Jakarta, 10 Agustus 2010.
Kepada keluarga-keluarga kristiani
Se-Keuskupan Agung Jakarta
di tempat
Salam damai dalam kasih Keluarga Kudus Yesus, Maria dan Yosep.
Dalam suatu kesempatan pendampingan bagi pasangan yang sedang berpacaran, sepasang suami-isteri yang ikut mendampingi kegiatan tersebut berkata,”Anda semua sedang mempersiapkan diri untuk secara serius menjalani hubungan Anda dengan harapan suatu saat nanti – setelah Anda mempertimbangkan secara matang dan dewasa, Anda menjadi suami-isteri. Tetapi sebelum memutuskan untuk mengikat janji sehidup semati dalam perkawinan, baiklah Anda mempertimbangkan kenyataan berikut ini secara matang dan dewasa juga.
Begitu Anda menikah dengan pasangan Anda, itu berarti Anda memulai suatu ikatan yang baru sekurang-kurangnya dengan empat orang. Pertama tentu saja Anda memulai ikatan hubungan dengan pasangan Anda. Kedua, Anda memulai hubungan dengan mertua laki-laki (ayah) dari pasangan Anda. Ketiga, Anda memulai hubungan dengan mertua perempuan (ibu) dari pasangan Anda. Keempat, Anda memulai hubungan dengan semua saudara dari pasangan Anda. Mencintai pasangan Anda berarti juga mencintai keluarga pasangan Anda”.
Mendengarkan kata-kata yang disampaikan pasangan suami-isteri tersebut, saya sendiri terbawa pada sebuah kesadaran mengenai perkawinan. Perkawinan tak hanya secara sederhana menyangkut laki-laki dan perempuan yang menikah melainkan terkait erat dengan keluarga pasangan. Menikahi sesorang berarti ikut ambil bagian dalam kehidupan keluarga pasangan. Bagaimana pun, jika kita melihat banyak fakta mengenai perkawinan, keluarga pasangan memainkan peran yang sangat besar dalam menjalani hidup perkawinan.
Menjaga hubungan yang harmonis dengan keluarga pasangan merupakan sebuah berkat di dalam perkawinan. Hubungan yang terluka terhadap keluarga pasangan karena berbagai sebab dapat menimbulkan kemarahan dan rasa sakit hati yang tak berakhir. Maka baik jika pasangan suami-isteri satu sama lain berusaha untuk mendekatkan diri dengan keluarga pasangan. Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam rangka mengeratkan hubungan dengan keluarga pasangan. Melihat kembali bagaimana hubungan Anda dengan keluarga pasangan Anda merupakan sebuah cara untuk membangun hubungan yang harmonis dalam kehidupan keluarga Anda. Pertanyaan kita adalah; bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam rangka mendekatkan diri dengan keluarga pasangan Anda? Salah satu hal yang kiranya bisa dilakukan ialah dengan mengadakan reuni keluarga. Reuni keluarga merupakan suatu kesempatan dimana Anda makin dekat dengan keluarga pasangan Anda. Barangkali reuni keluarga ini akan diadakan sekali dalam setahun, tetapi yang paling pokok ialah melakukan kegiatan yang memberi kesempatan kepada pasangan untuk merasa dekat dengan keluarga Anda.
Saya merasa begitu terkesan dengan cerita seorang kawan. Keluarganya mempunyai kebiasaan mengadakan pertemuan keluarga sekali dalam setahun. “Meskipun kesibukan saya dalam bekerja begitu menghabiskan banyak waktu – seakan-akan tak ada waktu tersisa, sekali dalam setahun saya menyempatkan diri untuk mengadakan pertemuan dengan keluarga besar saya. Dan saat itu saya mengajak anak dan isteri saya untuk lebih dekat dengan keluarga saya”, demikian kata kawan saya itu.
Apa yang sebenarnya terungkap dalam kisah ini memberikan gambaran betapa pentingnya menjaga hubungan yang baik dengan keluarga pasangan. Hubungan yang baik dengan keluarga pasangan memberi warna terhadap perjalanan perkawinan. Merasa dekat dengan pasangan mau tak mau membuat seseorang merasa dekat juga dengan keluarga pasangan. Bagaimana pun kita harus mengakui bahwa keluarga pasangan memaikan peran yang juga menentukan dalam perkawinan.
Memang setiap pasangan perlu menata ulang skala prioritas dalam membangun hubungan. Mengalihkan kesetiaan dari orang tua terhadap pasangan merupakan kenyataan yang sangat baik di dalam perkawinan. Mengutamakan kehidupan keluarga inti daripada keluarga besar adalah hal yang sangat bernilai. Tetapi itu tak berarti bahwa pasangan tak perlu mengenal dan menjaga hubungan yang baik dengan keluarga pasangan. Meskipun hubungan dengan keluarga pasangan bukan merupakan prioritas dalam perkawinan, pasangan tetap harus mengusahakan dan menjaga untuk menjalin hubungan yang baik dengan keluarga pasangan.
Sampai jumpa pada edisi mendatang.
Salam dalam nama Keluarga Kudus, Yesus, Maria dan Yosep
Rm. Ignas Tari, MSF
Komisi Kerasulan Keluarga Keuskupan Agung Jakarta
Kepada keluarga-keluarga kristiani
Se-Keuskupan Agung Jakarta
di tempat
Salam damai dalam kasih Keluarga Kudus Yesus, Maria dan Yosep.
Dalam suatu kesempatan pendampingan bagi pasangan yang sedang berpacaran, sepasang suami-isteri yang ikut mendampingi kegiatan tersebut berkata,”Anda semua sedang mempersiapkan diri untuk secara serius menjalani hubungan Anda dengan harapan suatu saat nanti – setelah Anda mempertimbangkan secara matang dan dewasa, Anda menjadi suami-isteri. Tetapi sebelum memutuskan untuk mengikat janji sehidup semati dalam perkawinan, baiklah Anda mempertimbangkan kenyataan berikut ini secara matang dan dewasa juga.
Begitu Anda menikah dengan pasangan Anda, itu berarti Anda memulai suatu ikatan yang baru sekurang-kurangnya dengan empat orang. Pertama tentu saja Anda memulai ikatan hubungan dengan pasangan Anda. Kedua, Anda memulai hubungan dengan mertua laki-laki (ayah) dari pasangan Anda. Ketiga, Anda memulai hubungan dengan mertua perempuan (ibu) dari pasangan Anda. Keempat, Anda memulai hubungan dengan semua saudara dari pasangan Anda. Mencintai pasangan Anda berarti juga mencintai keluarga pasangan Anda”.
Mendengarkan kata-kata yang disampaikan pasangan suami-isteri tersebut, saya sendiri terbawa pada sebuah kesadaran mengenai perkawinan. Perkawinan tak hanya secara sederhana menyangkut laki-laki dan perempuan yang menikah melainkan terkait erat dengan keluarga pasangan. Menikahi sesorang berarti ikut ambil bagian dalam kehidupan keluarga pasangan. Bagaimana pun, jika kita melihat banyak fakta mengenai perkawinan, keluarga pasangan memainkan peran yang sangat besar dalam menjalani hidup perkawinan.
Menjaga hubungan yang harmonis dengan keluarga pasangan merupakan sebuah berkat di dalam perkawinan. Hubungan yang terluka terhadap keluarga pasangan karena berbagai sebab dapat menimbulkan kemarahan dan rasa sakit hati yang tak berakhir. Maka baik jika pasangan suami-isteri satu sama lain berusaha untuk mendekatkan diri dengan keluarga pasangan. Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam rangka mengeratkan hubungan dengan keluarga pasangan. Melihat kembali bagaimana hubungan Anda dengan keluarga pasangan Anda merupakan sebuah cara untuk membangun hubungan yang harmonis dalam kehidupan keluarga Anda. Pertanyaan kita adalah; bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam rangka mendekatkan diri dengan keluarga pasangan Anda? Salah satu hal yang kiranya bisa dilakukan ialah dengan mengadakan reuni keluarga. Reuni keluarga merupakan suatu kesempatan dimana Anda makin dekat dengan keluarga pasangan Anda. Barangkali reuni keluarga ini akan diadakan sekali dalam setahun, tetapi yang paling pokok ialah melakukan kegiatan yang memberi kesempatan kepada pasangan untuk merasa dekat dengan keluarga Anda.
Saya merasa begitu terkesan dengan cerita seorang kawan. Keluarganya mempunyai kebiasaan mengadakan pertemuan keluarga sekali dalam setahun. “Meskipun kesibukan saya dalam bekerja begitu menghabiskan banyak waktu – seakan-akan tak ada waktu tersisa, sekali dalam setahun saya menyempatkan diri untuk mengadakan pertemuan dengan keluarga besar saya. Dan saat itu saya mengajak anak dan isteri saya untuk lebih dekat dengan keluarga saya”, demikian kata kawan saya itu.
Apa yang sebenarnya terungkap dalam kisah ini memberikan gambaran betapa pentingnya menjaga hubungan yang baik dengan keluarga pasangan. Hubungan yang baik dengan keluarga pasangan memberi warna terhadap perjalanan perkawinan. Merasa dekat dengan pasangan mau tak mau membuat seseorang merasa dekat juga dengan keluarga pasangan. Bagaimana pun kita harus mengakui bahwa keluarga pasangan memaikan peran yang juga menentukan dalam perkawinan.
Memang setiap pasangan perlu menata ulang skala prioritas dalam membangun hubungan. Mengalihkan kesetiaan dari orang tua terhadap pasangan merupakan kenyataan yang sangat baik di dalam perkawinan. Mengutamakan kehidupan keluarga inti daripada keluarga besar adalah hal yang sangat bernilai. Tetapi itu tak berarti bahwa pasangan tak perlu mengenal dan menjaga hubungan yang baik dengan keluarga pasangan. Meskipun hubungan dengan keluarga pasangan bukan merupakan prioritas dalam perkawinan, pasangan tetap harus mengusahakan dan menjaga untuk menjalin hubungan yang baik dengan keluarga pasangan.
Sampai jumpa pada edisi mendatang.
Salam dalam nama Keluarga Kudus, Yesus, Maria dan Yosep
Rm. Ignas Tari, MSF
Komisi Kerasulan Keluarga Keuskupan Agung Jakarta