Senin, 11 Mei 2009
Hari Biasa Pekan V Paskah
“Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya dialah yang mengasihi Aku” (Yohanes 14:21)
Doa Renungan
Allah Bapa sumber rahmat, Engkau telah memberikan rahmat melimpah kepada semua orang, khususnya mereka yang mau memegang perintah-Mu dan setia melaksanakannya. Namun kami sadar dalam melaksanakan perintah-Mu untuk mengasihi bukanlah hal yang mudah. Kami seringkali jatuh pada pembenaran diri dan keegoisan kami. Maka utuslah Roh-Mu untuk membuat kami menjadi semakin lebih baik dari hari ke hari. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kisah Para Rasul (14:5-18)
"Kami memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia dan berbalik kepada Allah yang hidup."
Waktu Paulus dan Barnabas berada di Ikonium, orang-orang Ikonium yang telah mengenal Allah dan orang-orang Yahudi bersama-sama dengan pemimpin-pemimpin mereka menimbulkan suatu gerakan untuk menyiksa dan melempari Paulus dan Barnabas dengan batu. Setelah mengetahuinya, menyingkirlah rasul-rasul itu ke kota-kota Likaonia, yaitu Listra dan Derbe dan daerah sekitarnya. Di situ mereka memberitakan Injil. Di Listra ada seorang yang duduk saja, karena lemah kakinya; ia lumpuh sejak dilahirkan dan belum pernah dapat berjalan. Ia duduk mendengarkan, ketika Paulus berbicara. Paulus menatap dia, dan melihat bahwa ia beriman dan dapat disembuhkan. Lalu kata Paulus dengan suara nyaring, "Berdirilah tegak di atas kakimu!" Dan orang itu melonjak berdiri, lalu berjalan kian kemari. Ketika orang banyak melihat apa yang telah diperbuat Paulus, mereka itu berseru dalam bahasa Likaonia. "Dewa-dewa telah turun ke tengah-tengah kita dalam rupa manusia." Barnabas mereka sebut Zeus dan Paulus mereka sebut Hermes, karena Paulus yang berbicara. Maka datanglah imam dewa Zeus, yang kuilnya terletak di luar kota, membawa lembu-lembu jantan dan karangan-karangan bunga ke pintu gerbang kota untuk mempersembahkan korban bersama-sama dengan orang banyak kepada rasul-rasul itu. Mendengar itu, Barnabas dan Paulus mengoyakkan pakaian mereka, lalu terjun ke tengah-tengah orang banyak itu sambil berseru, "Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu! Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. Dalam zaman yang lampau Allah membiarkan semua bangsa menuruti jalannya masing-masing, namun Ia bukan tidak menyatakan diri-Nya dengan berbagai-bagai kebajikan, yaitu dengan menurunkan hujan dari langit dan dengan memberikan musim-musim subur bagi kamu. Ia memuaskan hatimu dengan makanan dan kegembiraan." Walaupun rasul-rasul itu berkata demikian, namun hampir-hampir tidak dapat mereka mencegah orang banyak mempersembahkan kurban kepada mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Bukan kepada kami, ya Tuhan, tetapi kepada nama-Mulah beri kemuliaan.
Ayat. (Mzm 115:1-2.3-4.15-16)
1. Bukan kepada kami, ya Tuhan, bukan kepada kami, tetapi kepada nama-Mulah beri kemuliaan, oleh karena kasih-Mu, oleh karena setia-Mu! Mengapa bangsa-bangsa akan berkata, "Di mana Allah mereka?"
2. Allah kita di surga; Ia melakukan apa yang dikehendaki-Nya! Berhala-berhala mereka adalah perak dan emas, buatan tangan manusia.
3. Diberkatilah kamu oleh Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi. Langit itu langit kepunyaan Tuhan, dan bumi itu telah diberikan-Nya kepada anak-anak manusia.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Roh Kudus akan mengajarkan segala sesuatu kepada kamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (14:21-26)
"Penghibur yang akan diutus oleh Bapa, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu."
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku, dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku padanya." Yudas, yang bukan Iskariot, berkata kepada-Nya, "Tuhan, apakah sebabnya Engkau hendak menyatakan diri-Mu kepada kami, dan bukan kepada dunia?" Jawab Yesus, "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya, dan diam bersama-sama dengan dia. Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah daripada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Saudara-saudari yang dicintai oleh Tuhan, berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Pada awal tugas atau pelaksanaan fungsi atau jabatan pada umumnya orang menerima perintah atau petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas dengan rinci dan jelas, namun sering dalam perjalanan waktu karena kesibukan atau muncul masalah-masalah atau tantangan yang tak terduga orang sering lupa akan perintah atau petunjuk tersebut. Demikian juga orang sering lupa pada janji-janji yang dikrarkan ketika mengawali hidup baru, misalnya janji baptis, janji perkawinan, janji imamat atau kaul. Dampak dari kelupaan atau kurang memperhatikan dan menghayati janji-janji atau perintah atau sumpah tersebut antara lain orang kurang mengasihi Tuhan maupun sesamanya.
Maka marilah kita ‘back to basic’ , kembali setia pada janji, perintah atau sumpah yang pernah kita ikrarkan dan secara konkret kita tingkatkan dan perkuat dalam mengasihi Tuhan dan sesama kita. Untuk itu kiranya kita perlu saling mengingatkan dan menegor jika ada di antara kita melupakan janji, perintah atau sumpah. Kita dengarkan dengan rendah hati dan siap sedia untuk menanggapi secara positif aneka peringatan dan tegoran dari sesama atau saudara-saudari kita, yang “mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu’.
Apa yang pernah dikatakan atau diajarkan oleh Tuhan Yesus kepada kita kiranya dapat dipadatkan ke dalam ajaran untuk saling mengasihi satu sama lain, sebagai bukti konkret bahwa kita juga mengasihi Tuhan, yang telah menciptakan dan mendampingi kita dalam kasih yang luar biasa. Ada baiknya rumusan-rumusan janji, perintah atau sumpah kita tulis dan ditempatkan pada tempat dimana kita setiap hari berada, misalnya di meja kerja, pintu kamar tidur/kamar mandi, dst.., agar setiap saat kita merasa diingatkan akan janji, perintah atau sumpah tersebut.
· "Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu. Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya” (Kis 14:15) , demikian peringatan Paulus dan Barnabas kepada orang banyak yang mengelilinginya.
Peringatan ini kiranya juga terarah kepada kita semua, orang yang beriman kepada Yesus. Marilah kita ‘meninggalkan perbuatan sia-sia dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya’. Perbuatan sia-sia berarti berbudaya kematian, sedangkan berbalik kepada Allah merupakan ajakan untuk berbudaya kehidupan. Marilah kita kembangkan dan perdalam cara melihat, cara merasa, cara berpikir, cara bersikap dan cara bertindak sesuai dengan cara Yesus atau kehendak Allah, dan kita tinggalkan cara-cara yang hanya mengikuti keinginan atau selera pribadi. Kira kiranya juga dapat meneladan Paulus dan Barnabas, yaitu berani mengingatkan saudara-saudari kita yang hidup dan bertindak sia-sia, dengan mewartakan atau meneruskan Kabar Baik, apa-apa yang baik, apa-apa yang menyelamatkan jiwa manusia. Kita hayati dan sebarluaskan budaya kehidupan, artinya kemanapun kita pergi atau dimanapun kita berada senantiasa membuat orang lain dan lingkungan hidup selamat, bergembira, bergairah. Kita hayati bahwa kita percaya atau mempersembahkan diri seutuhnya kepada Allah yang hidup, bahwa Allah hidup dan berkarya di dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini.
Semoga kita semua dapat menjadi ‘gambar atau citra Allah’ dimana siapapun yang bertemu atau hidup bersama kita tergerak untuk semakin percaya kepada Allah yang hidup, berbudaya kehidupan dalam sepak terjang dan kesibukan setiap hari.
Ignatius Sumarya, SJ