| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Senin, 26 Januari 2009

Senin, 26 Januari 2009
Peringatan Wajib Santo Timotius dan Titus, Uskup

"Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia" --- Mat 19:6


Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat kepada orang Ibrani (9:15.24-28)


"Darah Kristus akan menyucikan hati nurani kita."

Saudara-saudara, Kristus adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah dipanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama. Kristus telah masuk ke dalam tempat kudus bukan yang buatan tangan manusia, yang hanya merupakan gambaran dari tempat kudus yang sejati, tetapi ke dalam surga sendiri untuk menghadap hadirat Allah demi kepentingan kita. Ia pun tidak berulang-ulang masuk untuk mempersembahkan diri-Nya sendiri, sebagaimana imam agung setiap tahun masuk ke dalam tempat kudus mempersembahkan darah yang bukan darahnya sendiri. Sebab kalau demikian, Kristus harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang ternyata, pada zaman akhir ini, Ia hanya satu kali saja menyatakan diri, untuk menghapuskan dosa lewat kurban-Nya. Manusia ditetapkan Allah untuk mati hanya satu kali, dan sesudah itu dihakimi. Demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengurbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib.
Ayat (Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4.5-6)

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat. Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut, dan menerangi hidup dengan Injil.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (3:22-30)


"Kesudahan setan telah tiba."

Pada suatu hari datanglah ahli-ahli Taurat dari Yerusalem dan berkata tentang Yesus, "Ia kerasukan Beelzebul!" Ada juga yang berkata, "Dengan kuasa penghulu setan Ia mengusir setan." Maka Yesus memanggil mereka, lalu berkata kepada mereka dalam perumpamaan, "Bagaimana Iblis dapat menusir Iblis? Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu tidak dapat bertahan dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan. Demikianlah juga kalau Iblis berontak melawan dirinya sendiri, kalau ia terbagi-bagi, ia tidak dapat bertahan, malahan sudah tamatlah riwayatnya! Camkanlah, tidak seorang pun dapat memasuki rumah seorang yang kuat, untuk merampas harta bendanya, kecuali kalau ia mengikat lebih dahulu orang kuat itu. Lalu barulah ia dapat merampok rumah itu. Aku berkata kepadamu: Sungguh, semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan. Tetapi apabila seseorang menghujat Roh Kudus, ia tidak akan mendapat ampun untuk selama-lamanya, sebab dosa yang dilakukannya adalah dosa yang kekal." Yesus berkata demikian karena mereka bilang bahwa Ia kerasukan roh jahat.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.


Renungan

Darah Yesus yang amat mahal menjadi tebusan bagi dosa sehingga kesatuan kembali antara Allah dan manusia terbayarkan. Negara atau rumah tangga yang pecah belah tidak akan dapat bertahan. Pemerintah bersama rakyat mesti mempertahankan kesatuan, walau dengan biaya tinggi. Untuk menjamin kesatuan dan keutuhan negara, negara mesti membayar mahal sistem dan peralatan keamanan dan pertahanan sebab hanya dalam iklim kesatuan, tujuan negara dan masyarakat dapat dicapai.

Tidak bersatu dengan Roh Kudus atau berdosa melawan Roh Kudus adalah kehancuran bagi manusia karena manusia sendiri menolak kebenaran. Dalam keadaan demikian, orang menghukum diri sendiri. Orang yang menolak cahaya membuat dirinya berada dalam kegelapan dan dalam kegelapan orang kehilangan segalanya.

Kita mesti mengupayakan kesatuan dalam diri kita sebagai manusia yang memiliki keutuhan. Kita tidak boleh melebih-lebihkan akal dan melupakan perasaan sebab dengan demikian kita menjadi orang yang dingin dan tidak punya perasaan. Dengan hanya memberikan perhatian pada perasaan dan lupa akan intelektualitas, kita akan terjebak menjadi manusia cengeng dan akhirnya mata gelap. Kesatuan dan integritas itu amat penting dan perlu dibayar dengan mahal.

Allah Tuhanku, Putra-Mu telah menyatukan kembali diriku dengan Dikau berkat darah-Nya di kayu salib. Janganlah biarkan aku terpisah dari-Mu. Amin.

[Ziarah Batin 2009, Renungan dan Catatan Harian]
[Bacaan KS: RUAH]



Photobucket

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy