Pesta Yesus Dipersembahkan di Kenisah
Aku mau mendengar apa yang hendak difirmankan Allah, Tuhan --- Mzm 85:9a
Doa Renungan
Allah sumber segala rahmat, kami bersujud di hadirat-Mu di awal hari ini. Kami pun bersyukur karena Engkau telah memberikan Yesus sebagai penebus dosa kami. Bantulah kami supaya dapat hidup sesuai dengan kehendak-Mu. Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Nubuat Maleakhi (3:1-4)
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan.
Ayat (Mzm 24:7.8.9.10)
1. Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang,
dan bukalah dirimu lebar-lebar,
hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan!
2. Siapakah itu Raja Kemuliaan?
Tuhan yang jaya dan perkasa, Tuhan yang jaya dan perkasa,
Tuhan yang perkasa dalam peperangan!
3. Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang,
dan bukalah dirimu lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi,
supaya masuklah Raja Kemuliaan!
4. Siapakah itu Raja Kemuliaan?
Dialah Tuhan semesta alam!
Tuhan semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan!
Bacaan Kedua
Pembacaan dari Surat Kepada Umat Ibrani (2:14-18)
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, Alleluya, Alleluya
Solis: Dialah terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:22-40)
Ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat Musa, Maria dan Yusuf membawa Anak Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan, "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah". Juga mereka datang untuk mempersembahkan kurban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Waktu itu adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh hidupnya, yang menantikan penghiburan bagi Israel; Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Atas dorongan Roh Kudus, Simeon datang ke Bait Allah. Ketika Anak Yesus dibawa masuk oleh orang tua-Nya, untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, Simeon menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya, "Sekarang Tuhan, biarlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel." Yusuf dan Maria amat heran akan segala sesuatu yang dikatakan tentang Anak Yesus. Lalu Simeon memberkati mereka, dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu, "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel, dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan -- dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri -- , supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang." Ada juga di situ seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer, namanya Hana. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah menikah, ia hidup tujuh tahun bersama suaminya, dan sekarang ia sudah janda, berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah, dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Pada saat Anak Yesus dipersembahkan di Bait Allah Hana pun datang ke Bait Allah, dan bersyukur kepada Allah serta berbicara tentang Anak Yesus kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Setelah menyelesaikan semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah Maria dan Yusuf serta Anak Yesus ke kota kediamannya, yaitu Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakan-Nya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
Renungan
Setiap manusia lahir dan dibesarkan dalam adat istiadat dan budaya keluarganya. Di sanalah untuk pertama kalinya seseorang berinteraksi dengan lingkungan yang membentuknya menjadi makhluk sosial. Di tengah-tengah keluarga dan lingkungan terdekatnya itu pula ia berkembang menjadi matang dan dewasa.
Yesus adalah Allah yang menjadi manusia. Kemanusiaan yang begitu sempurna diwartakan dalam Alkitab melalui kelahiran-Nya di tengah-tengah sebuah keluarga, yang lengkap menjalankan adat istiadat dan tradisi leluhur secara utuh yang berlangsung turun-temurun. Maka sebagai anak laki-laki sulung, sesuai tradisi keluarga-Nya, pada hari ke-40 setelah kelahiran-Nya, Ia harus dipersembahkan kepada Allah (bdk. Kel 13:1).
Pesta Yesus Dipersembahkan di Kenisah hari ini ingin mengingatkan kita betapa Allah amat mencintai umat-Nya. Allah selalu hadir di tengah-tengah kita. Beranikah kita untuk menjadikan hati kita sebagai kenisah, tempat Ia bersemayam?
Kanak-kanak Yesus, hadirlah juga di dalam hatiku yang akan kusiapkan menjadi Kenisah-Mu. Amin.
Bagikan