Hari Biasa Pekan V Prapaskah
Janganlah perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik..., supaya mereka yang mendengarnya beroleh kasih karunia" --- Ef 4:29
Doa Renungan
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Bilangan (21:4-9)
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, dengarkanlah doaku, dan biarlah teriakku minta tolong sampai kepada-Mu.
Ayat (Mzm 102:2-3.16-18.19-21)
1. Tuhan, dengarkanlah doaku, dan biarlah teriakku minta tolong sampai kepada-Mu. Janganlah sembunyikan wajah-Mu terhadap aku pada hari aku tersesak. Sendengkanlah telinga-Mu kepadaku; pada hari aku berseru, segeralah menjawab aku!
2. Maka bangsa-bangsa menjadi takut akan nama Tuhan, dan semoga raja bumi menyegani kemuliaan-Mu, bila Engkau sudah membangun Sion, dan menampakkan diri dalam kemuliaan-Mu; bila Engkau mendengarkan doa orang-orang papa, dan tidak memandang hina doa mereka.
3. Biarlah hal ini dituliskan bagi angkatan yang kemudian, dan bangsa yang diciptakan nanti akan memuji-muji Tuhan, sebab Ia telah memandang dari tempat-Nya yang kudus, Tuhan memandang dari surga ke bumi.
Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Benih itu adalah Sabda Tuhan, penaburnya adalah Kristus. Setiap orang yang menemukan Dia, akan hidup selama-lamanya.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (8:21-30)
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
• Bagi siapapun yang percaya kepada Yesus, ketika semakin mengenal-Nya maka juga semakin percaya kepada-Nya, sebaliknya bagi yang tidak percaya pasti akan semakin tidak mengerti dan tidak percaya kepada-Nya. Kita kiranya termasuk dalam jajaran orang yang percaya kepada Yesus, maka kami harapkan setelah sekian lama kita mawas diri , sejak hari Rabu Abu, berarti kita semakin percaya kepada-Nya, semakin mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan, semakin beriman. Tentu saja secara konkret juga semakin giat, rajin, tekun, cekatan dan cermat dalam melaksanakan aneka macam tugas dan pekerjaan, sehingga mereka yang menyaksikan cara hidup dan cara bertindak kita juga semakin tergerak untuk mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan, semakin beriman. Hendaknya kita juga semakin menyadari dan menghayati bahwa diri kita `berasal dari atas', gambar dan citra Allah di dunia ini. Kita juga meneladan Yesus, yang mendengarkan perintah, ajaran, petunjuk `dari atas' dan kemudian meneruskannya ke dunia, kepada sesama manusia. Kita semakin hidup dan bertindak sesuai dengan karisma atau spiritualitas, yang telah kita pelajari dan coba hayati, dan kemudian menyebarluaskan spiritualitas tersebut kepada sesama, entah melalui cara bertindak maupun kata-kata atau wacana. Melalui dan dengan cara hidup dan cara bertindak kita kami berharap semakin membuat banyak orang percaya kepada Tuhan, semakin beriman.
• "Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata: "Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan TUHAN dan engkau; berdoalah kepada TUHAN, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami." Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu. Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup." (Bil 21:7-8). Kutipan ini kiranya mengarah pada Yang Tersalib, Yesus yang mempersembahkan diri dan wafat di kayu salib demi keselamatan atau kebahagiaan dunia. Marilah kita meneladan Musa, yang berdoa untuk seluruh bangsa, yang sedang dalam perjalanan menuju tanah terjanji. Kita semua juga masih berada di perjalananan dalam rangka menghayati panggilan atau melaksanakan aneka tugas pengutusan dan pekerjaan, dan di perjalanan kiranya kita harus menghadapi aneka godaan dan rayuan setan dalam berbagai bentuk. Marilah kita saling mendoakan dan mengarahkan diri kepada Yang Tersalib: pandang dan nikmati Dia yang tergantung di kayu salib. Mohonlah kekuatan dari Yang Tersalib dalam rangka mengatasi dan menghadapi aneka tantangan, hambatan dan masalah, godaan dan rayuan untuk berbuat jahat, dst.. Kami juga mengingatkan kita semua akan pentingnya hidup doa sebagai orang beriman atau beragama; hendaknya jangan melupakan berdoa setiap hari dalam dan melalui berbagai kesempatan. Secara khusus kepada mereka yang akan mengadakan perjalanan, kami harapkan sebelum melangkah atau berjalan berdoa lebih dahulu, mohon perlindungan dan pendampingan Tuhan agar selamat sampai tujuan. Entah pengemudi maupun penumpang kami harapkan berdoa, entah sendiri maupun bersama, sebelum mengadakan perjalanan.
Jakarta, 23 Maret 2010
Ignatius Sumarya, SJ
Bagikan