Rabu, 11 Agustus 2010
Pw. Sta. Klara
Sta. Susanna
“Pergilah dalam damai; engkau telah mengikuti jalan yang benar; pergilah dengan penuh keyakinan, sebab Pencipta-mu telah menguduskanmu, telah memeliharamu terus-menerus, dan telah mengasihimu dengan segala kelembutan bagaikan seorang ibu terhadap anaknya. Oh Tuhan, terberkatilah Engkau karena telah menciptakan aku.” ~ Sta. Klara
Doa Renungan
Selamat pagi Bapa, kami bersyukur kepada-Mu atas nafas kehidupan ini. Kami juga bersyukur atas perlindungan-Mu terhadap orang-orang yang berada di sekitar kami, terutama orang-orang yang kami kasihi. Hari ini Engkau mengajak kami memberi perhatian kepada saudara yang berbuat salah melalui sapaan dan teguran. Ajarlah kami agar dapat menerangi mereka yang masih berada dalam kegelapan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Pembacaan dari Kitab Yehezkiel (9:1-7.10:18-22)"Tulislah huruf T pada dahi orang-orang yang berkeluh kesah karena segala perbuatan keji di Yerusalem."
Aku mendengar Tuhan berseru dengan suara nyaring, "Maju ke mari, hai, yang harus menjalankan hukuman atas kota ini! Masing-masing dengan alat pemusnah di tangannya!" Lihat, enam orang laki-laki datang dari jurusan pintu gerbang Atas, yang menghadap ke utara, masing-masing dengan alat pemukul di tangannya. Dan satu orang di antara mereka berpakaian lenan dan di sisinya terdapat suatu alat penulis. Mereka ini masuk dan berdiri di samping mezbah tembaga. Pada saat itu kemuliaan Allah Israel sudah terangkat dari atas kerub, tempatnya semula, ke atas ambang pintu Bait Suci dan Dia memanggil orang yang berpakaian lenan dan yang mempunyai alat penulis di sisinya. Firman Tuhan kepadanya: "Berjalanlah dari tengah-tengah kota, yaitu Yerusalem dan tulislah huruf T pada dahi orang-orang yang berkeluh kesah karena segala perbuatan-perbuatan keji yang dilakukan di sana." Dan kepada yang lain-lain aku mendengar Dia berfirman: "Ikutilah dia dari belakang melalui kota itu dan pukullah sampai mati! Janganlah merasa sayang dan jangan kenal belas kasihan. Orang-orang tua, teruna-teruna dan dara-dara, anak-anak kecil dan perempuan-perempuan, bunuh dan musnahkan! Tetapi semua orang yang ditandai dengan huruf T itu, jangan singgung! Dan mulailah dari tempat kudus-Ku!" Lalu mereka mulai dengan tua-tua yang berada di hadapan Bait Suci. Kemudian firman-Nya kepada mereka: "Najiskanlah Bait Suci itu dan penuhilah pelataran-pelatarannya dengan orang-orang yang terbunuh. Pergilah!" Mereka pergi ke luar dan memukuli orang-orang sampai mati di dalam kota. Lalu kemuliaan Tuhan pergi dari ambang pintu Bait Suci dan hinggap di atas kerub-kerub. Dan kerub-kerub itu mengangkat sayap mereka, dan waktu mereka pergi, aku lihat, mereka naik dari tanah dan roda-rodanya bersama-sama dengan mereka. Lalu mereka berhenti dekat pintu gerbang rumah Tuhan yang di sebelah timur, sedang kemuliaan Allah Israel berada di atas mereka. Itulah makhluk-makhluk hidup yang dahulu kulihat di bawah Allah Israel di tepi sungai Kebar. Dan aku mengerti, bahwa mereka adalah kerub-kerub. Masing-masing mempunyai empat muka dan bagi masing-masing ada empat sayap dan di bawah sayap mereka ada yang berbentuk tangan manusia. Kelihatannya muka mereka adalah serupa dengan muka yang kulihat di tepi sungai Kebar. Masing-masing berjalan lurus ke mukanya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Kemuliaan Tuhan mengatasi langit.
Ayat. (Mzm 113:1-2.3-4.5-6)
1. Pujilah, hai hamba-hamba Tuhan, pujilah nama Tuhan! Kiranya nama Tuhan dimasyhurkan, sekarang ini dan selama-lamanya.
2. Dari terbitnya sampai kepada terbenamnya matahari terpujilah nama Tuhan. Tuhan tinggi mengatasi segala bangsa, kemuliaan-Nya mengatasi langit.
3. Siapakah seperti Tuhan, Allah kita, yang diam di tempat yang tinggi, yang merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi?
Bait Pengantar Injil do = g, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dalam diri Kristus dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:15-20)
"Jika saudaramu yang berbuat dosa mendengarkan teguranmu, engkau telah mendapatnya kembali."
Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan dikau, bawalah seorang atau dua orang lain, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai orang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai. Aku berkata kepadamu: Sungguh, apa yang kalian ikat di dunia ini akan terikat di surga, dan apa yang kalian lepaskan di dunia ini akan terlepas di surga. Dan lagi Aku berkata kepadamu, jika dua orang di antaramu di dunia ini sepakat meminta apa pun, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di surga. Sebab di mana ada dua atau tiga orang berkumpul demi nama-Ku, Aku hadir di tengah-tengah mereka."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Budaya kita yang mengutamakan keharmonisan relasi dengan sesama patut kita junjung tinggi. Di lain pihak, kita kurang memiliki keahlian maupun kemampuan untuk memperbaiki relasi yang telah retak. Kita cenderung diam atau menceritakan hal itu kepada siapa saja—kecuali dengan orang yang sedang berkonflik dengan kita.
Menegur sesama saudara yang berdosa tidaklah mudah. Apalagi kalau kita dijawab ”urus dirimu sendiri.” Kita pun terkadang merasa diri tidak pantas untuk menegur orang lain. Akhirnya kita bersikap pasif saja dan membiarkan sesama kita tenggelam dalam dosa.
Injil Tuhan mengajak kita untuk berusaha semaksimal mungkin melakukan pendekatan dan berbicara dengan orang yang berdosa. Pertama-tama, kita harus bicara dengan dia (bukan bicara dengan orang tentang dia) di bawah empat mata. Kemudian, kita memanggil seorang teman lagi dan kalau dia tetap tidak mendengarkan, kita memanggil seluruh komunitas untuk membantu dia kembali ke jalan yang benar. Ini adalah suatu misi mulia anak-anak Allah yang tidak dijalankan hanya sekali, tetapi berulang kali dengan melibatkan banyak orang sehingga orang yang berdosa itu bisa kembali ke jalan yang benar. Di sini kita lihat kepedulian dan kasih setia Allah yang tidak pernah bosan dan putus asa berusaha supaya orang berdosa berobat.
Tuhan, jadikanlah aku pewarta cinta dan damai-Mu yang menyembuhkan. Berikanlah aku kebijaksanaan dan keberanian untuk membawa daya kasih dan pengampunan-Mu kepada siapa saja yang sangat membutuhkannya. Amin.
Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian
Ziarah Batin 2011 terbit 11 September 2010