Kamis, 05 Maret 2009
Hari Biasa Pekan I Prapaskah
Doa Renungan Pagi
Ya Bapa, Engkaulah sumber kehidupan dan penghiburan kami. Hari ini Putera-Mu mengajar kami tentang kebaikan. Bapa yang jahat saja tahu memberi yang baik kepada anak-anaknya apalagi Bapa yang di Surga. Ya Bapa, hari ini aku mohon padamu, berilah aku kebijaksanaan agar dapat membedakan mana yang baik dan buruk. Berilah juga keselamatan agar hari ini dapat kulalui dengan baik. Doa ini kami mohon dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Ester (4:10a.10c-12.17-19)
"Padaku tidak ada seorang penolong selain Engkau, ya Tuhan."
Di kala bahaya mau menyerang, Ratu Ester pun berlindung pada Tuhan. Ia memohon kepada Tuhan, Allah Israel, katanya, "Ya Tuhan, Raja kami, Engkaulah yang tunggal. Tolonglah aku yang seorang diri ini. Padaku tidak ada seorang penolong selain Engkau, sebab bahaya maut mendekati diriku. Sejak masa kecilku telah kudengar dalam keluarga bapaku bahwa Engkau, ya Tuhan, telah memilih Israel dari antara sekalian bangsa, dan nenek moyang kami telah Kaupilih dari antara sekalian leluhurnya, supaya mereka menjadi milik abadi bagi-Mu; dan telah Kaulaksanakan bagi mereka apa yang telah Kaujanjikan. Ingatlah, ya Tuhan, dan sudilah menampakkan diri-Mu di waktu kesesakan kami. Berikanlah kepadaku keberanian, ya Raja para allah dan Penguasa sekalian kuasa! Taruhlah perkataan sedap di dalam mulutku terhadap singa itu, dan ubahlah hatinya sehingga menjadi benci kepada orang-orang yang memerangi kami, supaya orang itu serta semua yang sehaluan dengannya menemui ajalnya. Tetapi selamatkanlah kami ini dengan tangan-Mu, dan tolonglah aku yang seorang diri ini, yang tidak mempunyai seorang pun selain Engkau, ya Tuhan."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Pada hari aku berseru, Engkau menjawab aku, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 138:1-2a,2bc-3,7c-8)
1. Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hati, di hadapan para dewata aku akan bermazmur bagi-Mu. Aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus.
2. Aku memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu, sebab Kaubuat nama-Mu, dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.
3. Tuhan, tangan kanan-Mu menyelamatkan daku, Engkau akan menyelesaikan segalanya bagiku! Ya Tuhan, kasih setia-Mu kekal abadi, janganlah Kautinggalkan buatan tangan-Mu!
Bait Pengantar Injil PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (7:7-12)
"Setiap orang yang meminta akan menerima."
Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Mintalah, maka kamu akan diberi; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta akan menerima, setiap orang yang mencari akan mendapat, dan setiap orang yang mengetuk, baginya pintu akan dibukakan. Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberikan yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di surga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya." Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
- Orangtua atau bapak-ibu pasti akan memberikan apa yang baik kepada anak-anaknya serta tidak akan mencelakakan anak-anaknya. Kita, manusia, adalah ciptaan Allah, dan Allah menghendaki agar hidup kita di dunia ini bahagia, selamat dan sejahtera serta kelak ketika dipanggil Tuhan/meninggal dunia hidup mulia kembali bersama Allah di sorga. Agar apa yang menjadi kehendak Allah ini menjadi nyata atau terwujud kepada kita dianugerahi aneka kemampuan dan keterampilan untuk mengusahakannya, maka selain harus bekerja keras kiranya kita juga sering berdoa, ‘ora et labora’. Hanya mengandalkan kemampuan manusia belaka kiranya apa yang menjadi kehendak Allah akan sulit terlaksana, maka kita tidak boleh meninggalkan atau mengabaikan hidup doa. Berdoa berarti mengarahkan hati sepenuhnya kepada Allah dan mungkin juga disertai ungkapan isi hati berupa permohonan, syukur atau pujian kepadaNya. Yang perlu kita perhatikan kiranya isi permohonan dalam berdoa: hendaknya mohon kepada Allah ‘apa yang baik’ dan apa yang disebut baik senantiasa berlaku umum atau universal, maka hendaknya jangan hanya mohon demi kepentingan diri sendiri atau kelompok sendiri. Di dalam doa umat dalam Perayaan Ekaristi, sebagaimana tertulis dalam buku liturgi, dapat kita lihat ada 4 (empat) isi doa, yaitu: berdoa bagi para pemimpin Negara atau bangsa serta masyarakat, bagi para pimimpin agama/Gereja, bagi mereka yang miskin dan berkekarangan dan bagi diri kita sendiri. Apa yang dimohon dalam doa-doa tersebut adalah demi keselamatam dan kebahagiaan umum, maka hendaknya jika kita berdoa juga mohon bagi 4 (empat) kepentingan tersebut. Kita mohon agar para pemimpin masyarakat maupun agama senantiasa mengusahakan keselamatan dan kebahagiaan rakyat atau umatnya, mohon agar mereka yang miskin dan berkekurangan memperoleh perhatian yang memadai dan baru mohon bagi kepentingan diri kita sendiri.
- "Semua pegawai raja serta penduduk daerah-daerah kerajaan mengetahui bahwa bagi setiap laki-laki atau perempuan, yang menghadap raja di pelataran dalam dengan tiada dipanggil, hanya berlaku satu undang-undang, yakni hukuman mati. Hanya orang yang kepadanya raja mengulurkan tongkat emas, yang akan tetap hidup. Dan aku selama tiga puluh hari ini tidak dipanggil menghadap raja.” (Est 4:11). Emas merupakan logam termulia, ketika dibakar tidak musnah melainkan semakin murni dan sejati. “Hanya orang yang kepadanya raja mengulurkan tongkat emas, yang akan tetap hidup”, kata-kata ini kiranya merupakan symbol bahwa siapapun yang menerima anugerah atau rahmat Allah pasti akan hidup selama-lamanya. Apa yang disebut ‘menerima’ hemat saya tidak hanya pasif atau menunggu saja, melainkan kreatif dan proaktif dengan membuka hati, jiwa, akal budi dan tubuh alias ‘mendengarkan dengan sepenuh hati’. Sikap inilah yang dibutuhkan dalam berdoa, dimana pertama-tama dan terutama orang menghadirkan diri sepenuhnya di hadirat llahi/Allah dengan sikap penyerahan diri. Memang untuk itu perlu persiapan yang baik dan memadai. Dalam bahasa Latihan Rohani St.Ignatius Loyola hal ini disebut ‘compositio loci’ Compositio antara lain berarti berarti menyusun, maka mengawali doa kita diharapkan menempatkan diri dalam susunan lingkungan di mana kita berada, fungsi kita masing-masing di dalam lingkungan hidup. Kita menyadari dan menghayati kehadiran Allah di dalam lingkungan hidup kita dan kemudian mendengarkan apa kehendak Allah bagi kita dalam lingkungan hidup tersebut. “Deus semper maior es” = Tuhan Allah senantiasa lebih besar dari segalanya, maka ketika kita dapat mendengarkan kehendak Tuhan Allah pasti akan dipengaruhiNya, dan mau tidak mau harus melaksanakan kehendakNya, yaitu hidup dan bertndak demi keselamatan jiwa saya sendiri maupun sesama manusia.
[Ignatius Sumarya, SJ]
Hari Biasa Pekan I Prapaskah
Doa Renungan Pagi
Ya Bapa, Engkaulah sumber kehidupan dan penghiburan kami. Hari ini Putera-Mu mengajar kami tentang kebaikan. Bapa yang jahat saja tahu memberi yang baik kepada anak-anaknya apalagi Bapa yang di Surga. Ya Bapa, hari ini aku mohon padamu, berilah aku kebijaksanaan agar dapat membedakan mana yang baik dan buruk. Berilah juga keselamatan agar hari ini dapat kulalui dengan baik. Doa ini kami mohon dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Ester (4:10a.10c-12.17-19)
"Padaku tidak ada seorang penolong selain Engkau, ya Tuhan."
Di kala bahaya mau menyerang, Ratu Ester pun berlindung pada Tuhan. Ia memohon kepada Tuhan, Allah Israel, katanya, "Ya Tuhan, Raja kami, Engkaulah yang tunggal. Tolonglah aku yang seorang diri ini. Padaku tidak ada seorang penolong selain Engkau, sebab bahaya maut mendekati diriku. Sejak masa kecilku telah kudengar dalam keluarga bapaku bahwa Engkau, ya Tuhan, telah memilih Israel dari antara sekalian bangsa, dan nenek moyang kami telah Kaupilih dari antara sekalian leluhurnya, supaya mereka menjadi milik abadi bagi-Mu; dan telah Kaulaksanakan bagi mereka apa yang telah Kaujanjikan. Ingatlah, ya Tuhan, dan sudilah menampakkan diri-Mu di waktu kesesakan kami. Berikanlah kepadaku keberanian, ya Raja para allah dan Penguasa sekalian kuasa! Taruhlah perkataan sedap di dalam mulutku terhadap singa itu, dan ubahlah hatinya sehingga menjadi benci kepada orang-orang yang memerangi kami, supaya orang itu serta semua yang sehaluan dengannya menemui ajalnya. Tetapi selamatkanlah kami ini dengan tangan-Mu, dan tolonglah aku yang seorang diri ini, yang tidak mempunyai seorang pun selain Engkau, ya Tuhan."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Pada hari aku berseru, Engkau menjawab aku, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 138:1-2a,2bc-3,7c-8)
1. Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hati, di hadapan para dewata aku akan bermazmur bagi-Mu. Aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus.
2. Aku memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu, sebab Kaubuat nama-Mu, dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.
3. Tuhan, tangan kanan-Mu menyelamatkan daku, Engkau akan menyelesaikan segalanya bagiku! Ya Tuhan, kasih setia-Mu kekal abadi, janganlah Kautinggalkan buatan tangan-Mu!
Bait Pengantar Injil PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (7:7-12)
"Setiap orang yang meminta akan menerima."
Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Mintalah, maka kamu akan diberi; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta akan menerima, setiap orang yang mencari akan mendapat, dan setiap orang yang mengetuk, baginya pintu akan dibukakan. Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberikan yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di surga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya." Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
- Orangtua atau bapak-ibu pasti akan memberikan apa yang baik kepada anak-anaknya serta tidak akan mencelakakan anak-anaknya. Kita, manusia, adalah ciptaan Allah, dan Allah menghendaki agar hidup kita di dunia ini bahagia, selamat dan sejahtera serta kelak ketika dipanggil Tuhan/meninggal dunia hidup mulia kembali bersama Allah di sorga. Agar apa yang menjadi kehendak Allah ini menjadi nyata atau terwujud kepada kita dianugerahi aneka kemampuan dan keterampilan untuk mengusahakannya, maka selain harus bekerja keras kiranya kita juga sering berdoa, ‘ora et labora’. Hanya mengandalkan kemampuan manusia belaka kiranya apa yang menjadi kehendak Allah akan sulit terlaksana, maka kita tidak boleh meninggalkan atau mengabaikan hidup doa. Berdoa berarti mengarahkan hati sepenuhnya kepada Allah dan mungkin juga disertai ungkapan isi hati berupa permohonan, syukur atau pujian kepadaNya. Yang perlu kita perhatikan kiranya isi permohonan dalam berdoa: hendaknya mohon kepada Allah ‘apa yang baik’ dan apa yang disebut baik senantiasa berlaku umum atau universal, maka hendaknya jangan hanya mohon demi kepentingan diri sendiri atau kelompok sendiri. Di dalam doa umat dalam Perayaan Ekaristi, sebagaimana tertulis dalam buku liturgi, dapat kita lihat ada 4 (empat) isi doa, yaitu: berdoa bagi para pemimpin Negara atau bangsa serta masyarakat, bagi para pimimpin agama/Gereja, bagi mereka yang miskin dan berkekarangan dan bagi diri kita sendiri. Apa yang dimohon dalam doa-doa tersebut adalah demi keselamatam dan kebahagiaan umum, maka hendaknya jika kita berdoa juga mohon bagi 4 (empat) kepentingan tersebut. Kita mohon agar para pemimpin masyarakat maupun agama senantiasa mengusahakan keselamatan dan kebahagiaan rakyat atau umatnya, mohon agar mereka yang miskin dan berkekurangan memperoleh perhatian yang memadai dan baru mohon bagi kepentingan diri kita sendiri.
- "Semua pegawai raja serta penduduk daerah-daerah kerajaan mengetahui bahwa bagi setiap laki-laki atau perempuan, yang menghadap raja di pelataran dalam dengan tiada dipanggil, hanya berlaku satu undang-undang, yakni hukuman mati. Hanya orang yang kepadanya raja mengulurkan tongkat emas, yang akan tetap hidup. Dan aku selama tiga puluh hari ini tidak dipanggil menghadap raja.” (Est 4:11). Emas merupakan logam termulia, ketika dibakar tidak musnah melainkan semakin murni dan sejati. “Hanya orang yang kepadanya raja mengulurkan tongkat emas, yang akan tetap hidup”, kata-kata ini kiranya merupakan symbol bahwa siapapun yang menerima anugerah atau rahmat Allah pasti akan hidup selama-lamanya. Apa yang disebut ‘menerima’ hemat saya tidak hanya pasif atau menunggu saja, melainkan kreatif dan proaktif dengan membuka hati, jiwa, akal budi dan tubuh alias ‘mendengarkan dengan sepenuh hati’. Sikap inilah yang dibutuhkan dalam berdoa, dimana pertama-tama dan terutama orang menghadirkan diri sepenuhnya di hadirat llahi/Allah dengan sikap penyerahan diri. Memang untuk itu perlu persiapan yang baik dan memadai. Dalam bahasa Latihan Rohani St.Ignatius Loyola hal ini disebut ‘compositio loci’ Compositio antara lain berarti berarti menyusun, maka mengawali doa kita diharapkan menempatkan diri dalam susunan lingkungan di mana kita berada, fungsi kita masing-masing di dalam lingkungan hidup. Kita menyadari dan menghayati kehadiran Allah di dalam lingkungan hidup kita dan kemudian mendengarkan apa kehendak Allah bagi kita dalam lingkungan hidup tersebut. “Deus semper maior es” = Tuhan Allah senantiasa lebih besar dari segalanya, maka ketika kita dapat mendengarkan kehendak Tuhan Allah pasti akan dipengaruhiNya, dan mau tidak mau harus melaksanakan kehendakNya, yaitu hidup dan bertndak demi keselamatan jiwa saya sendiri maupun sesama manusia.
[Ignatius Sumarya, SJ]