Kamis, 09 September 2010
Hari Biasa Pekan XXIII
Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? -- Rm 8:31
Doa Renungan
Yesus Guru Sejati, Engkau menghendaki agar para murid-Mu hidup sesuai dengan ajaran dan perintah-Mu, yaitu saling mengampuni dan mengasihi; tidak membalas yang jahat dengan yang jahat. Yesus bagi kami ajaran-Mu itu tidak mudah untuk dilakukan, karena kecenderungan kami adalah mencari yang enak dan tidak mau menderita. Maka kami mohon ya Yesus, agar Engkau mengampuni dan membantu kami mengalahkan kecenderungan jahat agar kami pantas menjadi murid-Mu. Amin.
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 8:1b-7.11-13)
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuntunlah aku di jalan yang kekal.
Ayat. (Mzm 139:1-3.13-14ab.23-24)
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Jika kita saling menaruh cinta kasih, Allah tinggal dalam kita; dan cinta kasih Allah dalam kita menjadi sempurna.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:27-38)
Hari Biasa Pekan XXIII
Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? -- Rm 8:31
Doa Renungan
Yesus Guru Sejati, Engkau menghendaki agar para murid-Mu hidup sesuai dengan ajaran dan perintah-Mu, yaitu saling mengampuni dan mengasihi; tidak membalas yang jahat dengan yang jahat. Yesus bagi kami ajaran-Mu itu tidak mudah untuk dilakukan, karena kecenderungan kami adalah mencari yang enak dan tidak mau menderita. Maka kami mohon ya Yesus, agar Engkau mengampuni dan membantu kami mengalahkan kecenderungan jahat agar kami pantas menjadi murid-Mu. Amin.
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 8:1b-7.11-13)
"Bila engkau melukai hati mereka yang lemah, engkau berdosa terhadap Kristus."
Saudara-saudara, pengetahuan yang demikian membuat orang menjadi sombong, tetapi kasih membangun. Jika ada seorang menyangka, bahwa ia mempunyai sesuatu "pengetahuan", maka ia belum juga mencapai pengetahuan, sebagaimana yang harus dicapainya. Tetapi orang yang mengasihi Allah, ia dikenal oleh Allah. Tentang hal makan daging persembahan berhala kita tahu: "tidak ada berhala di dunia dan tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa." Sebab sungguhpun ada apa yang disebut "allah", baik di sorga, maupun di bumi--dan memang benar ada banyak "allah" dan banyak "tuhan" yang demikian-- namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup. Tetapi bukan semua orang yang mempunyai pengetahuan itu. Ada orang, yang karena masih terus terikat pada berhala-berhala, makan daging itu sebagai daging persembahan berhala. Dan oleh karena hati nurani mereka lemah, hati nurani mereka itu dinodai olehnya. Dengan jalan demikian orang yang lemah, yaitu saudaramu, yang untuknya Kristus telah mati, menjadi binasa karena "pengetahuan" mu. Jika engkau secara demikian berdosa terhadap saudara-saudaramu dan melukai hati nurani mereka yang lemah, engkau pada hakekatnya berdosa terhadap Kristus. Karena itu apabila makanan menjadi batu sandungan bagi saudaraku, aku untuk selama-lamanya tidak akan mau makan daging lagi, supaya aku jangan menjadi batu sandungan bagi saudaraku.
Demikianlah sabda TuhanU. Syukur kepada Allah.
Ref. Tuntunlah aku di jalan yang kekal.
Ayat. (Mzm 139:1-3.13-14ab.23-24)
1.Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui apakah aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi.
2. Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, Engkaulah yang menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena misteri kejadianku; ajaiblah apa yang Kaubuat.
3. Selidikilah aku, ya Allah, dan kenalilah hatiku, ujilah aku dan kenalilah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!
2. Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, Engkaulah yang menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena misteri kejadianku; ajaiblah apa yang Kaubuat.
3. Selidikilah aku, ya Allah, dan kenalilah hatiku, ujilah aku dan kenalilah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Jika kita saling menaruh cinta kasih, Allah tinggal dalam kita; dan cinta kasih Allah dalam kita menjadi sempurna.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:27-38)
"Hendaklah kalian murah hati sebagaimana Bapamu murah hati adanya."
Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Dengarkanlah perkataan-Ku ini: Kasihilah musuhmu. Berbuatlah baik kepada orang yang membenci kalian. Mintalah berkat bagi mereka yang mengutuk kalian. Berdoalah bagi orang yang mencaci kalian. Bila orang menampar pipimu yang satu, berikanlah pipimu yang lain. Bila orang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu. Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu, dan janganlah meminta kembali dari orang yang mengambil kepunyaanmu. Dan sebagaimana kalian kehendaki orang berbuat kepada kalian, demikian pula hendaknya kalian berbuat kepada mereka. Kalau kalian mengasihi orang yang mengasihi kalian, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun berbuat demikian. (Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun berbuat demikian). Lagipula kalau kalian memberikan pinjaman kepada orang dengan harapan akan memperoleh sesuatu daripadanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyaknya. Tetapi kalian, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan berilah pinjaman tanpa mengharapkan balasan, maka ganjaranmu akan besar dan kalian akan menjadi anak Allah yang mahatinggi. Sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterimakasih dan orang-orang jahat. Hendaklah kalian murah hati sebagaimana Bapamu murah hati adanya. Janganlah menghakimi orang, maka kalian pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah menghukum orang, maka kalian pun tidak akan dihukum. Ampunilah, maka kalian pun akan diampuni. Berilah, dan kalian akan diberi. Suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan tumpah ke luar akan dicurahkan ke pangkuanmu. Sebab ukuran yang kalian pakai, akan diukurkan pula kepadamu."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Tidak mudah memang untuk mengasihi dan berbuat kebaikan terhadap orang-orang yang telah merugikan, menyakiti, dan mendatangkan penderitaan untuk kita. Sudah menjadi kecenderungan manusiawi, saat menghadapi orang-orang semacam itu, kita menghakiminya atau berharap orang itu mendapatkan hukuman atas perbuatannya. Perintah Tuhan dalam Injil hari ini menjadi tantangan yang akan memurnikan iman kita.
Iman kepada Allah menuntut suatu konsekuensi yang tidak ringan. Kesungguhan iman terungkap dalam kesediaan kita untuk tetap berpegang teguh kepada Allah dalam segala kehendak-Nya. Menghindari perintah Allah karena memberatkan tentu bukan sikap iman sejati. Mengabaikan Allah dan perintah-Nya hanya demi kesenangan diri sendiri, berarti telah menjadikan diri sendiri sebagai berhala. Hal ini justru akan menjadi batu sandungan bagi orang lain. Sanggupkah kita beriman kepada Allah dan menerima segala perintah-Nya meskipun berat?
Ya Allah, hanya kepada-Mulah aku ingin membaktikan hidupku. Jangan biarkan hatiku beralih dari-Mu untuk menghindari perintah-Mu, namun teguhkan diriku untuk selalu setia kepada-Mu. Amin.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Tidak mudah memang untuk mengasihi dan berbuat kebaikan terhadap orang-orang yang telah merugikan, menyakiti, dan mendatangkan penderitaan untuk kita. Sudah menjadi kecenderungan manusiawi, saat menghadapi orang-orang semacam itu, kita menghakiminya atau berharap orang itu mendapatkan hukuman atas perbuatannya. Perintah Tuhan dalam Injil hari ini menjadi tantangan yang akan memurnikan iman kita.
Iman kepada Allah menuntut suatu konsekuensi yang tidak ringan. Kesungguhan iman terungkap dalam kesediaan kita untuk tetap berpegang teguh kepada Allah dalam segala kehendak-Nya. Menghindari perintah Allah karena memberatkan tentu bukan sikap iman sejati. Mengabaikan Allah dan perintah-Nya hanya demi kesenangan diri sendiri, berarti telah menjadikan diri sendiri sebagai berhala. Hal ini justru akan menjadi batu sandungan bagi orang lain. Sanggupkah kita beriman kepada Allah dan menerima segala perintah-Nya meskipun berat?
Ya Allah, hanya kepada-Mulah aku ingin membaktikan hidupku. Jangan biarkan hatiku beralih dari-Mu untuk menghindari perintah-Mu, namun teguhkan diriku untuk selalu setia kepada-Mu. Amin.
Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian.