| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 15 Agustus 2010 Hari Raya SP Maria Diangkat ke Surga

Minggu, 15 Agustus 2010
Hari Raya SP Maria Diangkat ke Surga

Sebab Tuhan telah memilih Sion, dan mengingininya menjadi tempat kedudukan-Nya, "Inilah tempat perisitirahatan-Ku untuk selama-lamanya, di sini Aku hendak diam, sebab Aku mengingininya." (Mzm 132:13-14)

Antifon Pembuka

Tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya, dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.

atau

Bergembiralah kita semua dalam Tuhan, berhari raya menghormati Santa Perawan Maria. Malaikat pun bersuka ria berpesta merayakan pengangkatannya dan memuji Putra Allah.

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, Engkau telah mengangkat Bunda Putra-Mu, Santa Perawan Maria yang tidak bernoda, dengan jiwa dan raganya ke dalam kemuliaan surga. Kami mohon dengan rendah hati, semoga hati dan budi kami selalu terarah kepada-Mu, agar kami pun pantas menikmati kemuliaan, yang telah Kauberikan kepadanya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepan-jang masa. Amin.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840 (Vigili)
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku
Ayat. (Mzm 132:6-7.9-10.13-14; Ul: 8)
1. Dengarlah! Kami dengar tabut itu ada di Efrata, kami telah mendapati di padang Yaar. "Mari kita pergi ke tempat kediaman Tuhan, dan sujud menyembah pada tumpuan kaki-Nya!"
2. Biarlah imam-imam-Mu berpakaian kebenaran, dan biarlah bersorak-sorai orang-orang yang Kaukasihi! Demi Daud, hamba-Mu, janganlah Engkau menolak orang yang Kauurapi!
3. Sebab Tuhan telah memilih Sion, dan mengingininya menjadi tempat kedudukan-Nya, "Inilah tempat perisitirahatan-Ku untuk selama-lamanya, di sini Aku hendak diam, sebab Aku mengingininya."


Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, kanon, PS 960 (Vigili)
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 11:28)
Berbahagialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan memeliharanya.

Pembacaan dari Kitab Wahyu (11:19a; 12:1-6a.10ab)

"Seorang perempuan berselubungkan matahari dengan bulan di bawah kakinya."

Aku, Yohanes, melihat Bait Suci Allah yang di surga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu. Lalu tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya, dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. Ia sedang mengandung. Dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan, ia berteriak kesakitan. Maka tampaklah suatu tanda lain di langit: Seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota. Ekornya menyapu sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkannya. Dan perempuan itu melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi. Tetapi tiba-tiba Anak itu direnggut dan dibawa lari kepada Allah dan ke hadapan tahta-Nya. Lalu perempuan itu lari ke padang gurun, di mana Allah telah menyediakan suatu tempat baginya. Kemudian aku mendengar suara yang nyaring di surga, “Sekarang telah tiba keselamatan, kuasa dan pemerintahan Allah kita! Sekarang telah tiba kekuasaan Dia yang diurapi Allah! Sebab para pendakwa yang siang malam mendakwa saudara-saudara kita di hadapan Allah, telah dilemparkan ke bawah!”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do=d, 2/2, PS 861
Ref. Segala keturunan akan menyebut aku bahagia
Ayat.
(Mzm 45:10-12.16 Ul:10d)
1. Dengarlah, hai puteri, lihatlah dan sendengkanlah telingamu, Lupakanlah bangsamu dan seisi rumah ayahmu! Biarlah raja menjadi bergairah karena keelokanmu, sebab dialah tuanmu! Sujudlah kepadanya.
2. Di antara mereka yang disayangi terdapat puteri-puteri raja, di sebelah kananmu berdiri permaisuri berpakaian emas dari ofir.
3. Dengan sukacita dan sorak-sorai mereka dibawa, mereka masuk ke dalam istana raja.

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (15:20-26)

"Kristus sebagai buah sulung, sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya."

Saudara-saudara, Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya. Kemudian tibalah kesudahan, yaitu bilamana Kristus menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Karena Kristus harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh terakhir, yang Ia binasakan ialah maut.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do=f, 2/2, PS No. 953
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat
Maria diangkat ke surga, para malaikat bergembira.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:39-56)

"Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan meninggikan orang-orang yang rendah."

Beberapa waktu sesudah kedatangan malaikat Gabriel, bergegaslah Maria ke pegunungan menuju sebuah kota di wilayah Yehuda. Ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya, dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring; “Diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana.” Lalu kata Maria, “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memerhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku, dan nama-Nya adalah Kudus.Rahmat-Nya turun temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya, dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya, dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.” Kira-kira tiga bulan lamanya, Maria tinggal bersama dengan Elisabet, lalu pulang ke rumahnya.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

BERSAMA BUNDA MARIA MENGHAYATI HIDUP MENGGEREJA

Saudara-saudari yang dicintai Tuhan,
“Maria yang dipenuhi dengan rahmat Allah, menjawab tawaran Allah dengan seluruh keberadaannya. Tidak ada di dalam dirinya yang bukan merupakan suatu wujud pemberian diri, suatu penerimaan terhadap rencana-rencana Allah, dan suatu pilihan Allah. Dalam iman, Maria menghayati jawaban “YA” secara total karena kepercayaannya kepada Sabda. Maria membiarkan dirinya dibentuk oleh tangan Allah dan dipimpin Allah ke manapun pergi : Mesir, Nazaret, Kana, Golgota, dan ke Senakel dalam pengharapan akan Roh Kudus. Elizabeth dan komunitas perdana berbicara tentang Maria sebagai, “dia yang percaya.” Di dalam dia, Gereja melihat dirinya sebagai “komunitas orang beriman” (F.X. Kardinal Nguyen Van Thuan, “Kesaksian Pengharapan”). Bersama dengan Maria, kita yang sudah menjawab “ya” akan tawaran keselamatan Allah dalam hidup Tuhan Yesus ingin berbagi sukacita kepada sesama, seperti Maria berbagi sukacita dengan dan bersama Elizabeth (Lukas 1:39-56). Dalam Injil Lukas 1:26-38 dikisahkan bahwa malaikat Gabriel memberi warta kepada Maria dan akan mengandung seorang anak laki-laki yang akan dinamai Yesus. Bersama Yesus, Maria mengunjungi Elizabeth, “Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakaria dan memberi salam kepada Elizabeth” (ayat 39-40). Allah berjanji kepada Zakaria bahwa anaknya akan penuh dengan Roh Kudus. Saat Yesus dikandung oleh kekuatan Roh Kudus, Roh dapat menjadi aktif dalam diri orang lain. Yohanes menerima Roh dalam kehadiran

Yesus; Roh memenuhi Elizabeth dan kelak memenuhi Zakaria dan Simeon. Peristiwa ini melambangkan pemuliaan Yesus kelak, yang akan memberikan Roh Kudus kepada semua orang (Kis 2:33). Kedatangan Maria yang mengandung Yesus menyucikan keluarga Elizabeth dengan kehadiran Tuhan.

Perjumpaan Maria dengan Elizabeth membuahkan sukacita. Dan sukacita mendorong Maria dan Elizabeth untuk memuliakan Allah, “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya” (ayat 46-48). Kidung Maria ini (ayat 46-55) disebut MAGNIFICAT yang berisi kutipan-kutipan dari Perjanjian Lama dan menunjuk kepada kedatangan Yesus. Kidung ini sangat kuat dipengaruhi oleh kidung yang dinyanyikan Hana, ibu nabi Samuel, sesudah kelahiran anaknya lewat campur tangan Allah (1 Sam 2:1-10). Kedua kidung melihat tindakan Allah sebagai bagian dari suatu proses panjang dari terlemparnya kebanggaan manusiawi dan menjunjung tinggi yang rendah.

“Gereja bukanlah sebuah perlengkapan, ia bukan sekedar institusi belaka, ia juga bukan hanya salah satu dari kenyataan sosiologis yang biasa. Gereja adalah seorang pribadi. Ia adalah seorang wanita. Ia adalah seorang ibu. Ia hidup. Pemahaman tentang Gereja dari sudut pandang Maria adalah suatu pemahaman yang paling kuat dan paling kontras dengan konsep Gereja sebagai lembaga yang sepenuhnya organisasi dan birokratis. Kita tidak dapat membuat Gereja; kita harus menjadi Gereja. Hanya iman yang membentuk keberadaan kita, bahwa kita adalah Gereja dan Gereja ada di dalam kita. Dan hanya menjadi seperti Maria, kita menjadi Gereja. Juga pada awal mulanya, Gereja tidak dibuat, tetapi dilahirkan. Ia dilahirkan ketika fiat muncul dari lubuk hati Maria. Inilah keinginan yang paling dalam dari Konsili : agar Gereja dibangun kembali di dalam hati kita. Maria menunjukkan kita jalan” (Kardinal Ratzinger).

Salam dan berkat
Pastor L. Setyo Antoro, SCJ.

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy