Selasa, 18 Agustus 2009
Hari Biasa Pekan XX
“Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin.” --- Matius 19: 26.
Doa Renungan
Allah Bapa yang mahapengasih, hidup kami hanya bergantung kepada-Mu. Kami percaya bahwa di hadapan-Mu tidak ada yang mustahil. Ya Bapa, kerinduan kami adalah berada selalu di dekat-Mu. Bantulah kami agar selalu memikirkan-Mu. Tariklah kami untuk selalu melakukan apa yang suci agar kami kelak boleh tinggal bersama-Mu dalam kehidupan kekal. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Hakim-Hakim (6:11- 24a)
Hari Biasa Pekan XX
“Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin.” --- Matius 19: 26.
Doa Renungan
Allah Bapa yang mahapengasih, hidup kami hanya bergantung kepada-Mu. Kami percaya bahwa di hadapan-Mu tidak ada yang mustahil. Ya Bapa, kerinduan kami adalah berada selalu di dekat-Mu. Bantulah kami agar selalu memikirkan-Mu. Tariklah kami untuk selalu melakukan apa yang suci agar kami kelak boleh tinggal bersama-Mu dalam kehidupan kekal. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Hakim-Hakim (6:11- 24a)
"Gideon, engkau akan menyelelamatkan Israel . Ketahuilah, Akulah yang mengutus engkau."
Pada zaman para hakim datanglah Malaikat TUHAN dan duduk di bawah pohon tarbantin di Ofra, kepunyaan Yoas, orang Abiezer itu, sedang Gideon, anaknya, mengirik gandum dalam tempat pemerasan anggur agar tersembunyi bagi orang Midian. Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya dan berfirman kepadanya, demikian: "TUHAN menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani." Jawab Gideon kepada-Nya: "Ah, tuanku, jika TUHAN menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami? Di manakah segala perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib yang diceritakan oleh nenek moyang kami kepada kami, ketika mereka berkata: Bukankah TUHAN telah menuntun kita keluar dari Mesir? Tetapi sekarang TUHAN membuang kami dan menyerahkan kami ke dalam cengkeraman orang Midian." Lalu berpalinglah TUHAN kepadanya dan berfirman: "Pergilah dengan kekuatanmu ini dan selamatkanlah orang Israel dari cengkeraman orang Midian. Bukankah Aku mengutus engkau!" Tetapi jawabnya kepada-Nya: "Ah Tuhanku, dengan apakah akan kuselamatkan orang Israel ? Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan aku pun seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku." Berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Tetapi Akulah yang menyertai engkau, sebab itu engkau akan memukul kalah orang Midian itu sampai habis." Maka jawabnya kepada-Nya: "Jika sekiranya aku mendapat kasih karunia di mata-Mu, maka berikanlah kepadaku tanda, bahwa Engkau sendirilah yang berfirman kepadaku. Janganlah kiranya pergi dari sini, sampai aku datang kepada-Mu membawa persembahanku dan meletakkannya di hadapan-Mu." Firman-Nya: "Aku akan tinggal, sampai engkau kembali." Masuklah Gideon ke dalam, lalu mengolah seekor anak kambing dan roti yang tidak beragi dari seefa tepung; ditaruhnya daging itu ke dalam bakul dan kuahnya ke dalam periuk, dibawanya itu kepada-Nya ke bawah pohon tarbantin, lalu disuguhkannya. Berfirmanlah Malaikat Allah kepadanya: "Ambillah daging dan roti yang tidak beragi itu, letakkanlah ke atas batu ini, dan curahkan kuahnya." Maka diperbuatnya demikian. Dan Malaikat TUHAN mengulurkan tongkat yang ada di tangan-Nya; dengan ujungnya disinggung-Nya daging dan roti itu; maka timbullah api dari batu itu dan memakan habis daging dan roti itu. Kemudian hilanglah Malaikat TUHAN dari pandangannya. Maka tahulah Gideon, bahwa itulah Malaikat TUHAN, lalu katanya: "Celakalah aku, Tuhanku ALLAH! sebab memang telah kulihat Malaikat TUHAN dengan berhadapan muka." Tetapi berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Selamatlah engkau! Jangan takut, engkau tidak akan mati." Lalu Gideon mendirikan mezbah di sana bagi TUHAN dan menamainya: TUHAN itu keselamatan. Mezbah itu masih ada sampai sekarang di Ofra, kota orang Abiezer.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan menjanjikan keselamatan kepada umat-Nya.
Ayat. (Mzm. 85: 9,10-12,13-14 R: 9)
1. Aku mau mendengar apa yang hendak difirmankan Allah, Tuhan. Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai kepada umat-Nya dan kepada orang-orang yang dikasihi-Nya, supaya jangan mereka kembali kepada kebodohan?
2. Sesungguhnya keselamatan dari pada-Nya dekat pada orang-orang yang takut akan Dia, sehingga kemuliaan diam di negeri kita. Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan menjenguk dari langit.
3. Bahkan TUHAN akan memberikan kebaikan, dan negeri kita akan memberi hasilnya. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan akan membuat jejak kaki-Nya menjadi jalan.
Bait Pengantar Injil PS 956
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Yesus Kristus telah menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, agar kalian menjadi kaya berkat kemiskinan-Nya.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (19:23-30)
"Lebih mudah seekor unta masuk melalui lubang jarum, daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Surga."
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." Ketika murid-murid mendengar itu, sangat gemparlah mereka dan berkata: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?" Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin." Lalu Petrus menjawab dan berkata kepada Yesus: "Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. Dan setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal. Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
“Lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."
(Hak 6:11-24a; Mat 19:23-30)
Saudara-saudari yang dicintai oleh Tuhan,
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Orang yang kaya raya akan harta benda atau uang pada umumnya merasa tidak aman, maka dengan berbagai cara berusaha melindungi diri dan kekayaannya dari aneka macam ancaman dan gangguan. Ada yang minta pengawalan ‘body guard’ kemanapun ia pergi, ada yang membangun tembok kuat dan pintu besi berlapis, dst.. Dengan kata lain mereka sering merasa tidak bebas bergerak kemanapun. Jika ada orang datang kepadanya sedikit banyak ada rasa curiga, jangan-jangan mengganggu kekayaannya, dan dengan demikian yang berangkutan lebih menutup diri. Sebaliknya orang miskin atau gelandangan pada umumnya bebas merdeka bepergian kemana saja, tidur di sembarang tempat, beratapkan langit dengan penerangan bintang-bintang serta beralaskan tanah atau rumput, dan dengan demikian kiranya mereka lebih terbuka terhadap aneka macam kemungkinan dan kesempatan. Mereka "lebih mudah bagaikan seekor unta masuk melalui lobang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah”, mereka lebih dirajai atau dikuasai oleh Allah daripada harta benda atau uang. Maka kami mengajak dan mengingatkan kita semua untuk menghayati keutamaan ‘kemiskinan’, yaitu keterbukaan terhadap Penyelenggaraan Ilahi dan secara konkret dalam hidup sehari-hari terbuka terhadap sapaan, sentuhan, nasihat, jeritan, dst.. dari sesama atau saudara-saudari kita. Dengan kata lain kami mengajak kita semua untuk hidup sosial dan saling memperhatikan serta melayani, sehingga kita semua memiliki banyak saudara, sahabat dan kawan. Marilah kita hayati sabda Yesus bahwa “setiap orang yang karena namaKu meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal”
· “Akulah yang menyertai engkau, sebab itu engkau akan memukul kalah orang Midian itu sampai habis” (Hak 6:16), demikian firman Allah kepada Gideon. Kutipan ini kiranya baik menjadi permenungan atau refleksi kita, bukan untuk berperang melawan orang lain, melainkan dalam menghadapi aneka macam masalah, tantangan dan hambatan dalam kehidupan kita. Kita hadapi dan selesaikan aneka masalah, tantangan dan hambatan dalam penyertaan Allah artinya dalam iman.
“Dengan semangat iman kristiani kita hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”, demikian isi asas aneka lembaga pelayanan masyarakat seperti pendidikan, sosial dan kesehatan. Dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara pada masa kini sarat dengan tantangan, masalah dan hambatan, maka marilah semuanya kita sikapi dan hadapi dalam dan oleh iman. Kita lebih mengandalkan Penyelenggaraan Ilahi daripada aneka macam sarana-prasarana duniawi, dan hal ini antara lain dapat kita wujudkan dengan kerjasama dengan mereka yang berkehendak baik. Kami percaya bahwa banyak orang yang berkehendak baik, yang dapat diajak untuk bekerjasama dalam menghadapi aneka masalah, tantangan dan hambatan. Dengan kata lain marilah kita bergotong-royong dalam menghadapi aneka masalah, tantangan dan hambatan; hendaknya semua berpartisipasi dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sehingga kesejahteraan sosial bagi seluruh bangsa segera menjadi nyata atau terwujud. Kami berharap para petinggi, pemimpin atau tokoh-tokoh hidup bersama dapat menjadi teladan dalam hal bekerjasama atau bergotong-royong.
“Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan menjenguk dari langit. Bahkan TUHAN akan memberikan kebaikan, dan negeri kita akan memberi hasilnya. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan akan membuat jejak kaki-Nya menjadi jalan” (Mzm 85:11-14).
Jakarta, 18 Agustus 2009
Ignatius Sumarya, SJ