| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

APP KAJ 2010 Sub Tema III: Kemana Tuhan Memanggil? (Luk 4: 16-21)

APP KAJ 2010
Sub Tema III: Kemana Tuhan Memanggil?
(Luk 4: 16-21)

Mendalami Misi Yesus, Mewujudkan Misi Kita

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (4:16-21)

"Aku diutus menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin."

16 Sekali peristiwa datanglah Yesus ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. 17 Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: 18 "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku 19 untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." 20 Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. 21 Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Perhatian Allah pada Kemiskinan

Dalam berbagai cara Allah telah mengungkapkan perhatian besar bagi orang miskin, yang serba kekurangan, lemah dan tak berdaya. Hal ini sudah nampak sejak Perjanjian Lama. Ia menyatakan diri-Nya sebagai tempat perlindungan mereka (Mzm 14: 6; Yes 25: 4), pertolongan mereka (Mzm 40: 18; 70: 6), pelepas mereka (1Sam 2: 8, Mzm 113: 7), dan pemelihara mereka (Mzm 10: 14; 68: 11).

Maka, di dalam Taurat, Allah melarang hal membungakan uang yang dipinjamkan kepada orang miskin (Kej 22: 25; Im 25: 35-36), Jikalau orang miskin memberikan suatu jaminan (gadai) berupa jubah, orang yang meminjamkan uang harus mengembalikan jubah itu sebelum matahari terbenam. Jika orang miskin bekerja untuk orang kaya, dia harus menerima bayarannya setiap hari sehingga dapat membeli makanan untuk dirinya dan keluarganya (Ul 24: 14-15). Sepanjang masa panen, gandum yang rontok harus ditinggalkan sehingga dapat dikumpulkan orang miskin untuk makanan mereka (Im 19: 10). Tak kalah pentingnya adalah perintah Allah bahwa setiap tujuh tahun semua hutang orang Israel yang miskin harus dibatalkan (Ul 15: 1-6). Juga, seorang kaya tidak boleh menolak meminjamkan uang kepada orang miskin hanya karena terlalu dekat dengan tahun ketujuh (Ul 15: 7-11).

Namun, kenyataannya, orang Israel tidak selalu menaati hukum-hukum itu. Sebaliknya, banyak orang kaya menarik keuntungan dari orang miskin dan menambah kesengsaraan mereka. Maka, melalui para nabi Tuhan mengucapkan kata-kata hukuman yang keras terhadap orang-orang kaya Israel (lihat Yes 1: 21-25; Yer 17: 11; Am 4: 1-3; 5: 11-13; Mi 2: 1-5).

Dalam keadaan seperti itu, Yesaya bernubuat akan datang Dia yang diurapi Roh Allah untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara dan merawat orang-orang yang remuk hati (Yes 61: 1).

Misi Yesus

Nubuat dari nabi Yesaya itulah yang dibaca Yesus ketika Ia mengawali karya misi-Nya di Galilea, tepatrnya di rumah ibadat di Nazaret, tempat Ia dibesarkan. Yang menarik ialah bahwa setelah membacakan nas dari kitab Yesaya itu, Yesus menyampaikan bahwa “pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.” Dengan mengatakan itu, Yesus mau menunjuk pada diri-Nya. Nubuat nabi Yesaya itu terpenuhi “pada hari ini” yaitu pada saat Yesus mengawali karya misi-Nya dan diperuntukkan bagi orang-orang yang sungguh mau mendengarkan kabar baik yang dibawa-Nya.

Maka nubuat Yesaya itulah yang menjadi misi Yesus datang ke tengah manusia. Nas itu diawali dengan penegasan “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku…” Kehadiran Roh Tuhan pada diri Yesus itu sungguh nyata. Sejak dikandung, Yesus telah dipenuhi Roh Kudus (Luk 1:35). Ketika Ia dibaptis, Roh Kudus turun atas-Nya (Luk 3:22). Roh Kudus pula yang membawanya ke padang gurun, lalu mengatasi cobaan iblis (Luk 4: 1). Dan saat kembali ke Galilea untuk mengawali misi-Nya, Yesus berada dalam kuasa Roh (Luk 4: 14). Itu artinya, Yesus memang disertai oleh daya kekuatan Allah sendiri dalam menunaikan tugas perutusan-Nya.

Yesus yang diurapi Roh Kudus itu mengemban misi untuk (1) menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin, papa, menderita, hina; (2) membebaskan orang-orang tawanan, yaitu mereka yang terbelenggu oleh dan menjadi budak dari dosa; (3) mencelikkan mata rohani mereka yang dibutakan oleh dunia dan iblis supaya mereka dapat melihat kebenaran kabar baik Allah (bdk. Yoh 9: 39); dan (4) memberitakan saat pembebasan dan penyelamatan dari kuasa iblis, dosa, ketakutan, dan rasa bersalah (bdk. Yoh 8: 36; Kis 26: 18).

Dengan demikian jelaslah bahwa misi Yesus adalah membawa pengharapan (Kerajaan Allah) bagi orang-orang kecil, lemah, miskin, tersisih. tak berdaya, terbelenggu, patah semangat, remuk hati, berdosa. Pokoknya orang yang membutuhkan pertolongan supaya dapat mengalami hidup dalam kelimpahan kasih Allah. Yesus menegaskan “Aku datang supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yoh 10: 10).

Perwujudan misi Yesus ini nampak jelas dalam hidup, karya, ajaran, dan tindakan-Nya. Sebagian besar pelayanan Yesus adalah kepada orang miskin dan kurang beruntung di tengah masyarakat Yahudi yang kelihatannya tidak dipedulikan orang. Ia mengucapkan kata-kata yang keras kepada mereka yang berpegang teguh pada harta duniawi dan mengabaikan orang miskin. Yesus juga mengharapkan murid-murid-Nya memberi dengan murah hati kepada orang miskin (Mat 6: 1-4; 19: 21; Luk 12: 33; 14: 12-14, 16-24; 18: 22). Yesus sendiri melakukan apa yang diajarkan-Nya, dengan senantiasa membawa sebuah pundi-pundi yang digunakan untuk memberi kepada orang miskin (Yoh 12: 5-6; 13: 29). Yesus bahkan menekankan bahwa perbuatan kasih terhadap orang miskin, lemah, yang membutuhkan pertolongan menjadi syarat untuk dapat masuk Kerajaan-Nya (Mat 25: 31-46).

Bagaimana Kita?

Di sekitar kita ada banyak orang miskin dan berkekurangan yang membutuhkan uluran tangan kita. Benar, mungkin kita tidak dapat berbuat banyak untuk ikut mengentaskan kemiskinan itu. Namun, melalui pelayanan kasih terhadap mereka, kita telah menaburkan secercah harapan karena dengan itu kita telah menghadirkan kasih Tuhan di hadapan mereka. Belas kasihan, iba, dan prihatin terhadap keadaan mereka menjadi tidak ada artinya tanpa perbuatan nyata. Maka, kita perlu bekerjasama untuk ikut ambil bagian secara nyata melakukan aksi nyata memberikan pertolongan kepada mereka. Inilah Aksi Nyata kita dalam masa Prapaskah ini.

Sungguh indah, jika umat basis (lingkungan dan kelompok-kelompok) memikirkan Aksi Nyata Prapaskah melalui perbuatan-perbuatan kasih kepada mereka yang miskin dan berkekurangan ini. Dengan begitu, umat basis tidak hanya sibuk memikirkan kegiatan-kegiatan ibadah dan menumbuhkan iman ataupun persaudaraan internal, tetapi juga sungguh berbuah dan berguna bagi masyarakat miskin di sekelilingnya yang membutuhkan pertolongan. Sebab, itulah misi Yesus. Itulah juga yang seharusnya menjadi misi setiap murid Kristus, baik secara pribadi maupun sebagai komunitas.

Selamat ber-Aksi Nyata Prapaskah!

oleh M. Muliady Wijaya --- www.reginacaeli.org


Bagikan

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy