Sabtu, 07 Februari 2009

Catatan: Renungan Minggu, 08 Februari 2009 berada di bawah post Sabtu, 07 Februari 2009. Mohon maaf atas tidak kenyamanannya.


Sabtu, 07 Februari 2009
Hari Biasa Pekan IV


Doa Renungan
Allah Bapa yang mahabaik, kami telah Kaupanggil untuk bersatu dengan Dikau dan dengan sesama kami satu sama lain. Itulah pula yang menjadi cita-cita kami. Teguhkanlah kami, agar kami tetap setia pada panggilan kami. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari surat kepada orang Ibrani (13:15-17.20-21)

"Semoga Allah damai sejahtera melengkapi kamu dengan segala yang baik."

15 Saudara-saudara, marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya. 16 Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah. 17 Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu. 18 Berdoalah terus untuk kami; sebab kami yakin, bahwa hati nurani kami adalah baik, karena di dalam segala hal kami menginginkan suatu hidup yang baik. 20 Maka Allah damai sejahtera, yang oleh darah perjanjian yang kekal telah membawa kembali dari antara orang mati Gembala Agung segala domba, yaitu Yesus, Tuhan kita, 21 kiranya memperlengkapi kamu dengan segala yang baik untuk melakukan kehendak-Nya, dan mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan kepada-Nya, oleh Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 646/ 849
Ref. Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ayat
(23:1.3a.4b.5.6)
1. Tuhanlah gembalaku, aku takkan berkekurangan. Ia membaringkan daku di padang rumput yang hijau. Ia membimbing aku ke air yang tenang, dan menyegarkan daku.
2. Ia menuntun aku di jalan yang lurus, demi nama-Nya yang kudus. Sekalipun berjalan dalam lembah yang kelam, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku. Tongkat gembalaanmu, itulah yang menghibur aku.
3. Engkau menyediakan hidangan bagiku di hadapan segala lawanku. Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak, pialaku penuh berlimpah.
4.Kerelaan dan kemurahan-Mu mengiringi aku seumur hidupku. Aku akan diam di dalam rumah Tuhan sepanjang masa.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:30-34)

"Mereka itu bagaikan domba-domba tak bergembala."

30 Kemudian rasul-rasul itu kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. 31 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!" Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makanpun mereka tidak sempat. 32 Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. 33 Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat mereka dan mengetahui tujuan mereka. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu sehingga mendahului mereka. 34 Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.

Renungan

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:


- Cari pekerjaan atau cari uang? Berlomba merebut kedudukan dan jabatan untuk melayani atau menguasai? Hendak belajar atau cari nilai?, Dst.. Sikap mental materialistis dan bisnis yang menjiwai hampir di semua bidang kehidupan bersama masa kini rasanya telah menjungkir-balikkan banyak hal, antara lain: karya-karya sosial, keagamaan, pendidikan dst. berubah menjadi karya bisnis. Apa yang terjadi masa kini rasanya merupakan buah karya pendidikan dimana entah para pengelola sekolah, guru maupun peserta didik lebih mengusahakan dan mengutamakan keunggulan 'nilai/angka' alias kecerdasan intelektual daripada kecerdasan spiritual. "Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari", demikian pesan atau sabda Yesus. Pesan atau sabda ini dapat kita laksanakan atau wujudkan dengan bekerja baik bukan hanya cari uang, melayani bukan menguasai, belajar bukan cari nilai, dst.. Maka kepada para pelajar atau mahasiwa kami ingatkan dan ajak untuk belajar sebaik mungkin, sehingga terampil dalam belajar, kepada pekerja hendaknya bekerja sebaik mungkin sehingga terampil bekerja, kepada para pejabat hendaknya melayani sebaik mungkin bukan menguasai, dst.. Semangat atau jiwa ramah dan lemah lembut serta gembira hendaknya dihayati oleh para dokter dan tenaga medis di rumah sakit dalam melaksanakan tugas pekerjaan dan pengutusannya. Para pengelola sekolah, guru maupun para peserta didik hendaknya lebih mengusahakan dan mengutamakan agar para peserta didik tumbuh berkembanng menjadi manusia yang baik, yang berbudi pekerti luhur. Tidak ketinggalan kami ingatkan para orangtua maupun penentu kebijakan hidup bersama hendaknya mengutamakan pendidikan dan pembinaan anak-anak atau generasi muda.

- "Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya. Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah" (Ibr 13:15-16). "Janganlah lupa berbuat baik dan memberi bantuan", inilah yang harus kita hayati atau laksanakan dalam hidup dan tugas pekerjaan setiap hari. Jika kita jujur dan terbuka mawas diri rasanya kita semua telah menerima kabaikan dan bantuan melimpah ruah dari orang lain sebagai perwujudan kasih mereka kepada kita. Begitu banyak orang telah mempersembahkan diri/korban bagi hidup dan kebahagiaan kita, sehingga kita dapat hidup, tumbuh berkembang sebagaimana adanya saat ini. Maka selayaknya kita bersyukur dan berterima kasih atas semuanya itu dan mewujudkan syukur dan terima kasih dengan berbuat baik dan memberi bantuan kepada orang lain; dengan demikian hidup bersama akan ditandai atau diwarnai dengan saling berbuat baik dan saling membantu atau bergotong-royong. Maka baiklah sebagai warganegara Indonesia marilah dengan bergotong-royong kita wujudkan sila kelima dari Panca Sila ini: "Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia". Sekali lagi kami ingatkan dan ajak para pengusaha dan penentu kebijakan hidup bernegara dan berbangsa untuk senantiasa berpihak pada dan bersama dengan rakyat, lebih-lebih mereka yang miskin dan berkekurangan; jauhkan aneka bentuk keserakahan dan hidup berfoya-foya atau memperkaya diri sendiri. Ingat bahwa kekayaan yang anda miliki dan kuasai saat ini adalah berasal dari rakyat, maka selayaknya dikembalikan kepada rakyat. Salah satu tanda kesuksesan atau keberhasilan pemerintahan antara lain kesejahteraan dan kebahagiaan semua warganegara.

"TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku." (Mzm 23:1-4)
Photobucket

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy