Pesta Santo Tomas, Rasul
St. Helidorus; St. Horst/Horestes
“Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh” (Ef 2:21-22)
Doa Renungan
Allah Bapa yang kuasa dan kekal, ajarilah kami mengimani Yesus Putra-Mu yang belum pernah kami lihat dengan mata kami ataupun kami jamah dengan tangan kami. Semoga sabda-Nya menghimpun kami menjadi Gereja-Nya. Sebab Dialah Tuhan, pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin.
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (2:19-22)
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan do = f, 4/4, PS 827
Ref. Pergi ke seluruh dunia, wartakanlah Injil!
Ayat. (Mzm 117:1.2)
1. Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!
2. Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya.
Bait Pengantar Injil do = f, 2/2, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Yesus bersabda, "Hai Tomas, karena telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (20:24-29)
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Penampakan-penampakan Yesus kepada para murid setelah kebangkitan-Nya tidak hanya sekadar memberikan kesaksian langsung bahwa Ia benar-benar telah bangkit, tetapi sekaligus memulihkan iman kita agar menjadi murni kembali. Tomas—yang pestanya kita rayakan hari ini—adalah tipikal rasul yang mewakili karakter dasar manusia yang selalu menuntut bukti dan bukan sekadar omongan indah dan menakjubkan, bahkan sekalipun tentang Yesus yang bangkit.
Penampakan Yesus yang spesial kepada Tomas ini, mengajarkan kita akan perbedaan yang mendasar antara kepercayaan ilmiah yang didasarkan pada bukti indrawi dan kepercayaan iman yang didasarkan pada pengharapan dan cinta. Sekalipun tidak melihat Tuhan, orang yang beriman tetap percaya bahwa apa yang dikatakan-Nya adalah kebenaran dan hidup. Itu semua karena cinta.
Namun, iman kita bukan iman yang irasional (tidak masuk akal); cinta kita bukan cinta buta. Kita beriman kepada-Nya karena kita tahu betul dan sungguh-sungguh merasakan betapa Tuhan telah menjadikan kita orang yang paling berbahagia. Kita sendiri menjadi kesaksian yang hidup akan iman kita itu dengan menghayati hidup yang berbuah damai dan sukacita. Intinya, tidak perlu menunggu sampai Yesus memperlihatkan Diri-Nya kembali, tetapi kitalah yang berusaha memperlihatkan diri kita kepada-Nya sebagai seorang murid yang berbahagia.
Tuhan Yesus, semoga aku menjadi salah seorang murid-Mu yang terberkati, karena tetap berkomitmen untuk mengimani Dikau dan menghayati ajaran-Mu sekalipun belum melihat Engkau dari muka ke muka. Amin.
Bagikan