| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Senin, 27 Juli 2009 :: Hari Biasa Pekan XVII

Senin, 27 Juli 2009
Hari Biasa Pekan XVII



Doa Renungan


Tuhan, Engkau menciptakan segala sesuatu di dunia baik adanya. Ajarlah kami untuk tidak minder dengan kelemahan dan kekecilan kami. Kami percaya di dalam kelemahan dan kekecilan kami, Engkau menganugerahkan talenta bagi kami. Semoga kami belajar mengembangkan diri kami, sehingga kami dapat berbuah dan berkembang. Amin.

Musa turun dari gunung dan membawa di kedua tangannya kedua loh hukum Allah, yang ditulis oleh Allah sendiri. Namun ia melihat umat Israel menari-nari dan bersorak sorai sekitar anak lembu tuangan. Maka bangkitlah amarah Musa, ia membanting kedua loh itu dan menghancurkannya. Musa menyadari bahwa bangsa itu telah berdosa terhadap Tuhan. Ia lalu memohonkan ampun kepada Tuhan bagi umat Israel.

Pembacaan dari Kitab Keluaran (32:15-24.30-34)

"Bangsa itu telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas."


Waktu itu Musa dan Yosua turun dari Gunung Sinai. Musa membawa di kedua tangannya kedua loh hukum Allah. Loh-loh itu bertulis pada kedua sisinya sebelah-menyebelah. Kedua loh itu telah dibuat oleh Allah dan tulisannya adalah tulisan Allah, digurat pada loh-loh itu. Ketika Yosua mendengar sorak-sorai bangsa Israel, berkatalah ia kepada Musa, "Kedengaran bunyi sorak peperangan di perkemahan!" Jawab Musa, "Bukan nyanyian kemenangan, bukan pula nyanyian kekalahan, melainkan nyanyian berbalas-balasan, itulah yang kudengar." Ketika sudah dekat perkemahan dan melihat anak lembu serta orang menari-nari, maka bangkitlah amarah Musa. Dibantingnya kedua loh itu dan dihancurkannya pada kaki gunung. Kemudian diambilnya patung anak lembu buatan mereka itu, lalu dibakarnya dalam api, digilingnya sampai halus dan ditaburkannya ke atas air, dan orang Israel disuruh meminumnya. Lalu berkatalah Musa kepada Harun, "Apakah yang dilakukan bangsa ini kepadamu, sehingga engkau mendatangkan dosa sebesar itu kepada mereka?" Jawab Harun, "Janganlah Tuanku marah. Engkau sendiri tahu, bahwa bangsa ini jahat semata-mata. Mereka berkata kepadaku, 'Buatlah allah bagi kami, yang akan berjalan di depan kami, sebab mengenai Musa, yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir, kami tidak tahu apa yang terjadi dengan dia.' Lalu aku berkata kepada mereka, 'Barangsiapa mempunyai emas, hendaklah menanggalkannya.' Semua emas itu mereka berikan kepadaku; aku melemparkannya ke dalam api, dan keluarlah anak lembu ini." Keesokan harinya berkatalah Musa kepada bangsa itu, "Kalian telah berbuat dosa besar, tetapi sekarang aku akan naik menghadap Tuhan, mungkin aku dapat mengadakan pendamaian karena dosamu itu." Lalu kembalilah Musa menghadap Tuhan dan berkata, "Ah, bangsa ini telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas bagi mereka. Tetapi sekarang kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu. Dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis." Maka Tuhan bersabda kepada Musa, "Barangsiapa berdosa terhadap-Ku, nama orang itulah yang akan Kuhapuskan dari dalam kitab-Ku. Tetapi pergilah sekarang, tuntunlah bangsa itu ke tempat yang telah Kusebutkan kepadamu. Di depanmu akan berjalan malaikat-Ku. Tetapi pada hari pembalasan-Ku, Aku akan membalaskan dosa mereka kepada mereka."

Mazmur Tanggapan PS 831
Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan, kar'na baiklah Dia!
Ayat.
Mzm 106:19-23
1. Mereka membuat anak lembu di Horeb, dan sujud menyembah kepada patung tuangan, mereka menukar Yang Mulia dengan patung sapi jantan yang makan rumput.
2. Mereka melupakan Allah yang telah menyelamatkan mereka, yang telah melakukan hal-hal besar di tanah Mesir; yang melakukan karya-karya ajaib di tanah Ham, dan perbuatan-perbuatan dahsyat di tepi Laut Teberau.
3. Maka Ia mengatakan hendak memusnahkan mereka, kalau Musa, orang pilihan-Nya, tidak mengetengahi di hadapan-Nya, untuk menyurutkan amarah-Nya, sehingga Ia tidak memusnahkan mereka.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Dengan rela hati Allah telah melahirkan kita oleh sabda kebenaran, supaya kita menjadi anak sulung ciptaan-Nya.

Lewat perumpamaan tentang biji sesawi, Yesus mengajarkan bahwa hal-hal besar dan luar biasa mungkin datang dari permulaan yang kecil dan sederhana.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:31-35)

"Biji sesawi itu menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang di cabang-cabangnya."

Sekali peristiwa Yesus membentangkan perumpamaan ini, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil di antara segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar daripada sayuran lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang di cabang-cabangnya." Dan Yesus menceritakan perumpamaan lain lagi, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama ragi yang diambil seorang wanita dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat, sampai seluruhnya beragi." Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan Ia tidak menyampaikan apa pun kepada mereka kecuali dengan perumpamaan. Dengan demikian digenapilah sabda nabi, "Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan. Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan."
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Doa Renungan Malam

Syukur kepada-Mu, ya Tuhan, atas penyertaan-Mu sepanjang hari ini. Kami bahagia karena boleh belajar mengembangkan diri kami. Ampunilah kami, bila kami sering mengeluh dan menyerah pada situasi atau keadaan. Tambahkanlah semangat kami untuk melanjutkan perjalanan hidup kami pada hari-hari yang akan datang. Amin.

Renungan

Sesuatu yang besar berawal dari yang kecil dan kurang diperhitungkan orang. Kerajaan Allah diawali oleh Yesus, para murid, dan terus berkembang sampai sekarang, semakin besar dan memberikan keselamatan bagi banyak orang. Sebagai anggotanya kita harus turut bekerja membesarkannya.


R U A H

Renungan



· Janin atau embriyo atau sel telor yang baru saja bersatu dengan atau dibuahi oleh sperma di dalam rahim ibu/ perempuan sangat kecil, namun begitu tumbuh berkembang selama kurang lebih sembilan bulan sudah menjadi besar dan beratnya kurang lebih 3 s/d 4 kg. Itulah karya Tuhan/Penyelenggaraan Ilahi. Demikian juga hal Kerajaan Sorga atau Kerajaan Allah, umat yang percaya kepada Allah atau secara khusus yang beriman kepada Yesus Kristus, Gereja atau ‘Tubuh Kristus’. Gereja merupakan paguyuban umat yang percaya kepada Yesus Kristus, di Indonesia ini kiranya jumlah anggota Gereja sangat kecil jika dibandingkan dengan paguyuban umat yang beragama lain. Bahkan di suatu tempat, desa atau daerah hanya ada satu orang/keluarga saja yang menjadi anggota Gereja dan sering merasa kesepian. Kepada mereka yang merasa kecil kami harap tidak takut atau kesepian, dan marilah kita menjadi ‘ragi’. Menjadi ‘ragi’ berarti cara hidup dan cara bertindak kita dimanapun dan kapanpun dapat membuat enak atau membahagiakan hidup bersama, cara hidup atau cara bertindak kita menarik dan memikat. Jika anda sendirian dan merasa kesepian dan tercancam kami harapkan tetap setia dan tabah dalam penghayatan iman, dan jadikanlah apa yang membuat anda merasa terancam atau kesepian sebagai wahana pendewasaan dan pertumbuhan anda. Seperti kecambah yang tertutup oleh rumput atau sampah justru semakin cepat tinggi atau panjang, demikian pula hendaknya aneka bentuk ancaman, tantangan atau hambatan menjadi wahana pertumbuhan dan perkembangan anda. Percayalah jika anda tetap setia dan taat pada iman anda , maka anda akan menjadi tempat bernaung sesama dan saudara-saudari anda sebagaimana pohon sesawi menjadi tempat berteduh dan bertengger burung-burung.

· "Kamu ini telah berbuat dosa besar, tetapi sekarang aku akan naik menghadap TUHAN, mungkin aku akan dapat mengadakan pendamaian karena dosamu itu."(Kel 32:30) , demikian kata Musa kepada bangsanya yang telah berbuat dosa dengan berbakti kepada berhala, ‘lembu emas’. Sebagai pemimpin, yang sendirian, Musa merasa bertangungjawab atas apa yang dibuat atau dilakukan oleh bangsanya, orang-orang yang dipimpinya dalam perjalanan menuju ‘tanah terjanji’. Apa yang dilakukan oleh Musa ini kiranya dapat menjadi teladan atau cermin bagi siapapun yang merasa menjadi pemimpin atau berfungsi dalam jajaran kepemimpinan. Jika rakyat brengsek maka pemimpin yang bertanggungjawab, jika anak-anak brengsek maka orangtua yang bertanggungjawab, jika ada pegawai/buruh yang brengsek maka direktur atau kepada bagian yang bertanggungjawab, dst… Maka dengan ini kami mengingarkan dan mengajak mereka yang menjadi pemimpin atau berfungsi dalam jajaran kepemimpinan untuk ‘turba’, turun ke bawah, melihat dan memperhatikan apa yang telah dikerjakan oleh mereka yang dipimpin. Hendaknya menjadi pemimpin tidak hanya menerima laporan dari bawahan begitu saja, melainkan sering atau secara rutin langsung menyapa dan memperhatikan mereka yang dipimpin atau bawahannya; dan jika ada sesuatu yang tidak baik segera diperbaiki, yang tidak beres segera dibereskan, dst.. Usaha atau gerakan preventif lebih murah daripada kuratif. Perbaikan atau pemberesan segera akan membantu agar ketidak-beresan atau penyelewengan meraja lela. Segera lokalisir ketidak-beresan yang ada antara lain dengan segera ditangani atau dibereskan. Menunda pemberesan atau perbaikan berarti membiarkan penyakit atau ketidak-beresan berkembang menjadi besar, dan jika itu dilakukan oleh pemimpin berarti sang pemimpin yang salah atau mungkin tidak mampu menjadi pemimpin.

Ignatius Sumarya, SJ

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy