| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Jumat, 27 November 2009 Hari Biasa Pekan XXXIV

Jumat, 27 November 2009
Hari Biasa Pekan XXXIV

“Dan pada tanduk itu tampak ada mata seperti mata manusia, dan mulut yang menyombong.” --- Daniel 7: 8

Doa Renungan

Allah Bapa di surga, pandanglah pujian dan syukur yang kami panjatkan bersama datangnya mentari pagi. Pada hari ini, kami memohon kepada-Mu ya Allah penyayang, berilah kami dengan perantaraan Roh Kudus, kebijaksanaan yang sejati serta kurnia untuk selalu bergembira atas penghiburan-Nya. Semoga kami mengenali tanda-tanda zaman yang meliputi kami dan mampu bersikap bijaksana dengan tawaran-tawaran dunia, agar tingkah laku kami selalu digerakkan oleh cinta yang telah kami terima dari-Mu. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Bacaan Pertama (Dan 7:2-14)

L. Seseorang serupa Anak Manusia datang bersama awan-gemawan.

Pembacaan dari Kitab Nubuat Daniel

Aku, Daniel, mendapat suatu penglihatan pada waktu malam. Tampak keempat angin dari langit mengguncangkan laut besar. Lalu naiklah empat binatang besar dari dalam laut, yang satu berbeda dengan yang lain. Yang pertama rupanya seperti seekor singa dan mempunyai sayap burung rajawali. Aku terus melihatnya sampai sayapnya tercabut dan ia terangkat dari tanah dan ditegakkan pada dua kaki seperti manusia dan kepadanya diberikan hati manusia. Dan tampak ada seekor binatang lain, yang kedua, rupanya seperti beruang. Ia berdiri pada sisinya yang sebelah, dan tiga tulang rusuk masih ada dalam mulutnya di antara giginya. Kepadanya dikatakan demikian, "Ayo makanlah daging banyak-banyak." Kemudian aku melihat, tampak seekor binatang lain lagi, rupanya seperti macan tutul. Ada empat sayap burung pada punggungnya. Lagipula binatang itu berkepala empat, dan kepadanya diberikan kekuasaan. Kemudian aku melihat dalam penglihatan malam itu, tampak seekor binatang yang keempat, yang menakutkan dan mendahsyatkan, ia sangat kuat. Ia bergigi besar dari besi. Ia melahap dan meremukkan mangsanya, dan sisanya diinjak-injak dengan kakinya. Ia berbeda dengan segala binatang yang terdahulu. Lagipula ia bertanduk sepuluh. Sementara aku memperhatikan tanduk-tanduk itu, tumbuhlah di antaranya suatu tanduk lain yang kecil, sehingga tiga dari tanduk-tanduk yang dahulu tercabut. Pada tanduk itu tampak ada mata seperti mata manusia dan mulut yang menyombong. Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya. Pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba. Takhta-Nya dari nyala api, rodanya dari api yang berkobar-kobar. Suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya. Beribu-ribu melayani Dia, dan beratus-ratus ribu berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab. Aku terus melihatnya, karena tanduk kecil binatang yang keempat itu mengucapkan kata-kata sombong. Aku terus melihatnya sampai binatang itu dibunuh. Bangkainya dibinasakan dan dilemparkan ke dalam api yang membakar. Juga kekuasaan binatang-binatang yang lain dicabut, dan jangka hidup mereka ditentukan, sampai waktu dan saatnya. Aku terus melihat dalam penglihatan waktu malam itu, nampak seseorang serupa Anak Manusia datang dari langit bersama awan-gemawan. Ia menghadap Dia yang telah lanjut usia-Nya dan diantar ke hadapan-Nya. Kepada yang serupa Anak Manusia itu diserahkan kekuasaan, kehormatan dan kuasa sebagai raja. Dan segala bangsa, suku dan bahasa mengabdi kepada-Nya. Kekuasaan-Nya kekal adanya dan kerajaan-Nya takkan binasa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Antar Bacaan (Dan 3:75.76.77.78.79.80.81)
L : Pujilah Tuhan, hai gunung-gemunung.
U : Pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.

L : Pujilah Tuhan, hai segala tumbuhan di bumi.
U : Pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.

L : Pujilah Tuhan, hai segenap mata air dan bukit.
U : Pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.

L : Pujilah Tuhan, hai lautan dan sungai.
U : Pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.

L : Pujilah Tuhan, hai raksasa lautan dan segala yang bergerak di air.
U : Pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.

L : Pujilah Tuhan, hai unggas di udara.
U : Pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.

L : Pujilah Tuhan, hai segala binatang buas dan ternak di bumi.
U : Pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Angkatlah kepalamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.

Bacaan Injil (Luk 21:29-33)

I. Jika kalian melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah bahwa Kerajaan Allah sudah dekat."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas

Pada waktu itu Yesus mengemukakan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya, "Perhatikanlah pohon ara atau pohon apa saja. Apabila kalian melihat pohon-pohon itu sudah bertunas, kalian tahu dengan sendirinya, bahwa musim panas sudah dekat. Demikian pula, jika kalian melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah, bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Aku berkata kepadamu: Sungguh, angkatan ini takkan berlalu, sebelum semuanya terjadi. Langit dan bumi akan berlalu, tetapi sabda-Ku takkan berlalu."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan.

Renungan

Hari berganti hari, tahun berganti tahun, musim berganti musim dan semuanya didahului oleh suatu pratanda. Kerajaan Allah pun terjadi demikian. Dalam tanda-tanda alam dan lewat tanda-tanda alam, kita bisa menyimak bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Banyak hal akan terjadi yang mungkin menggoyahkan iman kita. Namun, di tengah segala gejolak hidup yang kita alami itu, kita hendaknya tidak kehilangan harapan. Kerajaan Allah akan menyatakan kemuliaannya walaupun mungkin setelah kegelapan yang begitu panjang dan pencobaaan yang datang silih berganti.

Umat Kristen perdana mengalami penganiayaan siang dan malam. Mereka menghadapi semua itu dengan teguh dan setia. Melalui kemartiran dan keteladanan mereka, kita dikuatkan dalam pengharapan akan intervensi Allah dalam hidup kita. Pada saat mengalami pencobaan dan kesulitan hidup, kita hendaknya tidak kehilangan harapan. Langit dan bumi akan berlalu, namun kasih setia Allah takkan berkesudahan.

Tuhan, jangan biarkan aku kehilangan harapan dan putus asa ketika menghadapi cobaan dalam hidup ini. Semoga sabda dan janji-Mu menjadi kekuatan dan pegangan harapanku. Amin.


Ziarah Batin 2009, Renungan dan Catatan Harian


Bagikan

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy