Hari Biasa Pekan XI
St. Romualdus; St. Gervasius dan Protasius;Sta. Yuliana Falconieri
"Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Mat 6:33)
Doa Renungan
Allah Bapa yang maha pengasih, betapa mudah kami menganggap kesulitan dan penderitaan kami sebagai sesuatu yang tak teratasi. Bukalah mata hati kami agar dapat melihat segi positf hidup kami. Sebab itulah warta gembira yang dibawa oleh Kristus, Tuhan kami. Amin.
Pembacaan dari Kitab Kedua Tawarikh (24:17-25)
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan do = f, 2/4, PS 868
Ref. Kerelaan Tuhan hendak kunyanyikan selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 89:4-5.29-30.31-32.33-34; Ul: 2)
1. Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selama-lamanya, hendak menuturkan kesetiaan-Mu turun menurun. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya kesetiaann-Mu tegak seperti langit.
2. Aku akan memelihara kasih setia-Ku bagi dia untuk selama-lamanya, dan perjanjian-Ku teguh bagi dia. Aku menjamin akan adanya anak cucunya sampai selama-lamanya, dan takhtanya seumur langit.
3. Jika anak-anaknya meninggalkan Taurat-Ku dan mereka tidak hidup menurut hukum-Ku, jika ketetapan-Ku mereka langgar dan tidak berpegang pada perintah-perintah-Ku,
4. Aku akan membalas pelanggaran mereka dengan gada, dan kesalahan mereka dengan pukulan-pukulan. Tetapi kasih setia-Ku tidak akan Kujauhkan dari padanya dan Aku tidak akan berlaku curang dalam hal kesetiaan-Ku.
Bait Pengantar Injil do = es, 2/2, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Yesus Kristus telah menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, agar berkat kemiskinan-Nya, kalian menjadi kaya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:24-34)
Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus, "Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Begitu banyak orang dicekam kekhawatiran akan hidup mereka. Terutama di zaman yang serba sulit, baik secara sosial maupun ekonomi, kita tergoda menjadi cemas dan khawatir. Namun, apakah kecemasan dan kekhawatiran itu menambahkan sesuatu yang baik dalam hidup kita? Tidak! Kecemasan dan kekhawatiran biasanya justru membuat hidup kita kian terpuruk!
Sesungguhnya kita dipanggil menjadi pribadi-pribadi yang merdeka sebagai anak-anak Allah! Kemerdekaan dan kebebasan itu dijamin oleh Allah sendiri yang menyelenggarakan hidup kita! Dibutuhkan sikap iman yang kuat untuk sampai pada keyakinan bahwa Allah sungguh-sungguh menjamin hidup kita, bahkan terkait dengan segala sesuatu yang hendak kita makan, kita minum, kita pakai, dan kita tempati.
Sudahkah kita memiliki keyakinan iman yang demikian sebagaimana diharapkan oleh Yesus sendiri kepada kita? Kita mengenal banyak orang yang memiliki pengalaman iman seperti itu, dan hidup mereka tidak pernah berkekurangan, justru karena penyerahan diri yang luar biasa kepada Allah. Salah satunya, seorang oma—berusia lebih dari delapan puluh tahun—menderita kanker payudara sudah lebih dari dua puluh tahun, tetapi tetap penuh semangat dalam pelayanan. Itulah bukti kebenaran sabda Yesus untuk kita yang percaya kepada-Nya. Ia jaminan hidup kita!
Ya Yesus, semoga aku memiliki keyakinan iman yang kuat untuk tetap menyerahkan seluruh penyelenggaraan hidup kami kepada-Mu, kini dan sepanjang masa. Amin.
Bagikan