| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 07 Oktober 2009 :: Pw. SP Maria, Ratu Rosario


Rabu, 07 Oktober 2009
Pw. St. Maria Ratu Rosario


Doa Renungan

Allah Bapa kami di surga, kami berdoa bagi Sri Paus, para uskup, terutama Mgr. Ignatius Suharyo, dan para imam. Ya Bapa, Engkau telah menganugerahkan kepada kami Bapa Suci Paus Benediktus XVI, para uskup, khususnya Mgr. Ignatius Suharyo, serta para imam yang membimbing kami semakin dekat kepada-Mu. Kami mohon rahmat karunia-Mu bagi mereka agar senantiasa menjadi teladan bagi kami dalam mewujudkan iman dan harapan kepada-Mu dalam sikap dan perbuatan sehari-hari sehingga Gereja-Mu menjadi tanda pengharapan yang tidak pernah habis bagi kami. Tumbuhkanlah senantiasa iman, harapan, dan kasih sehingga kami hanya memikirkan apa yang Engkau pikirkan dan Engkau kehendaki. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Pembacaan dari Kitab Nubuat Yunus (4:1-11)

"Engkau sayang akan pohon jarak itu. Mana mungkin Aku tidak sayang akan kota Niniwe yang besar itu?"

Yunus sangat kesal hatinya dan marah-marah, karena Tuhan mengasihani kota Niniwe. Maka berdoalah ia kepada Tuhan, "Ya Tuhan, bukankah telah kukatakan, ketika aku masih di negeriku! Aku tahu bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia-Nya, yang menyesali malapetaka yang hendak didatangkan-Nya. Itulah sebabnya aku melarikan diri ke Tarsis. Maka sekarang, ya Tuhan, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati daripada hidup." Tetapi Tuhan bersabda, "Layakkah engkau marah?" Yunus telah keluar dari kota Niniwe dan tinggal di sebelah timurnya. Di situ ia mendirikan sebuah pondok dan duduk di bawah naungannya menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu. Lalu atas penentuan Tuhan Allah tumbuhlah sebatang pohon jarak yang menaungi kepala Yunus, agar ia terhibur dari kekesalan hatinya. Yunus sangat bersukacita karena pohon jarak itu. Tetapi keesokan harinya, ketika fajar menyingsing, atas penentuan Allah pula datanglah seekor ulat, yang menggerek pohon jarak itu, sehingga layu. Segera sesudah matahari terbit, maka atas penentuan Allah, bertiuplah angin timur yang panas terik, sehingga sinar matahari menyakiti kepala Yunus; lalu rebahlah ia lesu dan berharap supaya mati. Ia berkata, "Lebih baiklah aku mati daripada hidup." Tetapi Tuhan bersabda kepada Yunus, "Layakkah engkau marah kepada pohon jarak itu?" Jawab Yunus, "Selayaknyalah aku marah sampai mati." Tuhan lalu bersabda, "Engkau sayang akan pohon jarak itu. Padahal tidak sedikit pun engkau berjerih payah dan tidak pula engkau menumbuhkannya! Pohon itu tumbuh dalam satu malam dan binasa pula dalam satu malam. Nah, mana mungkin Aku tidak sayang akan kota Niniwe yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, dengan ternaknya yang begitu banyak? Padahal mereka itu tak tahu membedakan tangan kanan dan tangan kiri!"
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Engkaulah Allah, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia.
Ayat. (Mzm 86:3-4.5-6.9-10)
1. Engkau adalah Allahku, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari. Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab kepada-Mulah, ya Tuhan, kuangkat jiwaku.
2. Ya Tuhan, Engkau sungguh baik dan suka mengampuni, kasih setia-Mu berlimpah bagi semua yang berseru kepada-Mu. Pasanglah telinga kepada doaku, ya Tuhan, dan perhatikanlah suara permohonanku.
3. Segala bangsa yang Kaujadikan akan datang menyembah di hadapan-Mu, ya Tuhan; mereka akan memuliakan nama-Mu. Tuhan, sungguh besarlah Engkau! Engkau melakukan keajaiban-keajaiban, hanya Engkaulah Allah!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Kalian akan menerima roh pengangkatan menjadi anak; dalam roh itu kita akan berseru, 'Abba, ya Bapa'.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:1-4)

"Tuhan, ajarlah kami berdoa."

Pada waktu itu Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya, "Tuhan, ajarlah kami berdoa sebagaimana Yohanes telah mengajar murid-muridnya." Maka Yesus berkata kepada mereka, "Bila kalian berdoa, katakanlah: 'Bapa, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu. Berilah kami setiap hari makanan yang secukupnya, dan ampunilah dosa kami sebab kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan."
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.


Renungan

Tuhan ajarilah kami berdoa



Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Maria, Ratu Rosario, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

Bulan Oktober adalah bulan Rosario; doa rosario merupakan salah satu doa favorit bagi umat Katolik. Berdoa rosario dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, dan tidak hanya di tempat peziarahan Bunda Maria atau di gereja. Doa rosario merupakan pendarasan atau pengulangan doa-doa harian seperti: Bapa kami, Salam Maria dan Kemuliaan. Dalam kutipan Warta Gembira hari ini kita diajak berdoa dengan khidmat doa Bapa Kami. Isi doa Bapa Kami antara lain "Berikanlah kami setiap hari makanan yang secukupnya dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kami pun mengampunia setiap orang yang bersalah kepada kami." Hidup sederhana dalam kasih pengampunan itulah salah satu yang kita mohon dalam doa Bapa Kami, dengan kata lain kita mendambakan hidup sederhana dalam kasih pengampunan. Kita dipanggil untuk meneladan Bunda Maria, yang sederhana dan penuh kasih pengampunan. Kasih pengampunan yang dihayati oleh Bunda Maria antara lain nampak dalam penghayatan "merenungkan atau mendoakan dalam hati apa yang kurang atau tidak dapat dimengerti/dipahami", ketika ia menghadapi kesulitan dan tantangan tidak mengeluh dan menggerutu atau marah, melainkan berdoa. Dalam hidup sehari-hari kiranya kita sering menghadapi hal-hal atau apa-apa yang tidak sesuai dengan selera pribadi kita serta membuat kita tidak enak dan kurang bahagia. Dengan kata lain setiap hari ada kesempatan bagi kita untuk menghayati isi doa Bapa Kami "ampunilah kami akan dosa kami, sebab kami pun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami". Dalam doa rosario kita mendoakan doa Salam Maria, antara lain berisi "doakanlah kami orang berdosa ini, sekarang dan sampai waktu kami mati". Dengan kata lain kita adalah para pendosa yang telah menerima kasih pengampunan dari Tuhan secara melimpah ruah, maka panggilan untuk saling mengampuni kiranya merupakan tugas yang mudah, yaitu tinggal menyalurkan kasih pengampunan yang telah kita terima secara melimpah ruah.

"Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikit pun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula. Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?" (Yun 4:10-11), demikian tanggapan Allah atas keluh kesah dan gerutu atau kemarahan Yunus. Dari kutipan di atas ini kiranya kita diajak untuk menghayati betapa pentingnya keselamatan jiwa manusia. Keselamatan jiwa manusia hendaknya menjadi tolok ukur atau barometer keberhasilan kerja, pelayanan dan usaha kita. Suasana lingkungan hidup bersama di manapun dan kapanpun tergantung dari manusia yang ada di dalamnya, bukan gedung atau sarana-prasarana maupun ciptaan-ciptaan lain yang berada di lingkungan tersebut. Kesejahteraan dan kebahagiaan hidup berkeluarga sangat tergantung dari pribadi-pribadi anggota keluarga, dan kesejahteraan masyarakat, bangsa dan Negara tergantung dari kesejahteraan dan kebahagiaan keluarga-keluarga. Keluarga merupakan dasar hidup bersama di manapun dan kapanpun, maka marilah kita perhatikan dan usahakan kesejahteraan dan kebahagiaan keluarga kita masing-masing. Kesejahteraan dan kebahagiaan tidak terletak pada harta benda atau uang melainkan dalam saling mengasihi dan mengampuni, atau dalam bahasa lain : setiap manusia sungguh dimanusiakan, manusia sebagai gambar atau citra Allah. Maka dengan ini kami mengharapkan hendaknya tidak terjadi pemerkosaan harkat martabat manusia di dalam keluarga , maklum dari berbagai informasi dapat kita dengar bahwa para isteri atau ibu sering merasa diperkosa oleh suami atau pasangan hidupnya. Jika para isteri atau ibu merasa diperkosa, maka mereka akan memperkosa anak-anaknya. Marilah kita perdalam dan perkuat hidup saling mengasihi dan mengampuni di dalam keluarga kita masing-masing.

Engkau adalah Allahku, kasihanilah aku, ya Tuhan, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari. Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab kepada-Mulah, ya Tuhan, kuangkat jiwaku. Sebab Engkau, ya Tuhan, baik dan suka mengampuni dan berlimpah kasih setia bagi semua orang yang berseru kepada-Mu.Pasanglah telinga kepada doaku, ya TUHAN, dan perhatikanlah suara permohonanku (Mzm 86:3-6).
Ignatius Sumarya, SJ

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy