Saat seseorang bisa beli rokok sebungkus Rp 8.500 per hari kali 365 hari dalam satu tahun, apakah ia juga pernah berpikir, lebih murah Rp 8.500 x 365 untuk ditabung demi masa depan keluarga? Kalau sudah merokok beberapa tahun, silakan kalikan, berapa juta yang sebenarnya bisa ditabung?
Saat seseorang bisa membeli pulsa seharga Rp 100.000, apakah ia juga bisa membeli Kitab Suci atau bacaan-bacaan rohani yang harganya kurang lebih sama?
Saat seseorang bisa menyumbang Rp 50.000-100.000 untuk hajatan manten, apakah ia juga bisa menyumbang dengan jumlah yang sama bagi keluarga yang sedang berkabung?
Saat seseorang bisa menghabiskan waktumu untuk berjam-jam di depan komputer dan menonton acara entertainment TV, apakah dia juga bisa berjam-jam menemani pasangan hidup, suami-isteri berbelanja di supermarket, di pasar tradisional, menemani anak yang sedang belajar, menemani anak bermain, atau....?
Saat seseorang bisa menghabiskan waktu seharian untuk mancing di kolam ikan, di sungai, atau di muara, bahkan tidak dapat seekor ikan pun, apakah ia juga rela kehabisan waktunya untuk ikut pertemuan lingkungan, pendalaman iman, atau pertemuan bersama di RT-RW-nya demi kepentingan membangun persaudaraan?
Saat seorang wanita bisa menghabiskan waktunya untuk merawat diri berjam-jam di salon kecantikan, apakah dia juga akan rela kehilangan waktu berjam-jam untuk membereskan urusan rumah tangganya: memasak, belanja, membersihkan kamar mandi, dapur, juga kamarnya?
Saat seorang laki-laki dapat menghabiskan waktunya untuk berjam-jam nonton kejuaraan dunia sepakbola, sampai bangun tengah malam dan tidur larut pagi, apakah dia juga mau bangun pagi-pagi untuk ikut membereskan urusan rumah tangganya di pagi hari, saat sedang sibuk-sibuknya anak-anak mau sekolah, dan orang tua mau berangkat kerja?
Saat sepasang suami isteri dapat menghabiskan waktunya seharian berdua berjalan-jalan di supermarket, apakah dia juga mau menghabiskan waktunya untuk menemani anaknya makan, bermain, bercanda bersama, sementara sudah ada baby sitter, ada pengasuh anak untuk masing-masing anaknya? Anak-anak diperlakukan menjadi anaknya sendiri atau....?
Semoga ada banyak orang mampu membuat prioritas nilai hidup, agar tidak terjebak dalam aktivitas rutin yang menyenangkan dan memuaskan, melainkan berani memilih aktivitas yang tidak menyenangkan sekalipun tapi nilainya tahan uji!
Have a nice Sunday!
Blasius Slamet Lasmunadi, Pr
Bagikan
Saat seseorang bisa membeli pulsa seharga Rp 100.000, apakah ia juga bisa membeli Kitab Suci atau bacaan-bacaan rohani yang harganya kurang lebih sama?
Saat seseorang bisa menyumbang Rp 50.000-100.000 untuk hajatan manten, apakah ia juga bisa menyumbang dengan jumlah yang sama bagi keluarga yang sedang berkabung?
Saat seseorang bisa menghabiskan waktumu untuk berjam-jam di depan komputer dan menonton acara entertainment TV, apakah dia juga bisa berjam-jam menemani pasangan hidup, suami-isteri berbelanja di supermarket, di pasar tradisional, menemani anak yang sedang belajar, menemani anak bermain, atau....?
Saat seseorang bisa menghabiskan waktu seharian untuk mancing di kolam ikan, di sungai, atau di muara, bahkan tidak dapat seekor ikan pun, apakah ia juga rela kehabisan waktunya untuk ikut pertemuan lingkungan, pendalaman iman, atau pertemuan bersama di RT-RW-nya demi kepentingan membangun persaudaraan?
Saat seorang wanita bisa menghabiskan waktunya untuk merawat diri berjam-jam di salon kecantikan, apakah dia juga akan rela kehilangan waktu berjam-jam untuk membereskan urusan rumah tangganya: memasak, belanja, membersihkan kamar mandi, dapur, juga kamarnya?
Saat seorang laki-laki dapat menghabiskan waktunya untuk berjam-jam nonton kejuaraan dunia sepakbola, sampai bangun tengah malam dan tidur larut pagi, apakah dia juga mau bangun pagi-pagi untuk ikut membereskan urusan rumah tangganya di pagi hari, saat sedang sibuk-sibuknya anak-anak mau sekolah, dan orang tua mau berangkat kerja?
Saat sepasang suami isteri dapat menghabiskan waktunya seharian berdua berjalan-jalan di supermarket, apakah dia juga mau menghabiskan waktunya untuk menemani anaknya makan, bermain, bercanda bersama, sementara sudah ada baby sitter, ada pengasuh anak untuk masing-masing anaknya? Anak-anak diperlakukan menjadi anaknya sendiri atau....?
Semoga ada banyak orang mampu membuat prioritas nilai hidup, agar tidak terjebak dalam aktivitas rutin yang menyenangkan dan memuaskan, melainkan berani memilih aktivitas yang tidak menyenangkan sekalipun tapi nilainya tahan uji!
Have a nice Sunday!
Blasius Slamet Lasmunadi, Pr
Bagikan