Hari Rabu dalam Pekan Suci
"Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci" --- 1 Yoh3:3
Doa Renungan
Allah Bapa sumber kebahagiaan, wajah-Mu Kautunjukkan bagi kami dalam diri pria yang rendah hati, yang telah mengurbankan hidup-Nya demi keselamatan kami. Semoga kami dapat menanggapi sengsara-Nya dengan mengekang kecenderungan kami berbuat dosa. Sebab Dialah Putera-Mu yang hidup di tengah-tengah kami, kini dan sepanjang segala abad. Amin.
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yesaya (50:4-9a)
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Demi kasih setia-Mu yang besar, ya Tuhan, jawablah aku pada waktu Engkau berkenan.
Ayat. (Mzm 69:8-10.21bcd-22.31.33-34)
1.Karena Engkaulah ya Tuhan, aku menanggung cela, karena Engkaulah noda meliputi mukaku. Aku telah menjadi orang luar bagi saudara-saudaraku, menjadi orang asing bagi anak-anak ibuku; sebab cinta untuk rumah-Mu menghanguskan aku, dan kata-kata yang mencela Engkau telah menimpa aku.
2. Cela itu telah mematahkan hatiku, dan aku putus asa; aku menantikan belaskasihan, tetapi sia-sia, dan waktu aku haus, mereka memberi aku minum anggur asam.
3. Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian, mengagungkan Dia dengan lagu syukur; Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah; biarlah hatimu hidup kembali, hai kamu yang mencari Allah! Sebab Tuhan mendengarkan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina orang-orang-Nya yang ada dalam tahanan.
Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Salam, ya Raja kami, hanya Engkaulah yang mengasihani kesesatan-kesesatan kami.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (26:14-25)
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
• Secara manusiawi Yudas Iskariot sungguh mengkhianati Yesus dengan `menyerahkan Yesus kepada para imam', namun secara spiritual atau rencana Ilahi kiranya apa yang akan dilakukan oleh Yudas Iskariot harus terjadi, sebagaimana disabdakan oleh Yesus: "Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan". Hari ini hari terakhir sebelum kita memasuki Trihari Suci; sebelum `pergi' alias wafat di kayu salib Yesus mengadakan jamuan bersama dengan para murid, jamuan perpisahan. Maka mungkin baik kalau hari ini kita mawas diri perihal kesiap-sediaan kita untuk sewaktu-waktu `pergi' alias meninggal dunia: baiklah kita senantiasa membangun persaudaraan atau persahabatan dengan mereka yang hidup dan bekerja bersama dengan kita, agar sewaktu-waktu kita merasa akan dipanggil Tuhan memperoleh dukungan dari saudara-saudari kita. Sebaliknya apa yang akan dilakukan oleh Yudas Iskariot kiranya juga dapat menjadi permenungan atau refleksi kita: jangan-jangan cara hidup dan cara bertindak kita tanpa kita sadari mencelakakan orang lain atau membuat orang lain menderita sengsara. Yudas Iskariot boleh dikatakan bersikap mental materialistis, dan hemat saya siapapun yang bersikap mental materialistis dengan mudah mencelakakan orang lain, maka marilah kita jauhi sikap materialistis dalam diri kita masing-masing.
• "Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi" (Yes 50:5-6), demikian sharing iman nabi Yesaya. Nabi adalah pembawa dan pewarta kebenaran, dan sebagai orang beriman kita semua juga memiliki tugas kenabian alias mewartakan kebenaran melaui cara hidup dan bertindak kita dimanapun dan kapanpun. Di tengah-tengah kehidupan bersama yang masih diwarnai atau dijiwai aneka bentuk kebohongan, kepalsuan, manipulasi dst.. masa kini kiranya untuk menjadi pembawa atau pewarta kebenaran pasti harus menghadapi aneka tantangan, cemoohan, ejekan, caci maki, pelecehan dst.. Baiklah ketika kita diperlakukan demikian tidak perlu memberontak, melawan atau balas dendam, melainkan pasrah dan menyerah saja. Percayalah dan imanilah jika kita tidak melawan, memberontak atau balas dendam, maka mereka pasti akan berhenti sendiri dan pada suatu saat menyesali diri. Marilah bersikap ksatria, maju terus pantang mundur dalam menghadapi aneka macam tantangan, hambatan dan masalah. Berbagai macam tantangan, hambatan dan masalah hemat saya merupakan wahana untuk semakin memurnikan dan memperteguh iman kita atau mendewasakan iman kita. Sebagaimana untuk mendapatkan logam emas murni harus dibakar dan digembleng, demikian juga agar iman kita semakin bersih dan kuat harus berani menghadapi aneka tantangan, masalah dan hambatan, yang muncul atau lahir dari kesetiaan dan ketaatan kita kepada kehendak Tuhan.
Jakarta, 31 Maret 2010
Ign Sumarya, SJ
Bagikan