengan orang itu. Hanya dengan menyapa mereka, kita akan membawa mereka kembali sebagaimana dialami oleh Lewi.

Kedua, kita harus bisa dan berani mengadakan pemilahan. Firman menguatkan kita untuk melihat dengan tajam, mana yang benar dan mana yang tidak benar. Jangan kita membiarkan diri kita tertipu hanya karena popularitas sementara.

Kita dipanggil untuk ambil bagian dalam kepimpinan yang berasal dari Tuhan demi kebaikan semua umat-Nya, termasuk kita sendiri.

Allah Bapa yang menyayangi semua umat manusia, Engkau menaruh kasih dan kesabaran kepada orang berdosa dan malang. Ajarlah aku untuk berani bersikap seperti Engkau. Amin.

Photobucket

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy