Senin, 21 Juni 2010 Pw. St. Aloysius Gonzaga

Senin, 21 Juni 2010
Pw. St. Aloysius Gonzaga

"Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi." (Mat 7:1)

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahabaik, dalam hidup kami cenderung menghakimi orang lain. Hari ini Engkau menyadarkan kami bahwa lebih baik mengritik perbuatan dan sikap diri sambil berbenah diri daripada menghakimi orang lain. Tuntunlah kami hari ini agar mampu membenahi diri terus menerus menuju kesempurnaan anak-anak Allah layaknya Santo Aloysius Gonzaga. Demi Yesus Kristus Tuhan kami, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Raja Asyur menguasai negeri Israel dan membawa mereka ke tempat pembuangan. Semua itu terjadi karena bangsa itu telah berdosa dengan tidak lagi setia kepada Tuhan. Melalui para nabi-Nya Tuhan berusaha memperingatkan mereka agar berbalik kepada Tuhan. Namun acapkali ketegaran hati dan kesombongan mendorong mereka bertahan dalam jurang kesengsaraan daripada jalan lempang yang disediakan Allah. Bagaimana dengan kita?

Pembacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja (17:5-8.13-15a.18)

"Tuhan menjauhkan Israel dari hadapan-Nya, dan tidak ada yang tinggal kecuali suku Yehuda saja."

Pada waktu itu setelah memenjarakan Raja Hosea, Salmaneser, raja Asyur, menjelajah seluruh negeri Israel. Ia menyerang Samaria dan mengepungnya tiga tahun lamanya. Dalam tahun kesembilan zaman Hosea maka raja Asyur merebut Samaria. Ia mengangkut orang-orang Israel ke Asyur ke dalam pembuangan dan menyuruh mereka tinggal di Halah, di tepi sungai Habor, yakni sungai negeri Gozan, dan di kota-kota orang Madai Hal itu terjadi, karena orang Israel telah berdosa kepada TUHAN, Allah mereka, yang telah menuntun mereka dari tanah Mesir dari kekuasaan Firaun, raja Mesir, dan karena mereka telah menyembah allah lain, dan telah hidup menurut adat istiadat bangsa-bangsa yang telah dihalau TUHAN dari depan orang Israel, dan menurut ketetapan yang telah dibuat raja-raja Israel. TUHAN telah memperingatkan kepada orang Israel dan kepada orang Yehuda dengan perantaraan semua nabi dan semua tukang tilik: "Berbaliklah kamu dari pada jalan-jalanmu yang jahat itu dan tetaplah ikuti segala perintah dan ketetapan-Ku, sesuai dengan segala undang-undang yang telah Kuperintahkan kepada nenek moyangmu dan yang telah Kusampaikan kepada mereka dengan perantaraan hamba-hamba-Ku, para nabi." Tetapi mereka tidak mau mendengarkan, melainkan mereka menegarkan tengkuknya seperti nenek moyangnya yang tidak percaya kepada TUHAN, Allah mereka. Mereka menolak ketetapan-Nya dan perjanjian-Nya, yang telah diadakan dengan nenek moyang mereka, juga peraturan-peraturan-Nya yang telah diperingatkan-Nya kepada mereka. Sebab itu TUHAN sangat murka kepada Israel, dan menjauhkan mereka dari hadapan-Nya; tidak ada yang tinggal kecuali suku Yehuda saja. --
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Selamatkanlah kami dengan tangan kanan-Mu, ya Tuhan, dan jawablah kami.
Ayat. (Mzm 60:3.4-5.12-13)
1. Ya Allah, Engkau telah membuang kami, dan menembus pertahanan kami; Engkau telah murka; pulihkanlah kami!
2. Engkau telah menggoncangkan bumi dan membelahnya; perbaikilah retak-retaknya, sebab kami telah goyah. Engkau telah membuat umat-Mu mengalami penderitaan yang berat, Engkau telah memberi kami minum anggur yang memusingkan.
3. Bukankah Engkau, ya Allah, yang telah membuang kami? Bukankah Engkau tidak maju bersama bala tentara kami? Berikanlah kepada kami pertolongan terhadap lawan, sebab sia-sialah penyelamatan dari manusia.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Firman Tuhan itu hidup dan kuat, menusuk ke dalam jiwa dan roh.

Orang yang terbebani balok dalam matanya sendiri akan mudah mengeluh terhadap teman-temannya, menyerang terhadap upaya bersama, pesimis dengan sahabat, dan menjadi takut dengan saingan yang tengah berkembang. Hanya bila kita berani menanggalkan topeng penutup kelemahan diri, penilaian yang imbang dan semangat bekerjasama dalam kebaikan itu menjadi mungkin dilakukan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (7:1-5)

"Keluarkanlah dahulu balok dari matamu sendiri."

1 Dalam khotbah di bukit Yesus berkata: "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. 2 Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. 3 Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? 4 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. 5 Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Melihat kesalahan orang lain adalah tindakan yang paling mudah kita lakukan. Namun, melihat—apalagi mengakui—kesalahan diri sendiri, betapa sulitnya. Secara simbolis, tanpa kita sadari, hal ini sering kita lakukan ketika kita menuding orang lain bersalah! Tudingan itu kita lakukan dengan mengarahkan satu telunjuk kepada yang lain, tanpa kita sadari keempat jari lain ternyata mengarah kepada diri kita sendiri.

Yesus menegaskan realitas ini dengan mengatakan, ”Janganlah kamu menghakimi! Kamu melihat selumbar di mata saudaramu, tetapi balok di matamu sendiri tidak kamu lihat!” Itulah gambaran tegas dan jelas tentang kecenderungan orang untuk menghakimi sesama, tanpa pernah menyadari bahwa diri sendiri penuh dengan salah dan dosa.

Yesus mengajak kita membarui sikap, bukan dengan menyalahkan orang lain, tetapi menyadari bahwa diri sendiri pun penuh dengan kelemahan dan kesalahan. Karenanya, cara terbaik untuk membenahi keadaan yang buruk bukan dengan cara penghakiman, melainkan dengan cara mengubah diri sendiri dan yang lain pun diharapkan serentak mengalami perubahan. Pertobatan batin selalu dibutuhkan untuk dapat menghayati sabda ini dalam kehidupan kita.

Ya Yesus, ajarilah aku untuk berani menyadari kelemahanku dan dengan demikian aku tidak mudah menghakimi orang lain dan tetap menjunjung tinggi hidup bersama dalam semangat kasih dan pengampunan. Amin.


Ruah & Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian


Bagikan

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy