| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Jumat, 01 Januari 2010 Hari Raya Santa Maria Bunda Allah -- Jumat Pertama Dalam Bulan

Jumat, 01 Januari 2010
Hari Raya Santa Maria Bunda Allah -- Jumat Pertama Dalam Bulan

"Allah mengutus Anak-Nya yang lahir dari seorang perempuan."

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahapengasih dan penyayang, Engkau telah menganugerahi keselamatan kepada kami, melalui Santa Perawan Maria, Bunda kami dalam menanggapi panggilan-Mu. Semoga kami Kauperkenankan menikmati perlindungan dan doa keibuannya, sebab ia telah melahirkan Putra-Mu, Sang pemberi hidup dan jalan keselamatan, yakni Yesus, Tuhan kami kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Bilangan (6:22-27)

"Mereka harus meletakkan nama-Ku atas orang Israel: maka Aku akan memberkati mereka."

22 Sekali peristiwa TUHAN berfirman kepada Musa: 23 "Berbicaralah kepada Harun dan anak-anaknya: Beginilah harus kamu memberkati orang Israel, katakanlah kepada mereka: 24 TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; 25 TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; 26 TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera. 27 Demikianlah harus mereka meletakkan nama-Ku atas orang Israel, maka Aku akan memberkati mereka."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan PS 809
Ref. Berbelaskasihlah Tuhan dan adil Allah kami adalah rahim.
Ayat.
(Mzm 67:2-3.5.6.8)
1. Kiranya Allah mengasihani dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya. Kiranya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.
2. Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku di atas bumi.
3. Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah, kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu. Allah memberkati kita; kiranya segala ujung bumi takwa kepada-Nya!

Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Galatia (4:4-7)

"Allah mengutus Anak-Nya yang lahir dari seorang perempuan."

4 Saudara-saudara, setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. 5 Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak. 6 Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!" 7 Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 960
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Ayat. Dahulu Allah berkata kepada leluhur kita dengan perantaraan para nabi; kini Ia bersabda kepada kita dengan perantaraan Putera-Nya. (Ibr 1:1-2).

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:16-21)

"Mereka mendapati Maria, Yusuf, dan si Bayi. Pada hari kedelapan Ia diberi nama Yesus."

16 Setelah mendengar berita kelahiran penyelamat dunia, para gembala cepat-cepat berangkat ke Betlehem, dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. 17 Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. 18 Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. 19 Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. 20 Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka. 21 Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus.

Renungan

Selamat Tahun Baru!

Rekan-rekan yang berbahagia, Selamat Tahun Baru 1 Januari 2010!
Tidak mengherankan bila hari pertama dalam tahun yang baru ini dirayakan sebagai Pesta Maria Bunda Allah, Yunaninya Theo-tokos 'yang membuat keilahian lahir'. Kesediaan Maria memungkinkan keilahian itu memasuki dunia hidup manusia. Karena itu ia juga menjadi pembawa berkat ilahi bagi umat manusia. Bacaan pertama hari ini, Bil 6:22-27, mengantar kita masuk ke dalam tahun berkat, tahun wajah Tuhan bersinar memandangi kita, tahun damai! (Injil hari ini, Luk 2:16-21, sudah diulas bagi tanggal 25 Desember yang lalu.) Hari ini juga Hari Perdamaian Sedunia.

TIGA PASANG BERKAT

Petikan Kitab Bilangan ini mengandung rumus berkat yang difirmankan Tuhan kepada Musa bagi para imam keturunan Harun. Kata-kata berkat itu sendiri termaktub dalam ayat 24-26. Seperti dijanjikan Tuhan, bila kata-kata itu diucapkan, maka Dia sendirilah yang akan memberkati. Masing-masing ayat 22-26 itu terdiri dari dua bagian yang maknanya saling menguatkan (ayat 24: memberkati - menjagai; ayat 25: menyinarkan wajah - menyayangi; ayat 26: memandangi - menaruh kedamaian). Selain itu seluruh rumus berkat diungkapkan dalam tiga 'ucapan berkat'. Pengulangan tiga kali, entah dari segi bunyi ('Kudus, kudus, kuduslah Tuhan' Yes 6:3) entah dari segi makna (seperti di sini) mengundang sikap hormat dan khidmat akan kehadiran Yang Ilahi dalam keagunganNya. Bandingkan dengan ulasan mengenai 3 kali 14 keturunan dalam Mat 1:1-17 yang dibacakan dalam Misa Vespertina Natal tgl. 24 Desember.

"SEMOGA TUHAN MEMBERKATIMU DAN MENJAGAIMU" (ayat 24)

'Memberkati' dan 'menjagai', ungkapan yang kedua menegaskan makna yang pertama. Jadi memberkati berarti menjagai, melindungi dari kekuatan-kekuatan jahat. Kebalikan memberkati ialah mengutuk. Kutukan terbesar ialah membiarkan orang menjadi mangsa daya-daya maut. Dalam kesadaran orang dulu, kekuatan-kekuatan jahat tak perlu didatangkan atau ditenungkan. Daya-daya hitam itu sudah ada di sekeliling dan selalu mengancam. Namun mereka tak bisa menembus garis lingkaran berkat yang ditoreh oleh Tuhan dengan sabdanya. Dalam artian ini kawasan berkat ialah ruang hidup bagi ciptaan, bagi kita. Tak mungkin ada yang bisa hidup di luar ruang itu. Ada cerita menarik. Seorang ahli tenung digdaya dari Aram, Balaam namanya, didatangkan oleh Balak, raja Moab, untuk menyihir kalang-kabut orang-orang Israel yang berjalan lewat di situ (lihat Bil 22-24). Namun Balaam menyadari bahwa tenungnya takkan mempan karena Tuhan tidak membiarkan orang Israel berjalan di luar berkatNya (Bil 23:8-9). Tuhan memberkati mereka dan Balaam tak dapat membalikkannya (Bil 23:20). Malahan Balaam akhirnya ikut memberkati (Bil 24:1-9) dan bahkan sampai 'tiga kali' (Bil 24:10)!

Kita merayakan Tahun Baru dan mengharapkan berkat Tuhan. Apa yang bisa kita minta? Kita mohon Ia melindungi kita dari kekuatan-kekuatan jahat yang akan kita jumpai dalam perjalanan 12 bulan mendatang ini. Kita minta ruang hidup yang leluasa. Yang biasa menjalankan kekuatan-kekuatan jahat akan seperti Balaam: tidak lagi berbahaya. Malah kekuatannya akan beralih menjadi berkat. Ini kehebatan Tuhan yang menjagai orang-orangnya. Ia tak perlu memusnahkan lawan-lawan. Akan ada rekonsiliasi - rujuk kembali - dan mereka malah akan mengiringi perjalanan dalam waktu.

"SEMOGA TUHAN MENYINARKAN WAJAHNYA KEPADAMU DAN MENYAYANGIMU" (ayat 25)

Dalam ayat 25 ini 'menyinarkan wajah' dijelaskan sebagai 'menyayangi'. Orang Perjanjian lama yang memikirkan wajah Tuhan yang bersinar kepadanya juga ingat lawan katanya, yakni wajah yang garang. Namun wajah garang tidak dipakai untuk menggambarkan Tuhan, sekalipun Ia sedang marah. Ungkapan wajah garang dikenakan kepada penguasa yang lalim, kepada para musuh, kepada sisi gelap kemanusiaan. Wajah garang membuat orang jeri tapi sebenarnya tidak bersimaharajalela terus-menerus. Waktunya sudah bisa dihitung. Ini jelas misalnya dalam penglihatan yang diperoleh Daniel, lihat Dan 8:23 dst.

Satu hal lagi dapat dicamkan. Manusia bisa juga bersinar wajahnya, mirip Tuhan, namun ia juga bisa berwajah garang. Hidup manusia itu kancah perbenturan antara terangnya wajah Tuhan dengan garangnya daya-daya jahat. Ini perkara teologis yang siang malam mengusik benak orang-orang pandai dalam Perjanjian Lama. Kohelet, Sang Pengkotbah, memecahkannya dengan pertolongan hikmat. Dalam Pkh 8:1 dikatakannya bahwa hikmat kebijaksanaan membuat wajah orang menjadi bersinar dan mengubah kegarangan wajahnya. Teologi kebijaksanaan ini menjelaskan berkat dalam Bil 6:25 tadi. Dengan hikmat kebijaksanaan orang dapat mencerminkan Tuhan menghadirkan Dia yang sayang akan orang-orangnya. Juga dalam merayakan Tahun baru kita boleh minta agar Tuhan menyinarkan wajahNya kepada kita semua. Saat ini juga dapat kita memohon hikmat kebijaksanaan yang membuat kita dapat menghadirkan terang wajahnya di muka bumi, di dalam kurun waktu, di dalam kehidupan kita, agar yang garang-garang itu berubah menjadi terang. Dunia ini telah menerima terang kehadiran Tuhan, jangan kita pikir kegarangan bisa mengelabukannya.

"SEMOGA TUHAN MEMANDANGIMU DAN MENARUH KEDAMAIAN PADAMU" (ayat 26)

Ungkapan 'memandangimu' dalam ayat 26 ini artinya memperlakukan orang secara istimewa karena berharga. Gagasan ini ditegaskan lebih lanjut dalam bagian kedua sebagai 'menaruh kedamaian'. Dalam alam pikiran Perjanjian Lama tiadanya kedamaian, syalom, dialami sebagai kegelisahan yang menyesakkan dan yang akhirnya bisa mematikan. Memang tak bisa begitu saja kedamaian dijanji-janjikan. (Menurut Nabi Yeremia orang yang latah bernubuat tentang damai tanpa isi sebetulnya nabi palsu; Yer 6:14; 8:11; 28:9). Perjanjian Lama melihat kedamaian sebagai buah dari tsedaqah, yakni kesetimpalan antara kenyataan dan hah-hal yang diperintahkan dan disabdakan Tuhan. Ujudnya ada macam-macam, yang paling utama ialah 'adil' (tsadik), 'benar/lurus' (yasyar), 'tak bercela' (tam), 'bijaksana' (khakam). Tiap ujud itu tak terbatas pada urusan orang-perorangan tetapi menyangkut hidup bersama juga. Keadaan yang paling mencekik kehidupan bukanlah peperangan atau paceklik melainkan tiadanya 'kesetimpalan' tadi dalam pelbagai ujudnya. Keselamatan terjadi bukan dengan meneriakkan syalom syalom seperti nabi palsu melainkan dengan menjadikan tsedaqah suatu kenyataan sehingga manusia dan jagad semakin setimpal kembali dengan yang dikehendaki Tuhan. Dalam Perjanjian Baru, terutama Paulus, gagasan tsedaqah (Yunaninya dikaiosyne) muncul kembali untuk menerangkan keselamatan sebagai karya penebusan Kristus yang 'meluruskan kembali' (Yunaninya dikaioun, Latinnya iustificare) manusia dan jagad sehingga rujuk kembali dengan Tuhan. Maksudnya, dalam Kristus manusia dan jagad memperoleh kembali keadaannya semula yang tidak perot, yang yang tidak mengerikan, yang tidak menggelar kekerasan. Bila ini terlaksana, maka barulah orang bisa berbicara mengenai syalom, kedamaian. Ucapan berkat dalam Bil 6:26 'menaruh kedamaian' mengandaikan manusia bisa apik kembali, bisa lurus dan tak bercela, setimpal dengan yang dimaksud Tuhan. Bagaimana? Bila manusia dan jagad dipandangi terus-menerus oleh Tuhan seperti terungkap dalam bagian pertama ayat itu. Inilah yang bisa kita minta bagi tahun mendatang ini. Wajah kemanusiaan dan jagad ini akhir-akhir ini penyok sana sini, perot, timpang. Kita minta agar Tuhan memandangi itu semua. Kita tanya Dia, tahankah Kau memandang ini semua? Katanya sayang manusia. Sekarang pandangilah! Angkat wajahMu, jangan sembunyikan! Luruskan kembali keapikan ciptaanmu! Tak usah sungkan bilang begitu kepadaNya.

MARIA DAN KITA

Manusia tidak dibiarkan sendirian. Imanuel - 'Tuhan beserta kita' - datang. Dan Maria sang Theotokos 'yang membuat keilahian lahir' itu menunjukkan kebenaran hal itu. Kepada seorang gadis di Nazaret dulu disampaikan ajakan ikut serta mewujudkan berkat bagi umat manusia. Ajakan yang sama kini masih ditawarkan bagi semua orang berkemauan baik. Dulu Maria sertamerta menyahut 'terjadilah perkataan-Mu' kepada Gabriel. Kepada kita untung tawaran tidak datang bersama malaikat yang menuntut jawaban saat itu juga. Ada dua belas bulan ke depan untuk mengemasnya. Waktu yang biasanya di pihak lawan kita kini bisa menjadi berkat.

Salam hangat,
A.Gianto


maria,1 januari

Bagikan

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy