Hari Biasa Pekan XII
St. Gulielmus; Sta. Febronia
"Datanglah kepada-Ku kamu semua yang letih lesu dan berbeban berat dan Aku akan memberikan kelegaan kepada-Mu." (Mat 11:28)
Doa Renungan
Allah Bapa kami yang mahabaik, kami bersyukur kepada-Mu atas anugerah kesehatan yang kami terima. Hari ini Engkau mengulurkan tangan-Mu atas orang kusta. Berkat kemurahan-Mu ia menjadi tahir. Semoga kami juga mampu mengulurkan tangan kami untuk membantu orang lain terutama mereka yang sangat membutuhkan bantuan kami, sehingga nama-Mu semakin dipermuliakan, kini dan sepanjang masa. Amin.
Pembacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja (25:1-12)
U. Syukur kepada Allah.
Ref. Hanya pada Tuhanlah hatiku tenang.
Ayat. (Mzm 137:1-2.3.4-5.6)
2. Sebab di sanalah orang-orang yang menawan kita meminta kepada kita memperdengarkan nyanyian, dan orang-orang yang menyiksa kita meminta nyanyian sukacita: "Nyanyikanlah bagi kami nyanyian dari Sion!"
3. Bagaimanakah mungkin kita menyanyikan nyanyian Tuhan di negeri asing? Jika aku melupakan engkau, hai Yerusalem, biarlah menjadi kering tangan kananku!
4. Biarlah lidahku melekat pada langit-langitku, jika aku tidak mengingat engkau, biarlah lidahku melekat pada langit-langitku, jika aku tidak menjadikan Yerusalem puncak sukacitaku!
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Yesus memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (8:1-4)
Inilah Injil Tuhan kita!
Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Pada suatu hari, ada seorang yang bertanya, Mengapa dalam tradisi Gereja Katolik ada Sakramen Tobat dan orang harus datang kepada imam, berlutut, mengaku dosa, dan kemudian imam memberi ’denda’ kepada yang bersangkutan?” Kisah orang kusta yang bersujud di hadapan Yesus dan mohon kesembuhan dari-Nya secara spontan menjawab pertanyaan orang tersebut. Dosa membuat kita seperti seorang yang terkena kusta dan perlu ditahirkan—disembuhkan—melalui Sakramen Tobat. Sama seperti orang kusta bersujud di hadapan Yesus, demikian juga orang yang mau bertobat dan mohon pengampunan berlutut di hadapan Yesus. Imam menjadi saksi ketulusan yang bersangkutan untuk bertobat dan menjadi penyalur kasih dan pengampunan Allah.
Yesus pun menghendaki agar orang kusta yang telah disembuhkan-Nya tadi datang kepada imam untuk mendapatkan legitimasi atas pentahirannya dan mempersembahkan persembahan sebagai bukti pentahiran. Demikian juga dengan orang yang mengakukan dosanya, ia datang kepada imam, menyatakan penyesalannya, dan imam menjadi tanda kehadiran Allah yang mengampuni. Tanda syukur dan persembahan atas pengampunan adalah ”denda”, entah bersifat rohani (berdoa) maupun bersifat materi (kemurahan hati).
Sama seperti orang kusta ditahirkan oleh Yesus, demikianlah kita yang berdosa mendapat pengampunan dari-Nya pada waktu kita mengakukan dosa kita di hadapan seorang imam sebagai saksi dan penyalur belas kasih dan kerahiman-Nya.
Ya Yesus, semoga dengan rendah hati dan penuh syukur, aku pun berani berlutut untuk mengakui dosaku, memohon pengampunan dan mempersembahkan persembahan syukur kepada-Mu atas kasih-Mu, kini dan sepanjang masa. Amin.
Bagikan