Kamis, 02 Juli 2009
Hari Biasa Pekan XIII
Yesus menunjukkan bahwa Ia berkuasa mengampuni dosa. Bagi-Nya kata 'Dosamu sudah diampuni' atau 'Bangunlah dan berjalanlah' sama artinya. Bagi kita yang penting adalah dosa ita diampuni karena hal itu membawa kesembuhan kekal. Sudahkah kita sungguh beriman akan Yesus?
Doa Renungan
Tuhan Yesus Kristus, seringkali kami juga bersikap sama dengan para ahli Farisi, yang sombong, suka meremehkan dan menghina orang berdosa. Kami seringkali merasa diri lebih besar dari orang lain. Jauhkanlah kami dari kesombongan rohani. Ajarilah kami untuk bersikap rendah hati terhadap sesama kami. Sebab Engkau sendiri tidak pernah memandang hina setiap orang berdosa yang datang kepada-Mu. Amin.
Pembacaan dari Kitab Kejadian (22:1-19)
"Korban Abraham leluhur kita."
Setelah Abraham mendapat anak, Ishak, maka Allah mencobai Abraham. Ia bersabda kepada Abraham, "Abraham." Abraham menyahut, "Ya Tuhan." Sabda Tuhan, "Ambillah anak tunggal kesayanganmu, yaitu Ishak, pergilah ke tanah Moria, dan persembahkanlah dia di sana sebagai kurban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu." Keesokan harinya, pagi-pagi, bangunlah Abraham. Ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya. Ia membelah juga kayu untuk kurban bakaran itu. Lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangannya dan melihat tempat itu dari jauh. Kata Abraham kepada kedua bujangnya, "Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini. Aku beserta anakku akan pergi ke sana. Kami akan sembahyang. Sesudah itu kami kembali kepadamu." Lalu Abraham mengambil kayu untuk kurban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya. Sedangkan ia sendiri membawa api dan pisau di tangannya. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. Lalu berkatalah Ishak kepada abraham, ayahnya, "Bapa!" Sahut Abraham, "Ya, anakku." Bertanyalah Ishak, "Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk kurban bakaran itu?" Sahut Abraham, "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk kurban bakaran bagi-Nya, anakku." Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama, dan sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepada Abraham. Abraham lalu mendirikan mezbah di situ dan menyusun kayu. Kemudian Ishak, anaknya, diikat dan diletakkannya di atas mezbah di atas kayu api itu. Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, mengambil pisau untuk menyembelih anaknya. Tetapi berserulah Malaikat Tuhan dari langit, "Abraham, Abraham!" Sahut Abraham, "Ya Tuhan." Lalu Tuhan bersabda, "Jangan kaubunuh anak itu, dan jangan kau apa-apakan dia, sebab kini Aku tahu, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku." Abraham lalu menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Diambilnya domba itu dan dipersembahkannya sebagai kurban bakaran pengganti anaknya. Dan Abraham menamai tempat itu 'Tuhan menyediakan'. Sebab itu sampai sekarang dikatakan orang, 'Di atas gunung Tuhan menyediakan.' Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat Tuhan dari langit kepada Abraham, kata-Nya, "Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri - demikianlah sabda Tuhan - Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak, seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut. Dan keturunanmu akan menduduki kota-kota musuhnya. Melalui keturunanmulah semua bangsa di bumi mendapat berkat, sebab engkau mentaati sabda-Ku." Kemudian kembalilah Abraham kepada kedua bujangnya, dan mereka bersama-sama berangkat ke Bersyeba. Dan Abraham tinggal di Bersyeba.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Aku boleh berjalan di hadapan Tuhan di negeri orang-orang hidup.
Ayat. (Mzm 115:1-2.3-4.5-6.8-9)
1. Aku mengasihi Tuhan, sebab Ia mendengarkan suara dan permohonanku. Sebab Ia menyendengkan telinga-Nya kepadaku, maka seumur hidup aku akan berseru kepada-Nya.
2. Tali-tali maut telah melilit aku, dan kegentaran terhadap dunia orang mati menimpa aku; aku mengalami kesesakan dan kedukaan. Tetapi aku menyerukan nama Tuhan. "Ya Tuhan, luputkanlah kiranya aku!"
3. Tuhan adalah pengasih dan adil, Allah kita maha penyayang. Tuhan memelihara orang-orang sederhana; aku sudah lemah, tetapi diselamatkan-Nya.
4. Tuhan, Engkau telah meluputkan aku dari maut; Engkau telah meluputkan mataku dari air mata, dan kakiku dari tersandung. Aku boleh berjalan di hadapan Tuhan, di negeri orang-orang hidup.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dalam diri Kristus dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:1-8)
"Mereka memuliakan Allah karena telah memberikan kuasa sedemikian besar kepada manusia."
Pada suatu hari Yesus naik ke dalam perahu lalu menyeberang. Kemudian sampailah Ia ke kota-Nya sendiri. Maka dibawalah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada si lumpuh, "Percayalah, anak-Ku, dosamu sudah diampuni." Maka berkatalah beberapa ahli Taurat dalam hatinya, "Ia menghujat Allah!" Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata, "Mengapa kalian memikirkan hal-hal yang jahat dalam hatimu? Manakah yang lebih mudah, mengatakan, 'Dosamu sudah diampuni' atau mengatakan, 'Bangunlah dan berjalanlah'? Tetapi supaya kalian tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa," lalu berkatalah Ia kepada si lumpuh, "Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu, dan pulanglah ke rumahmu!" Dan orang itu pun bangun, lalu pulang. Maka orang banyak yang melihat hal itu takut, lalu memuliakan Allah, karena Ia telah memberi kuasa demikian besar kepada manusia.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.
Renungan
Ingat heboh dukun cilik Ponari pada awal tahun 2009 di Jombang, Jawa Timur? Ribuan orang rela antre untuk diobati Ponari. Pasien dari berbagai latar belakang penyakit datang berbondong-bondong mengharapkan penyembuhan dari batu petir di tangan Ponari itu. Para pengamat menyebut bahwa heboh Ponari menggambarkan keadaan masyarakat kita yang sedang putus asa dan bingung.
Pada Injil hari ini pun orang-orang datang berbondong-bondong untuk disembuhkan Yesus. Lalu apakah Yesus sama dengan Ponari? Naluri alamiah dari orang-orang yang sakit dan mencari penyembuhan kiranya sama antara zaman Yesus, kemarin, hari ini, maupun besok. Tetapi, Yesus datang tidak pertama-tama untuk menyembuhkan, tetapi untuk mewartakan Kerajaan Allah. Yesus lain sama sekali dengan Ponari. Sebelum menyembuhkan fisik, Yesus lebih dahulu menyembuhkan batin orang, yakni mengampuni dosa. Penyembuhan fisik hanyalah buah dari penyembuhan batin melalui pengampunan dosa yang dianugerahkan Tuhan.
Kita sering mudah tergoda untuk ikut berbondong-bondong apabila ada Misa penyembuhan. Begitulah, Misa-misa penyembuhan begitu laris. Tapi sayangnya, yang penting bagi banyak orang adalah penyembuhannya, bisa gratis lagi, sedangkan Misanya hanya untuk lengkap-lengkap saja. Padahal dalam setiap Misa, apa pun macamnya, selalu menghadirkan Tuhan yang mengampuni dosa kita. Dan bila dosa kita diampuni, bukankah kita telah disembuhkan dari penyakit paling mendasar?
E. Martasudjita, Pr
IB2009
Hari Biasa Pekan XIII
Yesus menunjukkan bahwa Ia berkuasa mengampuni dosa. Bagi-Nya kata 'Dosamu sudah diampuni' atau 'Bangunlah dan berjalanlah' sama artinya. Bagi kita yang penting adalah dosa ita diampuni karena hal itu membawa kesembuhan kekal. Sudahkah kita sungguh beriman akan Yesus?
Doa Renungan
Tuhan Yesus Kristus, seringkali kami juga bersikap sama dengan para ahli Farisi, yang sombong, suka meremehkan dan menghina orang berdosa. Kami seringkali merasa diri lebih besar dari orang lain. Jauhkanlah kami dari kesombongan rohani. Ajarilah kami untuk bersikap rendah hati terhadap sesama kami. Sebab Engkau sendiri tidak pernah memandang hina setiap orang berdosa yang datang kepada-Mu. Amin.
Pembacaan dari Kitab Kejadian (22:1-19)
"Korban Abraham leluhur kita."
Setelah Abraham mendapat anak, Ishak, maka Allah mencobai Abraham. Ia bersabda kepada Abraham, "Abraham." Abraham menyahut, "Ya Tuhan." Sabda Tuhan, "Ambillah anak tunggal kesayanganmu, yaitu Ishak, pergilah ke tanah Moria, dan persembahkanlah dia di sana sebagai kurban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu." Keesokan harinya, pagi-pagi, bangunlah Abraham. Ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya. Ia membelah juga kayu untuk kurban bakaran itu. Lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangannya dan melihat tempat itu dari jauh. Kata Abraham kepada kedua bujangnya, "Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini. Aku beserta anakku akan pergi ke sana. Kami akan sembahyang. Sesudah itu kami kembali kepadamu." Lalu Abraham mengambil kayu untuk kurban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya. Sedangkan ia sendiri membawa api dan pisau di tangannya. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. Lalu berkatalah Ishak kepada abraham, ayahnya, "Bapa!" Sahut Abraham, "Ya, anakku." Bertanyalah Ishak, "Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk kurban bakaran itu?" Sahut Abraham, "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk kurban bakaran bagi-Nya, anakku." Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama, dan sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepada Abraham. Abraham lalu mendirikan mezbah di situ dan menyusun kayu. Kemudian Ishak, anaknya, diikat dan diletakkannya di atas mezbah di atas kayu api itu. Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, mengambil pisau untuk menyembelih anaknya. Tetapi berserulah Malaikat Tuhan dari langit, "Abraham, Abraham!" Sahut Abraham, "Ya Tuhan." Lalu Tuhan bersabda, "Jangan kaubunuh anak itu, dan jangan kau apa-apakan dia, sebab kini Aku tahu, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku." Abraham lalu menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Diambilnya domba itu dan dipersembahkannya sebagai kurban bakaran pengganti anaknya. Dan Abraham menamai tempat itu 'Tuhan menyediakan'. Sebab itu sampai sekarang dikatakan orang, 'Di atas gunung Tuhan menyediakan.' Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat Tuhan dari langit kepada Abraham, kata-Nya, "Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri - demikianlah sabda Tuhan - Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak, seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut. Dan keturunanmu akan menduduki kota-kota musuhnya. Melalui keturunanmulah semua bangsa di bumi mendapat berkat, sebab engkau mentaati sabda-Ku." Kemudian kembalilah Abraham kepada kedua bujangnya, dan mereka bersama-sama berangkat ke Bersyeba. Dan Abraham tinggal di Bersyeba.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Aku boleh berjalan di hadapan Tuhan di negeri orang-orang hidup.
Ayat. (Mzm 115:1-2.3-4.5-6.8-9)
1. Aku mengasihi Tuhan, sebab Ia mendengarkan suara dan permohonanku. Sebab Ia menyendengkan telinga-Nya kepadaku, maka seumur hidup aku akan berseru kepada-Nya.
2. Tali-tali maut telah melilit aku, dan kegentaran terhadap dunia orang mati menimpa aku; aku mengalami kesesakan dan kedukaan. Tetapi aku menyerukan nama Tuhan. "Ya Tuhan, luputkanlah kiranya aku!"
3. Tuhan adalah pengasih dan adil, Allah kita maha penyayang. Tuhan memelihara orang-orang sederhana; aku sudah lemah, tetapi diselamatkan-Nya.
4. Tuhan, Engkau telah meluputkan aku dari maut; Engkau telah meluputkan mataku dari air mata, dan kakiku dari tersandung. Aku boleh berjalan di hadapan Tuhan, di negeri orang-orang hidup.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dalam diri Kristus dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:1-8)
"Mereka memuliakan Allah karena telah memberikan kuasa sedemikian besar kepada manusia."
Pada suatu hari Yesus naik ke dalam perahu lalu menyeberang. Kemudian sampailah Ia ke kota-Nya sendiri. Maka dibawalah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada si lumpuh, "Percayalah, anak-Ku, dosamu sudah diampuni." Maka berkatalah beberapa ahli Taurat dalam hatinya, "Ia menghujat Allah!" Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata, "Mengapa kalian memikirkan hal-hal yang jahat dalam hatimu? Manakah yang lebih mudah, mengatakan, 'Dosamu sudah diampuni' atau mengatakan, 'Bangunlah dan berjalanlah'? Tetapi supaya kalian tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa," lalu berkatalah Ia kepada si lumpuh, "Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu, dan pulanglah ke rumahmu!" Dan orang itu pun bangun, lalu pulang. Maka orang banyak yang melihat hal itu takut, lalu memuliakan Allah, karena Ia telah memberi kuasa demikian besar kepada manusia.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.
Renungan
Ingat heboh dukun cilik Ponari pada awal tahun 2009 di Jombang, Jawa Timur? Ribuan orang rela antre untuk diobati Ponari. Pasien dari berbagai latar belakang penyakit datang berbondong-bondong mengharapkan penyembuhan dari batu petir di tangan Ponari itu. Para pengamat menyebut bahwa heboh Ponari menggambarkan keadaan masyarakat kita yang sedang putus asa dan bingung.
Pada Injil hari ini pun orang-orang datang berbondong-bondong untuk disembuhkan Yesus. Lalu apakah Yesus sama dengan Ponari? Naluri alamiah dari orang-orang yang sakit dan mencari penyembuhan kiranya sama antara zaman Yesus, kemarin, hari ini, maupun besok. Tetapi, Yesus datang tidak pertama-tama untuk menyembuhkan, tetapi untuk mewartakan Kerajaan Allah. Yesus lain sama sekali dengan Ponari. Sebelum menyembuhkan fisik, Yesus lebih dahulu menyembuhkan batin orang, yakni mengampuni dosa. Penyembuhan fisik hanyalah buah dari penyembuhan batin melalui pengampunan dosa yang dianugerahkan Tuhan.
Kita sering mudah tergoda untuk ikut berbondong-bondong apabila ada Misa penyembuhan. Begitulah, Misa-misa penyembuhan begitu laris. Tapi sayangnya, yang penting bagi banyak orang adalah penyembuhannya, bisa gratis lagi, sedangkan Misanya hanya untuk lengkap-lengkap saja. Padahal dalam setiap Misa, apa pun macamnya, selalu menghadirkan Tuhan yang mengampuni dosa kita. Dan bila dosa kita diampuni, bukankah kita telah disembuhkan dari penyakit paling mendasar?
E. Martasudjita, Pr
IB2009