Hari Minggu Biasa XVIII
Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. (Yoh 6:24-35)
Doa Renungan
Allah Bapa kami yang mahatahu, Engkau melihat hari kemudian dan menyediakan segala sesuatu yang kami perlukan. Engkau mengenal kami masing-masing dan selalu memperhatikan serta melindungi kami. Kami mohon kebijaksanaan lebih luhur dari emas, harta yang takkan hancur oleh karat, mutiara berharga, seperti yang disebut-sebut oleh Yesus, Putra-Mu Tuhan dan pengantara kami. Amin.
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Keluaran (16:2-4.12-15)
"Aku akan menurunkan dari langit hujan roti bagimu."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan PS 846
Ref. Tuhan memberkati umat-Nya dengan damai sejahtera.
Ayat. (Mzm 78:3.4bc.23-24.25.54)
1. Yang telah kami dengar dan kami ketahui, dan yang diceritakan kepada kami oleh para leluhur.
2. Akan kami teruskan kepada angkatan yang kemudian. Puji-pujian kepada Tuhan dan kekuatan-Nya.
3. Ia memberi perintah kepada awan-awan dari atas, dan membuka pintu-pintu langit, Ia akan menghujankan manna untuk mereka makan, dan memberi mereka gandum dari langit.
4. Roti para malaikat menjadi santapan insan, bekal berlimpah disediakan oleh Allah. Dibawa-Nya mereka ke tanah-Nya yang kudus, ke gunung-gunung yang Ia rebut dengan tangan kanan-Nya.
Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (4:17.20-24)
"Kenakanlah manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah."
Saudara-saudara, kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia. Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus. Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus, yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil PS 960
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:24-35)
"Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
MAKANAN YANG MENGHIDUPKAN
Pada awal Injil Minggu Biasa XVIII tahun B (Yoh 6:24-35) disebutkan bagaimana orang banyak yang telah mendapatkan makan dari Yesus (lihat Injil Minggu sebelum ini, Yoh 6:1-15) mencarinya di Kapernaum. Mereke menemukan dia di pantai seberang. Seperti dikisahkan pada akhir Injil Minggu lalu, mereka adalah orang-orang yang ingin menjadikannya raja, tetapi Yesus menyingkir dari mereka.
Terjadilah percakapan antara mereka dengan Yesus. Di sini menjadi jelas apa yang sebetulnya diinginkan orang-orang itu, sekaligus juga dijernihkan apa yang sebaiknya mereka jangkau. Dan mengapa demikian. Ketika orang banyak mendapati Yesus di seberang danau (disebut "laut"), mereka bertanya kepadanya kapan ia tiba di sini. Orang-orang itu begitu tertarik dan bahkan ingin mengangkatnya sebagai pemimpin. Maka mereka tak habis mengerti mengapa justru Yesus pergi menghindar. Oleh karena itu mereka mencarinya. Kini mereka menemukannya di tempat lain. Yesus menjawab keheranan mereka dengan mengatakan bahwa yang mereka cari ialah orang yang memberi makan mereka, bukan dia yang membawakan "tanda-tanda".
Dalam Injil Yohanes, tindakan-tindakan Yesus yang membuat orang terkesan, disampakan sebagai "tanda". Begitulah pemberian makan bagi orang banyak yang dikisahkan dalam Yoh 6:1-5 kini dibicarakan sebagai tanda, bukan sebagai mukjizat atau sebagai kegiatan amal belaka.
Tanda menghadirkan kenyataan atau pesan yang bukan tanda itu sendiri. Dalam hal Yesus memberi makan orang banyak, yang hendak disampaikan bukanlah terutama kebesaran hati atau kedermawanan atau kekuasaannya, melainkan pengalaman nenek moyang mereka diberi makan oleh Allah Tuhan mereka selama mereka berjalan di padang gurun menuju ke Tanah Terjanji. Dalam ungkapan iman umat Perjanjian Lama, pemberian makanan dalam ujud manna dari langit ini ditampilkan sebagai cara Tuhan tetap menyertai umat yang telah dibawa-Nya keluar dari tempat perbudakan di Mesir dan dipimpinnya berjalan ke tempat yang disediakan-Nya bagi mereka. Pemberian makan orang banyak oleh Yesus hendak menampilkan kembali pengalaman umat Perjanjian Lama ini. Namun mereka belum dapat melihat dia sebagai utusan dari Allah yang hendak menyertai mereka, juga kali ini.
Dalam peristiwa memberi makan orang banyak, Yesus juga ditampilkan bukan saja pembawa manna surgawi, melainkan kenyataan Tuhan menyertai mereka. Dialah makanan yang menopang orang dalam perjalanan menuju tempat yang dijanjikan. Inilah yang dimaksud dengan "tanda" dalam petikan Injil kali ini.
Orang banyak yang menemui Yesus kali itu diajak menimba kekayaan pengalaman iman leluhur mereka dan mempercayai tindakan ilahi yang kini sedang mereka alami. Kini Bapa yang ada di surga memberi kehidupan kepada umat dalam ujud kedatangan Yesus di tengah-tengah mereka. Namun mereka belum menyadarinya. Mereka baru melihat Yesus sebagai tokoh masyarakat, sebagai yang membela kepentingan mereka, sebagai orang yang diharapkan bisa berbicara demi kebutuhan mereka. Semua ini bagus dan terpuji. Namun bukan ke arah itulah Yesus tampil di tengah-tengah umat. Ia tampil sebagai kenyataan hadirnya Yang Ilahi di tengah umat untuk membawa mereka ke akhir perjalanan. Inilah kehidupan yang dibawakannya kepada orang banyak.
Memang umat Perjanjian Lama tahu bahwa dahulu kala Tuhan menghidupi umat dengan makanan dari langit, dengan manna. Tapi tidak mudah bagi mereka melihat serta menyadari bahwa peristiwa manna itu bukan semata-mata tindakan ilahi dahulu kala yang diceritakan kembali turun temurun dan dikeramatkan, melainkan masih berlangsung sekarang ini juga. Masalah iman bagi umat ketika itu ialah ketidakmampuan menyadari bahwa iman itu hidup, bukan sekadar ingatan yang dikeramatkan.
Bagi orang zaman sekarang, juga bagi orang yang tidak turun temurun menghayati kisah pemberian manna, petikan Injil kali ini tetap bisa bermanfaat. Diajarkan agar orang membiarkan iman menjadi bagian kehidupan, bahkan menjadi cara untuk menjalankan hal-hal yang dikehendaki Yang Maha Kuasa.
Salam,
A. Gianto