Kamis, 05 Februari 2009
Pw. St. Agata, Perawan Martir
"Kasihilah Tuhan, Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu." --- Mat 22:37
Bacaan Pertama
Pembacaan dari surat kepada orang Ibrani (12:18-19.21-24)
"Kalian telah datang ke bukit Sion dan kota Allah yang hidup."
18 Saudara-saudara, sebab kamu tidak datang kepada gunung yang dapat disentuh dan api yang menyala-nyala, kepada kekelaman, kegelapan dan angin badai, 19 kepada bunyi sangkakala dan bunyi suara yang membuat mereka yang mendengarnya memohon, supaya jangan lagi berbicara kepada mereka,21 Dan sangat mengerikan pemandangan itu, sehingga Musa berkata: "Aku sangat ketakutan dan sangat gemetar."22 Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah, 23 dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna, 24 dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Dalam bait-Mu, ya Allah, kami mengenangkan kasih-Mu.
Ayat. (Mzm 48:2-3ab.3cd-4.9.10-11)
1. Agunglah Tuhan dan sangat terpuji di kota Allah kita! Gunung-Nya yang kudus, yang menjulang permai, adalah kegirangan bagi seluruh bumi.
2. Gunung Sion, pusat kawasan utara, itulah kota Raja Agung. Dalam puri-purinya Allah memperkenalkan diri sebagai benteng.
3. Apa yang kita dengar, sungguh kita lihat, di kota Tuhan semesta alam, di kota Allah kita; Allah menegakkannya untuk selama-lamanya. 4.Dalam bait-Mu, ya Allah, kami renungkan kasih-setia-Mu. Nama-Mu, ya Allah, sampai ke ujung bumi; demikian pulalah kemasyhuran-Mu; tangan kanan-Mu penuh dengan keadilan.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Kerajaan Allah sudah dekat. Percayalah kepada Injil.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:7-13)
"Yesus mengutus murid-murid-Nya."
7 Sekali peristiwa, Yesus memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat, 8 dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, rotipun jangan, bekalpun jangan, uang dalam ikat pinggangpun jangan, 9 boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju. 10 Kata-Nya selanjutnya kepada mereka: "Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu. 11 Dan kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka." 12 Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat, 13 dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.
Renungan
Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Agata, perawan dan martir, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
- Dipanggil menjadi murid-murid Yesus, Kristen atau Katolik atau orang beriman berarti diberi tugas untuk "memberitakan bahwa orang harus bertobat". Tentu saja sebagai yang terpanggil senantiasa dalam keadaan 'bertobat' alias baik, suci, sebagaimana Agata, gadis cantik, yang setia kepada kemurnian atau keperawanannya serta tidak bersedia berbuat jahat, meskipun dengan itu ia harus menjalani siksaan berat sampai mati. Setia dan taat pada iman pasti akan menghadapi aneka penolakan, ejekan atau tantangan yang dapat melemahkan atau menghancurkan iman kita. "Keperawanan Kristen ialah hidup selibater yang dijalankan secara sukarela sebagai jawaban terhadap panggilan pribadi Allah" ( Xavier Leon ¡V Dufour: Ensiklopedi Perjanjian Baru, Kanisius ¡V Yogyakarta 1990, hal 436). Kiranya tidak semua dari kita atau mayoritas dari kita tidak hidup selibat, namun marilah kita tanggapi ajakan atau panggilan untuk "hidup suci atau baik secara sukarela sebagai jawaban terhadap panggilan pribadi Allah". Secara khusus saya ingatkan dan ajak rekan muda-mudi untuk setia kepada 'keperawanan'nya dengan tidak berhubungan seks sebelum perkawinan atau menjadi suami-isteri, sedangkan kepada para suami-isteri mapun mereka yang terpanggil sebagai imam, bruder atau suster hendaknya setia pada panggilannya alias tidak menyeleweng, lebih-lebih dalam hal kehidupan seksual. Pelanggaran atau penyelewengan seksual pertama kali atau selanjutnya mungkin sulit diketahui, tetapi rasanya ketika orang tidak tertib dalam hal harta benda atau uang dapat diduga yang bersangkutan telah hidup menyeleweng. Maka baiklah kita hayati nasihat St.Ignatius Loyola bahwa 'keutamaan atau kaul kemiskinan adalah ibu dan benteng hidup beriman atau membiara', jika orang setia pada pengelolaan atau pengurusan harta benda dan uang kiranya yang bersangkutan juga setia pada panggilan dan tugas pengutusannya, sebaliknya jika tidak setia pada pengelolaan harta benda atau uang maka dapat dipastikan bahwa yang bersangkutan telah melanggar janji-janji yang telah diikrarkan, entah keperawanan atau ketaatan.
- "Kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah, dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna," (Ibr 12:22-23). Kutipan ini layak menjadi permenungan dan refleksi kita bersama. Ketika kita dibaptis, mengikrarkan kaul atau janji perkawinan atau sumpah, dst.. berarti kita "sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah", malaikat-malaikat senantiasa menyertai dan mendampingi perjalanan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita. Penyertaan dan pendampingan para malaikat antara lain menjadi nyata dalam aneka nasihat, saran, petuah, kritik, ejekan dst..yang telah dan sering kita terima dari saudara-saudari kita atau orangtua dan para pendidik/guru kita. Maka marilah dengan rendah hati, jiwa besar dan hati rela berkorban melaksanakan atau menghayati aneka nasihat, saran, petuah, dst.. dalam hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita, jika kita mendambakan hidup damai sejahtera, bahagia lahir dan batin. Nama kita masing-masing telah terdaftar di sorga, maka hendaknya jangan dicemari dengan berbagai bentuk kejahatan atau dosa. Marilah saling mengingatkan dan menegor ketika ada di antara kita bertindak mencemarkan nama baik kita masing-masing, dan ketika kita diingatkan atau ditegorkan hendaknya ditanggapi dengan terima kasih dan rendah hati.
[Ignatius Sumarya, SJ]
st-andreas.or.id
Anda ingin mengirimkan renungan kepada RenunganPagi.blogspot.com secara khusus ataupun secara bacaan harian, silahkan kirimkan melalui comment atau email untuk dapat di post kan disini.