| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Senin, 14 Juni 2010 Hari Biasa Pekan XI

Senin, 14 Juni 2010
Hari Biasa Pekan XI
St. Metodius; B. Gerardus

Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. (Mat 5:39)

Doa Renungan

Allah Bapa yang kudus dan baik hati, ketika kebencian dan amarah menguasai kami, kerap kali kami tidak mampu melakukan tindakan yang sesuai dengan kehendak-Mu. Pada hari ini Engkau mengajak kami untuk membalas kejahatan dengan kebaikan. Semoga kami membela kebenaran dan keadilan tanpa diselimuti oleh dendam, iri dan amarah, melainkan dengan kasih yang tulus. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Riwayat kebun anggur Nabot adalah kisah orang kecil yang hak-haknya dirampas dan dilecehkan. Ia bukanlah orang kecil yang pertama dan terakhir yang mendapatkan nasib demikian. Banyak makam Nabot-nabot yang lain yang tidak dikenal, dan tanahnya telah disita tiada bekasnya. “Ya Tuhan luputkanlah hamba-Mu dari kekerasan hati yang membungkam nurani keadilan…”

Pembacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (21:1-16)

"Nabot dilempari batu sampai mati."

Nabot, seorang Yizreel, mempunyai kebun anggur di Yizreel, di samping istana Ahab, raja Samaria . Berkatalah Ahab kepada Nabot, “Berikanlah kepadaku kebun anggurmu itu, supaya kujadikan kebun sayur sebab letaknya dekat rumahku. Sebagai gantinya akan kuberikan kebun anggur yang lebih baik, atau jika engkau lebih suka, akan kubayar harga kebun itu dengan uang.” Jawab Nabot kepada Ahab, “Semoga Tuhan mencegah aku memberikan milik pusaka leluhurku kepadamu.” Lalu masuklah Ahab ke dalam istananya dengan kesal hati. Ia gusar karena perkataan Nabot, orang Yizreel itu, “Aku takkan memberikan milik pusaka leluhurku kepadamu.” Maka berbaringlah raja di tempat tidurnya dan menelungkupkan mukanya; ia tidak mau makan. Lalu datanglah Izebel, isterinya, dan berkata kepadanya, “Apa sebabnya hatimu kesal, sehingga engkau tidak makan?” Jawab Ahab kepadanya, “Sebab aku telah berkata kepada Nabot, orang Yizreel itu, ‘Berikanlah kepadaku kebun anggurmu dengan bayaran uang atau jika engkau lebih suka, aku akan memberikan kepadamu kebun anggur sebagai gantinya.’ Tetapi sahutnya, ‘Tidak akan kuberikan kepadamu kebun anggurku itu’.” Kata Izebel, isterinya, kepadanya, “Bukankah engkau yang menjadi raja atas Israel ? Bangunlah, makanlah, dan biarlah hatimu gembira! Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu.” Izebel lalu menulis surat atas nama Ahab, memeteraikannya dengan meterai raja, lalu mengirim surat itu kepada tua-tua dan pemuka-pemuka yang diam sekota dengan Nabot. Dalam surat itu ditulisnya demikian, “Maklumkanlah puasa dan suruhlah Nabot duduk paling depan di antara rakyat. Suruh jugalah dua orang dursila duduk menghadapinya, dan mereka harus naik saksi menghadap dia, dengan mengatakan, ‘Engkau telah mengutuk Allah dan raja’. Sesudah itu bawalah dia keluar dan lemparilah dia dengan batu sampai mati.” Para tua-tua dan pemuka yang tinggal sekota dengan Nabot melakukan seperti yang diperintahkan Izebel kepada mereka. Mereka memaklumkan puasa dan menyuruh Nabot duduk paling depan di antara rakyat. Kemudian datanglah dua orang, yakni orang-orang dursila itu, lalu duduk menghadapi Nabot. Orang-orang dursila itu naik saksi terhadap Nabot di depan rakyat, katanya, “Nabot telah mengutuk Allah dan raja.” Sesudah itu mereka membawa Nabot ke luar kota , lalu melempari dia dengan batu sampai mati. Kemudian mereka menyuruh orang melaporkan kepada Izebel, “Nabot sudah dilempari batu sampai mati.” Segera sesudah mendengar, bahwa Nabot sudah dilempari batu sampai mati, berkatalah Izebel kepada Anab, “Bangunlah, ambillah kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu, menjadi milikmu, karena Nabot yang menolak memberikannya kepadamu dengan bayaran uang, sudah tidak hidup lagi; ia sudah mati.” Ketika Ahab mendengar, bahwa Nabot sudah mati, ia segera bangun dan pergi ke kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu, untuk mengambil kebun itu menjadi miliknya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Indahkanlah keluh kesahku, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 5:2-3.5-6.7)
1. Berilah telinga kepada perkataanku, ya Tuhan, indahkanlah keluh kesahku. Perhatikanlah teriakku minta tolong, ya Rajaku dan Allahku, sebab kepada-Mulah aku berdoa.
2. Engkau bukanlah Allah yang berkenan akan kefasikan; orang jahat takkan menumpang pada-Mu. Pembual tidak akan tahan di depan mata-Mu; Engkau benci terhadap semua orang yang melakukan kejahatan.
3. Engkau membinasakan orang-orang yang berkata bohong, Tuhan jijik melihat penumpah darah dan penipu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Sabda-Mu adalah pelita bagi kakiku, dan cahaya bagi jalanku.

Dengan tingkah laku kita terhadap sesama, acapkali kita menampar pipinya, menginginkan bajunya, mengajukan aneka tuntutan sulit kepadanya. Namun Yesus mencintai tanpa syarat, mengasihi tanpa kompromi, sehingga Ia memenangkan keselamatan bagi kita. Masihkah kita meragukan kekuatan cinta?

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:38-42)

"Jangan melawan orang yang berbuat jahat kepadamu."

Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, “Kalian mendengar, bahwa dahulu disabdakan, ‘mata ganti mata; gigi ganti gigi’. Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Janganlah kalian melawan orang yang berbuat jahat kepadamu. Sebaliknya, bila orang menampar pipi kananmu, berikanlah pipi kirimu. Bila orang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Bila engkau dipaksa mengantarkan seseorang berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. Berikanlah kepada orang apa yang dimintanya, dan jangan menolak orang yang mau meminjam sesuatu dari padamu.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan

Orang biasa mudah dikuasai hukum balas dendam: mata ganti mata, gigi ganti gigi, bahkan nyawa ganti nyawa! Simaklah yang terjadi dalam dunia perpolitikan di negeri ini. Politik kerap kali ditandai oleh balas dendam karena orang hanya menginginkan kekuasaan, bukan kesejahteraan rakyat!

Kasih mengatasi balas dendam mana pun! Kasih hadir dalam bentuk-bentuk kemurahan hati. Bahkan, kemurahan hati kepada lawan! Itulah yang diajarkan oleh Yesus kepada kita. Kita diminta selalu menjadi orang-orang yang ”lebih”, mempunyai nilai ”plus” dibandingkan orang-orang lain yang tidak mengenal-Nya.

Mempunyai nilai plus—atau nilai tambah—merupakan hakikat dan jati diri kita sebagai orang Katolik, pengikut-pengikut Yesus Kristus! Apakah kita sudah menunjukkannya di dalam kehidupan kita sehari-hari? Ataukah kita masih dikuasai cara hidup lama yang penuh dendam kepada orang lain yang menyakiti kita?

Ya Yesus, semoga Baptisan yang aku terima membuatku sungguh-sungguh mempunyai nilai plus dalam hidup bersama melalui tindakan kemurahan hati sebagai ungkapan kasih kepada-Mu dan kepada sesama. Amin.

Ruah & Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian


Bagikan

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy