Hari Biasa Pekan XXV
Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan -- Yak 1:2
Doa Renungan
Tuhan Yesus Kristus, terima kasih atas panggilan-Mu sehingga aku boleh menjadikan-Mu sebagai Juruselamat pribadiku. Merajalah dan kuasailah diriku sepanjang hari ini seturut kehendak-Mu. Amin.
Kehidupan sehari-hari yang rutin dan biasa amat menjemukan. Semua terjadi dengan cara yang sama berulang-ulang dan seolah-olah tidak memiliki tujuan. Nasihat pengkhotbah hendaknya menyadarkan kita agar kita mencari keabadian dengan menyertakan kasih Allah di dalamnya. Tanpa cinta segala pekerjaan kita menjadi sia-sia.
Pembacaan dari Kitab Pengkhotbah (3:1-11)
Mazmur Tanggapan
Ref. Terpujilah Tuhan gunung batuku.
Ayat. (Mzm 144:1-2.3-4)
1.. Terpujilah Tuhan, gunung batuku, yang mengajar tanganku untuk bertempur, dan jari-jariku untuk berperang; yang menjadi tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, kota bentengku dan penyelamatku, perisaiku dan tempat aku berlindung, yang menundukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasaku!
2. Ya Tuhan, apakah manusia itu, sehingga Engkau memperhatikannya, dan anak manusia, sehingga Engkau memperhitungkannya? Manusia sama seperti angin, hari-harinya seperti bayang-bayang yang lewat.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Anak Manusia datang untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang.
Orang memiliki pendapat yang bermacam-macam tentang Yesus. Pendapat itu melukiskan gambaran orang itu tentang Dia. Gambaran kita tentang Allah ternyata juga menjadi tolok ukur bagaimana orang tersebut akan bersikap, berelasi dan berharap kepada-Nya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:18-22)
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Yesus, Sang Kristus, sadar bahwa Ia harus menjalani semua penderitaan sebelum akhirnya jaya. Ia taat kepada Bapa-Nya. Yesus ingin menunjukkan kepada murid-murid-Nya, Ia yang adalah Kristus, Penyelamat, Anak Allah, mau menderita bagi manusia. Suatu pengosongan diri yang sungguh radikal. Pembalikan logika dunia. Apakah aku mau mengosongkan diri bagi sesama?
Ya Allah, hidupku berharga di mata-Mu. Ajarilah aku menghargai hidupku dan mampu mengisinya seturut kehendak-Mu agar aku mampu menjadikan hidupku bermakna. Allah, sumber hidupku, kuserahkan hidupku kepada penyelenggaraan-Mu. Amin.