Selasa, 15 Juni 2010
Hari Biasa Pekan XI
St. Vitus; St. Modestus; Sta. Kresensa; Sta. Paola Gambara Cota; Sta. Germana Cousin
MENCINTAI TANPA BATAS
Doa Renungan
Allah Bapa, Engkau kami puji karena hari baru yang boleh kami alami dan kami jalani. Pada diri kami, Engkau menghendaki perbuatan kasih yang total. Untuk menjalankan perbuatan mengasihi musuh, kami ingin membuka diri kami terhadap karya roh-Mu sendiri, untuk menjalankan sabda-Mu ini, yang memang sulit dilaksanakan, tetapi sungguh berdaya guna bagi terciptanya dunia yang damai. Maka bantulah kami semua untuk mewujudkannya. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.
“Sekarang engkau telah memperbudak diri dengan melakukan yang jahat.” Itulah yang dikatakan Elia kepada Ahab. Dosa membius sebentar, tetapi semakin kerap dilakukan semakin mengikat. Pelan-pelan kita diperbudak oleh dosa, bahkan menjadi mati karena dosa. Sungguh tidak ada kebebasan bagi pendosa, sampai ia kembali menyesal dengan bantuan doa dan rahmat Tuhan.
Pembacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (21:17-29)
Hari Biasa Pekan XI
St. Vitus; St. Modestus; Sta. Kresensa; Sta. Paola Gambara Cota; Sta. Germana Cousin
MENCINTAI TANPA BATAS
Doa Renungan
Allah Bapa, Engkau kami puji karena hari baru yang boleh kami alami dan kami jalani. Pada diri kami, Engkau menghendaki perbuatan kasih yang total. Untuk menjalankan perbuatan mengasihi musuh, kami ingin membuka diri kami terhadap karya roh-Mu sendiri, untuk menjalankan sabda-Mu ini, yang memang sulit dilaksanakan, tetapi sungguh berdaya guna bagi terciptanya dunia yang damai. Maka bantulah kami semua untuk mewujudkannya. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.
“Sekarang engkau telah memperbudak diri dengan melakukan yang jahat.” Itulah yang dikatakan Elia kepada Ahab. Dosa membius sebentar, tetapi semakin kerap dilakukan semakin mengikat. Pelan-pelan kita diperbudak oleh dosa, bahkan menjadi mati karena dosa. Sungguh tidak ada kebebasan bagi pendosa, sampai ia kembali menyesal dengan bantuan doa dan rahmat Tuhan.
Pembacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (21:17-29)
"Engkau menyuruh orang Israel berbuat dosa."
Sesudah Nabot dibunuh, Tuhan bersabda kepada Nabi Elia, orang Tisbe, “Bangunlah, pergilah menemui Ahab, Raja Israel di Samaria. Ia telah pergi ke kebun anggur Nabot untuk mengambil kebun itu menjadi miliknya. Katakanlah kepadanya demikian, ‘Beginilah sabda Tuhan: Engkau telah membunuh dan merampas!’ Katakan pula kepadanya, ‘Beginilah sabda Tuhan: Di tempat anjing telah menjilat darah Nabot, di situ pulalah anjing akan menjilat darahmu’.” Kata Ahab kepada Elia, “Sekarang engkau mendapat aku, hai musuhku?” Jawab Elia, “Memang sekarang aku akan mendapat engkau, karena engkau sudah memperbudak diri dengan melakukan apa yang jahat di hadapan Tuhan. Sungguh aku akan mendatangkan malapetaka kepadamu. Aku akan menyapu engkau dan melenyapkan setiap orang laki-laki dari keluarga Ahab, baik yang tinggi maupun yang rendah kedudukannya di Israel . Aku akan memperlakukan keluargamu sama seperti keluarga Yerobeam bin Nebat dan seperti keluarga Baesa bin Ahia. Sebab engkau telah menyakiti hati-Ku dengan menyebabkan orang Israel berbuat dosa. Juga mengenai Izebel Tuhan telah bersabda, ‘Anjing akan memakan Izebel di tembok luar Yizreel. Siapa saja dari keluarga Ahab yang mati di kota akan dimakan anjing, dan yang mati di padang akan dimakan burung di udara’. Sesungguhnya tidak pernah ada orang seperti Ahab yang memperbudak dirinya dengan melakukan yang jahat di mata Tuhan, karena ia telah dibujuk oleh Izebel, isterinya. Bahkan ia telah berlaku sangat keji. Ia mengikuti berhala-berhala, seperti orang Amori yang telah dihalau Tuhan dari depan orang Israel . Segera sesudah Ahab mendengar perkataan itu, ia mengoyakkan pakaiannya, mengenakan kain kabung pada tubuhnya, dan berpuasa. Bahkan ia tidur dengan memakai kain kabung, dan berjalan dengan langkah lamban. Maka bersabdalah Tuhan kepada Elia orang Tisbe itu, “Sudahkah kaulihat bahwa Ahab merendahkan diri di hadapan-Ku? Oleh karena ia telah merendahkan diri di hadapan-Ku, maka Aku tidak akan mendatangkan malapetaka dalam zamannya. Barulah dalam zaman anaknya Aku akan mendatangkan malapetaka atas keluarganya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan do = bes, 4/4, PS 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 51:3-4.5-6a.11.16)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa.
3. Palingkanlah wajah-Mu dari dosaku, hapuskanlah segala kesalahanku! Lepaskanlah aku dari hutang darah, ya Allah, penyelamatku, maka lidahku akan memasyhurkan keadilan-Mu!
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 13:34)
Perintah baru Kuberikan kepadamu, sabda Tuhan. Kasihilah sesamamu sebagaimana Aku mengasihi kamu.
Ajaran Yesus tentang cinta, membongkar semua batas dan pemagaran yang dibuat manusia. Akhirnya cinta harus bercermin dari yang telah dilakukan oleh Allah Bapa sendiri. Menjadi murid Yesus berarti kita diangkat menjadi anak-anak se-Bapa yang sempurna dalam kasih-Nya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:43-48)
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan do = bes, 4/4, PS 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 51:3-4.5-6a.11.16)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa.
3. Palingkanlah wajah-Mu dari dosaku, hapuskanlah segala kesalahanku! Lepaskanlah aku dari hutang darah, ya Allah, penyelamatku, maka lidahku akan memasyhurkan keadilan-Mu!
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 13:34)
Perintah baru Kuberikan kepadamu, sabda Tuhan. Kasihilah sesamamu sebagaimana Aku mengasihi kamu.
Ajaran Yesus tentang cinta, membongkar semua batas dan pemagaran yang dibuat manusia. Akhirnya cinta harus bercermin dari yang telah dilakukan oleh Allah Bapa sendiri. Menjadi murid Yesus berarti kita diangkat menjadi anak-anak se-Bapa yang sempurna dalam kasih-Nya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:43-48)
"Kasihilah musuh-musuhmu."
Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, “Kalian telah mendengar bahwa disabdakan, ‘Kasihilah sesamamu manusia, dan bencilah musuhmu’. Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Kasihilah musuh-musuhmu, dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kalian.’ Karena dengan demikian kalian menjadi anak-anak Bapamu di surga. Sebab Ia membuat matahari-Nya terbit bagi orang yang jahat, dan juga bagi orang yang baik. Hujan pun diturunkan-Nya bagi orang yang benar dan juga bagi orang yang tidak benar. Apabila kalian mengasihi orang yang mengasihi kalian, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kalian hanya memberi salam kepada saudaramu saja, apakah lebihnya dari perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu kalian harus sempurna sebagaimana Bapamu di surga sempurna adanya.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Radikalitas kasih pengikut-pengikut Yesus justru terjadi ketika mampu mengasihi musuh dan berdoa untuk mereka! Itulah kasih radikal, yakni kasih yang seakar-akarnya. Kata radikal berasal dari kata radix dalam bahasa Latin yang berarti akar, mengakar! Kasih yang radikal adalah kasih yang tertuju kepada musuh! Berdoa untuk musuh!
Yesus tidak hanya mengajarkan kasih radikal, melainkan telah menghayatinya dengan sempurna ketika Ia harus menanggung sengsara, bahkan wafat di kayu salib. Saat itulah, Yesus membuktikan ajaran-Nya ketika Ia berdoa untuk orang-orang yang memusuhi dan menyalibkan-Nya! Bahkan, Yesus memohonkan pengampunan dari Bapa untuk dosa-dosa mereka!
Agaknya, kecenderungan kita manusia jauh dari harapan, ajakan, dan ajaran bahkan teladan Yesus. Kita hanya mengasihi orang-orang yang sepaham, sekelompok, dan seide dengan kita. Ternyata bagi Yesus, itu tidak berarti apa-apa, sebelum kita mampu mengasihi dan mendoakan orang-orang yang memusuhi kita. Mari kita mencobanya, meski itu tidak mudah untuk kita lakukan. Sekurang-kurangnya, pada hari ini, mari kita mencoba untuk melakukannya dan rasakanlah buahnya dalam kehidupan kita!
Ya Yesus, ajarilah aku melakukan kehendak-Mu dan mengikuti teladan-Mu, yakni mengasihi dan mendoakan orang-orang yang memusuhi dan membenci diriku agar mereka senantiasa berada dalam naungan kasih pengampunan dan berkat-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Radikalitas kasih pengikut-pengikut Yesus justru terjadi ketika mampu mengasihi musuh dan berdoa untuk mereka! Itulah kasih radikal, yakni kasih yang seakar-akarnya. Kata radikal berasal dari kata radix dalam bahasa Latin yang berarti akar, mengakar! Kasih yang radikal adalah kasih yang tertuju kepada musuh! Berdoa untuk musuh!
Yesus tidak hanya mengajarkan kasih radikal, melainkan telah menghayatinya dengan sempurna ketika Ia harus menanggung sengsara, bahkan wafat di kayu salib. Saat itulah, Yesus membuktikan ajaran-Nya ketika Ia berdoa untuk orang-orang yang memusuhi dan menyalibkan-Nya! Bahkan, Yesus memohonkan pengampunan dari Bapa untuk dosa-dosa mereka!
Agaknya, kecenderungan kita manusia jauh dari harapan, ajakan, dan ajaran bahkan teladan Yesus. Kita hanya mengasihi orang-orang yang sepaham, sekelompok, dan seide dengan kita. Ternyata bagi Yesus, itu tidak berarti apa-apa, sebelum kita mampu mengasihi dan mendoakan orang-orang yang memusuhi kita. Mari kita mencobanya, meski itu tidak mudah untuk kita lakukan. Sekurang-kurangnya, pada hari ini, mari kita mencoba untuk melakukannya dan rasakanlah buahnya dalam kehidupan kita!
Ya Yesus, ajarilah aku melakukan kehendak-Mu dan mengikuti teladan-Mu, yakni mengasihi dan mendoakan orang-orang yang memusuhi dan membenci diriku agar mereka senantiasa berada dalam naungan kasih pengampunan dan berkat-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.
Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian
Bagikan