| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Senin, 04 Mei 2009, Hari Biasa Pekan IV Paskah

Senin, 04 Mei 2009
Hari Biasa Pekan IV Paskah

"Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan."

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahapengasih, dalam banyak kesempatan, iman kami diuji dan kami harus berani mengambil pilihan dan keputusan yang tepat, agar hidup kami terarah dengan pasti. Semoga iman akan kebangkitan Yesus memotivasi kami untuk hidup dalam kegembiraan. Kami berharap kesaksian hidup yang demikian, menjadi jalan untuk menghadirkan kerajaan-Mu di zaman sekarang. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (11:1-8)

"Jadi kepada bangsa-bangsa lain pun Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup."


1 Rasul-rasul dan saudara-saudara di Yudea mendengar, bahwa bangsa-bangsa lain juga menerima firman Allah. 2 Ketika Petrus tiba di Yerusalem, orang-orang dari golongan yang bersunat berselisih pendapat dengan dia. 3 Kata mereka: "Engkau telah masuk ke rumah orang-orang yang tidak bersunat dan makan bersama-sama dengan mereka." 4 Tetapi Petrus menjelaskan segala sesuatu berturut-turut, katanya: 5 "Aku sedang berdoa di kota Yope, tiba-tiba rohku diliputi kuasa ilahi dan aku melihat suatu penglihatan: suatu benda berbentuk kain lebar yang bergantung pada keempat sudutnya diturunkan dari langit sampai di depanku. 6 Aku menatapnya dan di dalamnya aku lihat segala jenis binatang berkaki empat dan binatang liar dan binatang menjalar dan burung-burung. 7 Lalu aku mendengar suara berkata kepadaku: Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah! 8 Tetapi aku berkata: Tidak, Tuhan, tidak, sebab belum pernah sesuatu yang haram dan yang tidak tahir masuk ke dalam mulutku. 9 Akan tetapi untuk kedua kalinya suara dari sorga berkata kepadaku: Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram! 10 Hal itu terjadi sampai tiga kali, lalu semuanya ditarik kembali ke langit. 11 Dan seketika itu juga tiga orang berdiri di depan rumah, di mana kami menumpang; mereka diutus kepadaku dari Kaisarea. 12 Lalu kata Roh kepadaku: Pergi bersama mereka dengan tidak bimbang! Dan keenam saudara ini menyertai aku. Kami masuk ke dalam rumah orang itu, 13 dan ia menceriterakan kepada kami, bagaimana ia melihat seorang malaikat berdiri di dalam rumahnya dan berkata kepadanya: Suruhlah orang ke Yope untuk menjemput Simon yang disebut Petrus. 14 Ia akan menyampaikan suatu berita kepada kamu, yang akan mendatangkan keselamatan bagimu dan bagi seluruh isi rumahmu. 15 Dan ketika aku mulai berbicara, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, sama seperti dahulu ke atas kita. 16 Maka teringatlah aku akan perkataan Tuhan: Yohanes membaptis dengan air, tetapi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus. 17 Jadi jika Allah memberikan karunia-Nya kepada mereka sama seperti kepada kita pada waktu kita mulai percaya kepada Yesus Kristus, bagaimanakah mungkin aku mencegah Dia?" 18 Ketika mereka mendengar hal itu, mereka menjadi tenang, lalu memuliakan Allah, katanya: "Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 843
Ref. Jiwaku, haus, pada-Mu Tuhan, ingin melihat wajah Allah.
Ayat.
(Mzm 42:2-3; 43:3-4)
1. Seperti rusa merindukan sungai berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. Jiwaku haus akan Allah, akan Allah yang hidup! Bilakah aku boleh datang melihat Allah.
2. Suruhlah terang dan kesetiaan-Mu datang, supaya aku dituntun dan dibawa ke gunung-gunung yang kudus dan ke tempat kediaman-Mu!
3. Maka aku dapat pergi ke mezbah Allah, menghadap Allah, sukacita dan kegembiraanku, dan bersyukur kepada-Mu dengan kecapi, ya Allah, ya Allahku!

Bait Pengantar Injil PS 959
Ref. Alleluya
Ayat.
Akulah gembala yang baik, sabda Tuhan, Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku. (Yoh 10:14)

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (10:1-10)

"Akulah pintu kepada domba-domba."

1 Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang-orang Farisi, "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok; 2 tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba. 3 Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. 4 Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. 5 Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal." 6 Itulah yang dikatakan Yesus dalam perumpamaan kepada mereka, tetapi mereka tidak mengerti apa maksudnya Ia berkata demikian kepada mereka. 7 Maka kata Yesus sekali lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu. 8 Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka. 9 Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. 10 Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


Saudara-saudari terkasih, berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Ketika Paus Yohanes Paulus II mengadakan kunjungan pastoral di Indonesia, khususnya di Yogyakarta bagi umat dan masyarakat wilayah Keuskupan Agung Semarang, waktunya berdekatan dengan kunjungan kerja presiden RI di Semarang, Jawa Tengah. Ada sekelumit pengalaman menarik sekitar kunjungan tersebut: ketika presiden berkunjung di Semarang, khususnya pada hari ‘H’ cukup banyak pengemudi becak atau pedagang kaki lima pada hari itu harus ‘berpuasa’ karena tidak boleh kerja, jalanan harus ‘bersih’, sebaliknya dampak dari kunjungan pastoral Paus antara lain umat merasa puas, para pedagang kaki lima di daerah Yogya panen keuntungan/ pendapatannya berlipat ganda, para pejabat terkait menerima kenaikan pangkat jabatan, dst.. Apa yang terjadi dalam kunjungan pastoral Paus rasanya sejalan dengan sabda dan yang dilakukan oleh Yesus, yaitu: “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan”. Sebagai umat beriman, khususnya yang berpartisipasi dalam karya penggembalaan umat: para pastor, dewan paroki dst.., juga dipanggil untuk meneladan Yesus. Kemana kita pergi atau dimana kita berada diharapkan menggairahkan dan membahagiakan mereka yang kita datangi atau kena dampak keberadaan kita. Agar dapat demikian hendaknya kita datang melalui ‘pintu’ bukan ‘memanjat pagar’, artinya kenali dan sapalah apa yang menjadi hobby atau minat serta kebutuhan dari mereka yang akan kita datangi, sehingga kedatangan kita sungguh menjawab dan menanggapi hobby, miat atau kebutuhan mereka. Marilah kita saling mengenal dan mendatangi dengan rendah hati dan lemah lembut, agar kebersamaan hidup kita berkelimpahan rahmat Tuhan.

· "Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup.” (Kis 11:18b). Pertobatan atau Kabar Baik dikaruniakan oleh Allah kepada semua bangsa, tanpa batas SARA., demikian kesaksian iman umat Perdana/Purba, yang hendaknya juga menjadi kesaksian iman kita. Semua orang menghendaki dan mendambakan hidup damai, selamat dan sejahtera lahir dan batin, jasmani dan rohani.

Salah satu tanda bahwa ‘kehendak Allah mengaruniakan pertobatan kepada semua bangsa’, secara khusus bagi orang Indonesia adalah terwujudnya sila kelima dari Pancasila, yaitu “Keadilan sosial bagi seluruh bangsa Indonesia”. Maka sebagai penghayatan iman kita atas kasih karunia Allah marilah kita bersama-sama mengusahakan kesejahteraan sosial bagi seluruh bangsa. Kesejahteraan akan terwujud jika terjadi keadilan, keadilan sejati akan terjadi jika harkat martabat pribadi manusia dijunjung tinggi dan dihargai sebagaimana mestinya, sebagai ciptaan terluhur di dunia ini, yang diciptakan sebagai ‘gambar atau citra Allah’.

Jika kita cermati berbagai bentuk kekerasan dan pelanggaran hak azasi manusia rasanya masih marak di Indonesia, juga di dalam keluarga sebagai basis hidup bersama. Maka marilah kita berantas dan perangi berbagai bentuk kekerasan dan pelanggaran hak azasi manusia: “bila terjadi kebencian kita bawa cintakasih, bila terjadi penghinaan kita bawa pengampunan, bila terjadi perselisihan kita bawa kerukunan, bila terjadi kebimbangan kita bawa kepastian, bila terjadi kesesatan kita bawa kebenaran, bila terjadi kecemasan kita bawa harapan, bila terjadi kesedihan kita bawa kegembiraan, bila terjadi kegelapan kita bawa terang” (lih PS no 221).


Ignatius Sumarya, SJ


Photobucket

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy