| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Senin, 06 Juli 2009

Senin, 06 Juli 2009
Hari Biasa Pekan XIV

"Asal kujamah saja jubah-Nya aku akan sembuh."


Pembacaan dari Kitab Kejadian (28:10-22a)


"Yakub melihat sebuah tangga, melihat malaikat Allah turun naik, dan melihat Allah yang bersabda."


10 Pada waktu itu Yakub berangkat dari Bersyeba dan pergi ke Haran. 11 Ia sampai di suatu tempat, dan bermalam di situ, karena matahari telah terbenam. Ia mengambil sebuah batu yang terletak di tempat itu dan dipakainya sebagai alas kepala, lalu membaringkan dirinya di tempat itu. 12 Maka bermimpilah ia, di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit, dan tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu. 13 Berdirilah TUHAN di sampingnya dan berfirman: "Akulah TUHAN, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu. 14 Keturunanmu akan menjadi seperti debu tanah banyaknya, dan engkau akan mengembang ke sebelah timur, barat, utara dan selatan, dan olehmu serta keturunanmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat. 15 Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke manapun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu." 16 Ketika Yakub bangun dari tidurnya, berkatalah ia: "Sesungguhnya TUHAN ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya." 17 Ia takut dan berkata: "Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari rumah Allah, ini pintu gerbang sorga." 18 Keesokan harinya pagi-pagi Yakub mengambil batu yang dipakainya sebagai alas kepala dan mendirikan itu menjadi tugu dan menuang minyak ke atasnya. 19 Ia menamai tempat itu Betel; dahulu nama kota itu Lus. 20 Lalu bernazarlah Yakub: "Jika Allah akan menyertai dan akan melindungi aku di jalan yang kutempuh ini, memberikan kepadaku roti untuk dimakan dan pakaian untuk dipakai, 21 sehingga aku selamat kembali ke rumah ayahku, maka TUHAN akan menjadi Allahku. 22 Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Allahku, pada-Mulah aku percaya
Ayat.
(Mzm 91:1-2.3-4.14-15ab)
1. Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada Tuhan, "Tuhanlah tempat perlindungan dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai."
2. Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat perangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk. Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya adalah perisai dan pagar tembok.
3. Sungguh hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku. Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, "Aku akan menyertai dia dalam kesesakan."

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut dan menerangi hidup dengan Injil.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:18-26)


"Anakku baru saja meninggal; tetapi datanglah, maka ia akan hidup."

18 Sekali peristiwa datanglah kepada Yesus seorang kepala rumah ibadat. Ia menyembah Dia dan berkata: "Anakku perempuan baru saja meninggal, tetapi datanglah dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup." 19 Lalu Yesuspun bangunlah dan mengikuti orang itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya. 20 Pada waktu itu seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya. 21 Karena katanya dalam hatinya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh." 22 Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata: "Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau." Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu. 23 Ketika Yesus tiba di rumah kepala rumah ibadat itu dan melihat peniup-peniup seruling dan orang banyak ribut, 24 berkatalah Ia: "Pergilah, karena anak ini tidak mati, tetapi tidur." Tetapi mereka menertawakan Dia. 25 Setelah orang banyak itu diusir, Yesus masuk dan memegang tangan anak itu, lalu bangkitlah anak itu. 26 Maka tersiarlah kabar tentang hal itu ke seluruh daerah itu.
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· “Baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan” (Rm 14:8), demikian kesaksian iman Paulus. Bercermin dari iman Paulus ini maka kita akan sungguh hidup sehat, segar bugar jika kita sungguh beriman kepada Tuhan, mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan dalam hidup sehari-hari. Jika dalam kenyataan kita mengalami sakit, lemah, lesu dan frustrasi berarti kita kurang atau tidak beriman, dan jika menghendaki untuk sembuh, bergairah dan hidup segar bugar, sehat wa’afiat hendaknya bertobat dengan meneladan kepala rumah ibadat maupun seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan, yaitu menghadap Tuhan untuk mohon penyembuhan atau kehidupan. Jika kita sedang menderita sakit atau lesu, lemah, frustrasi dan tak bergairah kami harapkan untuk berani dengan rendah hati membuka hati, jiwa, akal budi dan tubuh kepada Tuhan dan sesama demi penyembuhan, yang berarti tidak malu mengakui kelemahan dan kekurangan serta siap sedia untuk dilukai atau disakiti dalam rangka proses penyembuhan.

Sebagaimana tumbuh berkembang sebagai pribadi butuh perjuangan dan pengorbanan, demikian juga untuk sembuh dari aneka macam penyakit juga harus rela berkorban dan menderita untuk sementara. Berapa besar korban atau derita yang harus dialami tergantung dari berapa besar atau parah sakit anda. “Imanmu telah menyelamatkan engkau”, demikian sabda Yesus kepada perempuan yang sakit pendarahan dan berhasil menjamah jubah Yesus. Jika kita mendambakan terus menerus selamat, damai sejahtera dan bahagia, marilah kita hayati iman kita dalam hidup sehari-hari dimana saja dan kapan saja.

· “Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke mana pun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu.” (Kej 28:15), demikian sabda Tuhan kepada Yakub, yang sedang di dalam perjalanan menuju ‘tanah terjanji’. Tuhan juga tidak pernah meninggalkan kita sendirian, Ia senantiasa menyertai dan mendampingi perjalanan hidup dan panggilan kita masing-masing. Penyertaan dan pendampingan Tuhan kepada kita antara lain terwujud atau menjadi nyata dalam penyertaan dan pendampingan sesama dan saudara-saudari kita: orangtua, kakak-adik, guru, Pembina, rekan kerja/bergaul, dst…

Janji Tuhan kepada kita masing-masing agar kita hidup bahagia, damai sejahtera akan menjadi nyata jika kita juga berani mengimani aneka bentuk penyertaan dan pendampingan sesama dan saudara-saudari kita. Bukankah saudara-saudari atau sesama kita telah memberi aneka saran, nasihat, kritik, pujian, petuah, teladan dst..kepada kita? Imani, percaya dan laksanakan semuanya itu jika anda mendambakan hidup bahagia, damai sejahtera! Sebagai anak ingat akan berbagai nasihat, saran dan teladan orangua; sebagai pelajar atau mahasiswa ingat akan berbagai pengajaran, nasihat dan saran dari guru atau dosen; sebagai anggota paguyuban hidup bersama ingat visi dan misi hidup bersama, dst.. Di setiap tempat dimana kita berada hendaknya juga berani berkata seperti Yakub: "Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari rumah Allah, ini pintu gerbang sorga."(Kej 28:17). Penyertaan dan pendampingan Tuhan juga menjadi nyata di dalam lingkungan hidup dimana kita ada, hidup dan bekerja, maka hayatilah ‘tempat hidup atau bekerja atau bertugas’ bagaikan tempat beribadah kepada Tuhan, dan tentu saja rekan hidup dan bekerja juga bagaikan rekan beribadah kepada Tuhan.



Ignatius Sumarya, SJ
Renungan Pagi

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy