Hari Biasa Pekan XV
BELAS KASIH TUHAN
Doa Renungan
Allah Bapa yang maharahim, Engkau lebih menyukai belas kasih daripada persembahan. Ajarlah kami untuk belajar berbelas kasih kepada sesama kami dan ajarlah kami untuk tidak memikirkan diri sendiri, seperti Yesus Putera-Mu yang penuh belas kasih kepada banyak orang yang menderita. Sebab Dialah Tuhan pengantara kami, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Pembacaan dari Kitab Yesaya (38:1-6.21-22; 7-8)
U. Syukur kepada Allah.
Ref. Tuhan, Engkau telah menyelamatkan hidupku.
Ayat. (Yes 38:10.11.12abcd.16)
1. Aku ini berkata: Dalam pertengahan umurku aku harus pergi, ke pintu gerbang dunia orang mati aku dipanggil untuk selebihnya dari hidupku.
2. Aku berkata: aku tidak akan melihat Tuhan lagi di negeri orang-orang yang hidup; aku tidak akan melihat seorangpun lagi di antara penduduk dunia.
3. Pondok kediamanku dibongkar dan dibuka seperti kemah gembala; seperti tukang tenun menggulung tenunannya aku mengakhiri hidupku; Tuhan memutus nyawaku dari benang hidup. Dari siang sampai malam Engkau membiarkan aku begitu saja,
4. Ya Tuhan, karena inilah hatiku mengharapkan Engkau; tenangkanlah rohku, buatlah aku sehat, buatlah aku sembuh!
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 10:27) 2/4
Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan; Aku mengenal mereka dan mereka mengenal aku.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (12:1-8)
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Apa dasar dibuatnya hukum? Hukum untuk kebaikan manusia, untuk mengatur tata hidup yang lebih baik sehingga setiap orang harus dihargai dan dihormati hak dan kewajibannya. Sebagai contoh adalah peraturan lalu lintas. Itu dibuat agar terjadi tertib berkendaraan, tidak ada yang celaka, sehingga orang selamat sampai tujuan. Kadang ada peraturan yang pada akhirnya demi kepentingan pihak tertentu, misalnya peraturan di tempat kerja.
Bagaimana dengan hukum Taurat? Hukum Taurat diadakan untuk manusia agar manusia taat pada Allah dan berkat Allah berlimpah. Dalam perjalanan waktu, kaum Farisi hanya menekankan soal ketaatan pada Taurat, lalu memaksakan pelaksanaannya, tetapi mereka melalaikan semangat hukum Taurat itu sendiri. Dengan kata lain, manusia dinomorduakan. Yesus mengkritik sikap orang-orang Farisi itu. Yesus ingin mengedepankan semangat, yaitu belas kasih Tuhan.
Kita bersyukur bahwa Yesus membuka mata dan budi agar manusia mau datang kepada Tuhan yang berbelas kasih. Dengan menekankan ketaatan pada hukum sebagai hukum, dapat membuat kesan bahwa Allah itu sebagai hakim yang siap menghakimi. Allah adalah penuh kasih setia dan penuh belas kasih, mari kita menjalankan perintah-Nya dengan gembira karena itu semua demi kebaikan kita.
Yesus, terima kasih untuk belas kasih-Mu, ajarilah aku untuk taat kepada-Mu. Amin.
Bagikan