| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 25 Agustus 2010 Hari Biasa Pekan XXI

Rabu, 25 Agustus 2010
Hari Biasa Pekan XXI

Tetapi buah Roh ialah: Kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan -- Gal 5:22

Doa Renungan

Allah Bapa kami yang penuh kasih sayang, Engkau selalu menghendaki yang baik bagi manusia, bukan yang jahat. Engkau tak hendak menyerahkan kami kepada penderitaan dan maut, tetapi memperuntukkan kami bagi kebahagiaan. Kami mohon, berilah kami nafas kehidupan baru, bila tertimpa oleh kesesakan. Bangkitkanlah kami untuk kehidupan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika (3:6-10.16-18)

"Barangsiapa tidak mau bekerja, janganlah ia makan."

Saudara-saudara, demi nama Tuhan Yesus Kristus kami berpesan kepadamu, supaya kamu menjauhkan diri dari setiap saudara yang tidak melakukan pekerjaannya dan yang tidak menurut ajaran yang telah kamu terima dari kami. Sebab kamu sendiri tahu, bagaimana kamu harus mengikuti teladan kami, karena kami tidak lalai bekerja di antara kamu, dan tidak makan roti orang dengan percuma, tetapi kami berusaha dan berjerih payah siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapapun di antara kamu. Bukan karena kami tidak berhak untuk itu, melainkan karena kami mau menjadikan diri kami teladan bagi kamu, supaya kamu ikuti. Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan. Dan Ia, Tuhan damai sejahtera, kiranya mengaruniakan damai sejahtera-Nya terus-menerus, dalam segala hal, kepada kamu. Tuhan menyertai kamu sekalian. Salam dari padaku, Paulus. Salam ini kutulis dengan tanganku sendiri. Inilah tanda dalam setiap surat: beginilah tulisanku. Kasih karunia Yesus Kristus, Tuhan kita, menyertai kamu sekalian!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan.
Ayat. (Mzm 128:1-2.4-5; R:1)
1. Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya. Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!
2. Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan, orang laki-laki yang takwa hidupnya. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion: boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Sempurnalah cinta Allah dalam hati orang yang mendengarkan sabda Kristus.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:27-32)

"Kalian ini keturunan pembunuh nabi-nabi."

Pada waktu itu Yesus berkata, "Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu. Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu. Jadi, penuhilah juga takaran nenek moyangmu!
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!



Renungan

Di hadapan orang banyak, para ahli Taurat dan orang-orang Farisi berpura-pura menunjukkan bahwa mereka menghargai dan menjunjung tinggi para nabi yang dibunuh oleh nenek moyang mereka dengan ”membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh.” Dengan lantang mereka mengatakan bahwa mereka tentu tidak mengambil bagian dalam membunuh para nabi seandainya mereka hidup di zaman nenek moyang mereka.

Yesus mengetahui persis isi hati orang-orang Farisi dan para ahli Taurat. Justru merekalah yang mengantar Yesus ke Sanhedrin dan akhirnya menyalibkan Yesus. Justru merekalah yang pertama-tama melemparkan batu ke para nabi seandainya mereka hidup di zaman nenek moyang mereka. Mereka bagaikan kuburan yang bagian luarnya putih berkilau, tetapi bagian dalamnya sungguh busuk. Yesus mencap mereka sebagai keturunan para pembunuh. Yang membuat mereka sama dengan nenek moyang mereka adalah kedegilan hati mereka.

Terkadang kita mengelabui mata sesama kita dengan kesalehan kita, dengan amal bakti kita. Namun, siapakah yang mengetahui isi hati kita? Kita boleh saja mengelabui mata sesama kita atau bahkan malah diri kita sendiri, tetapi kita sama sekali tidak bisa mengelabui mata Allah karena Dia menilik semua hati dan mengerti semua maksud.

Tuhan, janganlah biarkan aku hidup dalam kedegilan hati dan kemunafikan aksi. Selidikilah aku dan ampunilah aku berkat kasih setia dan kerahiman-Mu. Amin.


Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy