Hari Biasa Pekan III Paskah
Yesus bersabda, "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. (Yohanes 6:35)
Doa Renungan
Tuhan Yesus, hidup-Mu memberikan kepada dunia ini kehidupan yang sesungguhnya. Semoga berkat bantuan-Mu hari ini kami makin membaktikan diri bagi sesama seperti teladan-Mu sendiri. Semoga terdorong oleh sakramen Ekaristi yang telah kami terima, menjadikan diri kami batu-batu yang hidup dan semangat yang menggelorakan kehidupan sesama kami. Sebab Engkaulah Tuhan pengantara kami. Amin.
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (7:51-8:1a)
"Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku."
51 Di hadapan sidang Mahkamah Agama Yahudi Stefanus berkata kepada Imam Besar, para penatua dan ahli Taurat, "Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu. 52 Siapakah dari nabi-nabi yang tidak dianiaya oleh nenek moyangmu? Bahkan mereka membunuh orang-orang yang lebih dahulu memberitakan tentang kedatangan Orang Benar, yang sekarang telah kamu khianati dan kamu bunuh. 53 Kamu telah menerima hukum Taurat yang disampaikan oleh malaikat-malaikat, akan tetapi kamu tidak menurutinya."54 Ketika anggota-anggota Mahkamah Agama itu mendengar semuanya itu, sangat tertusuk hati mereka. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi. 55 Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. 56 Lalu katanya: "Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah." 57 Maka berteriak-teriaklah mereka dan sambil menutup telinga serentak menyerbu dia. 58 Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus.59 Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku." 60 Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: "Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!" Dan dengan perkataan itu meninggallah Stefanus. 1a Saulus juga setuju, bahwa Stefanus mati dibunuh.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Ke dalam tangan-Mu, Tuhan, kuserahkan nyawaku.
Ayat. (Mzm 31:3-4.6.7.8)
1. Jadilah bagiku gunung batu tempat berlindung, dan kubu pertahanan untuk menyelamatkan daku! Sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku; oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntut dan membimbing aku.
2. Ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia. Tetapi aku percaya kepada Tuhan, aku akan bersorak-sorai dan bersukacita karena kasih setia-Mu.
3. Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu! Engkau menyembunyikan mereka dalam naungan wajah-Mu terhadap persekongkolan orang-orang.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Akulah roti hidup, sabda Tuhan; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:30-35)
"Bukan Musa yang memberi kamu roti dari surga, melainkan Bapa-Kulah yang memberi kamu roti yang benar dari surga."
30 Di rumah ibadat di Kapernaum orang banyak berkata kepada Yesus, "Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan? 31 Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari sorga." 32 Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga. 33 Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia."34 Maka kata mereka kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa." 35 Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Barangsiapa datang kepada-Ku ia tidak akan lapar lagi dan barangsiapa percaya kepada-Ku ia tidak akan haus lagi
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
- “Tidak haus dan tidak lapar” secara spiritual atau rohani kiranya menjadi dambaan atau kerinduan semua orang di dalam aneka kesibukan, pekerjaan atau pelayanan. Namun dalam kenyataan, karena aneka tantangan dan hambatan, apa yang didambakan dan dirindukan tersebut sulit menjadi kenyataan. Mengapa? Mungkin karena mereka lebih mengikuti selera atau kehendak sendiri, seenaknya sendiri dan tidak sesuai dengan kehendak Tuhan di dalam hidup, bekerja atau belajar.
Sabda Yesus hari ini mengajak kita semua untuk “datang kepada-Nya”, jika kita menghendaki dambaan atau kerinduan tersebut segera menjadi kenyataan atau terwujud. Datang kepada Yesus antara lain dapat kita wujudkan atau hayati dengan setia pada janji-janji yang pernah kita ikrarkan serta melaksanakan aneka tuntunan dan aturan yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing.
Maka kami berharap rumus-rumus janji yang pernah kita ikrarkan tersebut setiap hari dibaca kembali dan direnungkan sebagai bahan mawas diri sejauh mana pada hari ini saya telah berhasil atau gagal menghayati janji tersebut.
Manfaatkan kesempatan pemeriksaan batin, bagian dari doa harian/malam, untuk mawas diri dalam hal penghayatan janji-janji yang pernah kita ikrarkan. Jika kita setia melakukan pemeriksaan batin dengan benar setiap hari, kiranya kita akan terampil dalam hal pembedaan roh atau spiritual discernment, suatu keterampilan yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan beriman atau beragama masa kni dan selanjutnya. Kita akan terampil untuk memilih ‘makanan dan minuman’, anaka tawaran yang menuntun kita untuk menjadi gembira dan bahagia sebagai orang beriman.
- "Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!" (Kis 7:60) , demikian doa Stefanus terakhir, sebelum meninggal dunia karena dilempari batu oleh ‘musuh-musuhnya’.Banyak orang yang buta hati dan jiwanya sering dengan mudah menyakiti, membunuh atau melecehkan orang lain seenaknya. Dan mungkin sebagai orang yang setia pada iman, panggilan dan tugas pengutusan, kita juga sering menghadapi aneka bentuk pelecehan, ejekan, sapaan atau perlakuan yang menyakitkan serta membawa kita ke kematian. Sadari dan hayatilah bahwa karena kebutaan hati dan jiwa mereka, mereka sebenarnya tidak salah menyakiti atau melecehkan kita.
Doa Stefanus ini kiranya senada dengan doa Yesus di kayu salib, yang mendoakan mereka yang menyalibkan-Nya: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (Luk 23:34).
Kita dipanggil untuk meneladan Yesus atau Stefanus. Mungkin kesakitan dan derita atau pelecehan yang kita alami tidak seberat seperti yang dialami Yesus atau Stefanus, karena hanya berupa kata-kata atau penolakan. Misalnya sebagai orangtua merasa tidak ditaati oleh anak-anaknya, sebagai suami atau isteri merasa kurang diperhatikan oleh pasangannya, sebagai pegawai kurang diperhatikan oleh atasannya, sebagai guru yang sedang mengajar kurang didegarkan oleh para peserta didik, dst..
Kami berharap bahwa kita yang lebih tahu atau lebih dewasa dalam hal kepribadian, iman atau beragama, berani menjadi teladan dalam hal penghayatan kasih pengampunan, sebagaimana dilakukan oleh Yesus maupun Stefanus.
Jadikan aneka kesempatan dilecehkan, dihina, kurang diperhatikan dst.. sebagai kesempatan emas untuk berdoa, semakin mempercayakan diri sepenuhnya kepada Penyelenggaraan Ilahi, kepada Tuhan. Rasanya hal ini sudah sering dilakukan oleh banyak orang: ingat akan berdoa ketika sedang menderita.
Ignatius Sumarya, SJ