| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Selasa, 09 Juni 2009, Hari Biasa Pekan X

Selasa, 09 Juni 2009
Hari Biasa Pekan X


Iman selalu memiliki daya kesaksian. Menghayati iman adalah hidup dalam kebenaran Kristus. Hidup dalam kebenaran Kristus selalu memancar keluar dan membawa terang, sebagaimana Kristus senantiasa menampakkan kemuliaan Bapa-Nya. (Ruah)

Doa Renungan

Bapa yang mahabaik, kasih-Mu menjadi rahmat yang luar biasa bagi hidup kami. Saat ini kami ingin menyerahkan segala yang telah terjadi dan akan terjadi sebagai persembahan bagi-Mu. Kami ingin berjalan bersama-Mu dan melakukan segalanya bersama-Mu, terpujilah Engkau untuk selama-lamanya. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (1:18-22)


"Pada Yesus bukanlah terdapat "ya" dan "tidak", melainkan hanya ada "ya".


Saudara-saudara, demi Allah yang setia, janji kami kepada kalian bukanlah serentak "ya" dan "tidak". Sebab Yesus Kristus, anak Allah, yang telah kami beritakan di tengah-tengah kalian, yaitu oleh Silvanus, Timotius dan aku, bukanlah serentak "ya" dan "tidak"; di dalam Dia hanya ada "ya". Sebab Kristus adalah 'ya' bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengucapkan "Amin" untuk memuliakan Allah. Sebab Allahlah yang meneguhkan kami bersama kalian dalam Kristus. Dia pulalah yang telah mengurapi kita serta memeteraikan tanda milik-Nya atas kita. Dialah yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan atas semua yang telah disediakan-Nya untuk kita.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu, ya Tuhan.
Ayat.
(Mzm 119:129.130.131.132.133.135)
1. Peringatan-peringatan-Mu ajaib, itulah sebabnya jiwaku memegangnya.
2. Bila tersingkap, firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.
3. Mulutku kungangakan dan megap-megap, sebab aku mendambakan perintah-perintah-Mu.
4. Berpalinglah kepadaku dan kasihanilah aku, sebagaimana patutnya orang-orang yang mencintai nama-Mu.
5. Teguhkanlah langkahku oleh janji-Mu, dan janganlah segala kejahatan berkuasa atasku. 6.Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu, dan ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuji Bapamu di surga.


Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:13-16)


"Kamu adalah garam dunia”


Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda, "Kalian ini garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah dapat diasinkan? Tiada gunanya lagi selain dibuang dan diinjak-injak orang. Kalian ini cahaya dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian, sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuliakan Bapamu di surga."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

· “Pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah” (1Kor 2 1:18). Salib adalah tempat persermbahan diri Yesus secara total bagi keselamatan atau kebahagiaan dunia seisinya. Apa yang dimaksudkan dengan ‘pemberitaan tentang salib’ antara lain persembahan diri total demi keselamatan dan kebahagiaan dunia seisinya. Dengan kata lain jika kita dipanggil untuk memberitakan salib berarti kita dipanggil untuk mempersembahkan diri kita secara total demi kebahagiaan atau keselamatan sesama manusia, lingkungan hidup dan dunia seisinya. Rasanya di dalam kehidupan bersama mereka yang bertindak demikian adalah pelayan atau pembantu rumah tangga/kantor yang baik, maka jika kita hendak mempersembahkan diri demi keselamatan yang lain hemat saya cara hidup dan cara bertindak kita harus dijiwai oleh semangat melayani. Ingat dan perhatikan bahwa jumlah pelayan dalam kehidupan bersama pada umumnya sedikit atau hanya satu dua orang saja, namun peranan dan jasa mereka untuk hidup bersama sangat menentukan. Dalam tugas pekerjaan, fungsi, jabatan atau kedudukan apapun, marilah kita bersikap dan bertindak melayani. Mungkin semangat dan tindakan melayani ini perlu teladan dari mereka yang merasa menjadi pemimpin atau atasan, yaitu dengan menghayati kepemimpinan partisipatif, yang dijiwai keutamaan mendengarkan yang rendah hati. Kami percaya jika mereka yang berada di atas, menjadi pemimpin atau atasan berani menjadi teladan dalam melayani, maka semua yang dipimpin atau anggotanya akan tergerak untuk mengikutinya. Marilah kita saling mempersembahkan diri dan melayani dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap kekuatan atau tenaga. Marilah meneladan Yesus yang datang untuk melayani bukan dilayani, menyelamatkan bukan menghukum, menerangi bukan membuat gelap, dst..

· Makanan tanpa garam akan terasa hambar, tidak enak dan tidak lezat, dan orang yang pantang garam kiranya yang bersangkutan sedang menderita sakit. Fungsi garam di dalam makanan memang untuk membuat makanan enak dan lezat dan tentu saja dalam ukuran yang wajar atau tepat. Maka jika Yesus bersabda “Kamulah garam dunia…kamulah terang dunia” merupakan ajakan bagi atau panggilan kita untuk menjadikan diri kita dimanapun dan kapanpun sesuatu yang membuat enak dan lezat. Kehadiran, perilaku atau sepak terjang kita dimanapun dan kapanpun diharapkan menarik dan memikat serta membuat sesama dan lingkungan hidup segar, nikmat dan sehat, bahagia dan damai sejahtera. Cara hidup dan cara bertindak kita semakin dikasihi oleh Tuhan dan sesama manusia. Kita dipanggil untuk saling menggarami dan menerangi sehingga kehidupan bersama menjadi enak, nikmat dan aman tenteram. Sebagaimana garam sedikit saja cukup membuat lezat makanan, karena tepat atau pas sebagaimana dibutuhkan, maka hendaknya kita senantiasa menghadirkan diri atau menempatkan diri sedemikian rupa sehingga membuat hidup bersama enak dan nikmat, yang dalam bahasa Jawa sering disebut ‘empan papan’, tahu dan tepat menempatkan atau menghadirkan diri. Kehadiran dan sepak terjang kita sebagai terang berarti kita senantiasa membuat segala sesuatu jelas, transparan; kehadiran dan sepak terjang kita membuat kebersamaan hidup menjadi jernih bukan keruh, teratur rapi bukan amburadul. Dalam kejernihan dan keteraturan diharapkan siapapun akhirnya dapat menghadirkan dan menempatkan diri dengan tepat dan pas sesuai dengan kebutuhan hidup bersama.. Kita semua dipanggil untuk saling berbuat baik, dan hendaknya tidak malu untuk berbuat baik dimanapun dan kapanpun.



Ignatius Sumarya, SJ


Photobucket

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy