Karena putus asa, penduduk kota itu meminta tolong kepada santo Fransiskus.
“Barangkali Pesuruh Raja Besar punya akal,” kata mereka.
Fransiskus melipur orang yang bersusah itu.
Jawabnya, “Aku akan berunding dengan serigala itu!”
Fransiskus berangkat, menuju ke hutan. Baru saja melalui rumah yang terakhir di tepi kota, ... tiba-tiba serigala yang jahat datang melompat-lompat, mendekati Fransiskus. Semua yang ikut dengan Fransiskus, lari cerai berai ketakutan.
Tetapi Fransiskus berseru, “Mari sini, serigala! Atas Nama Yesus Kristus aku melarangmu menyakiti aku atau orang-orang yang lari itu!”
Lihatlah, heran sekali! Serigala jahat, yang tadinya sudah membuka mulutnya, menjadi sabar lagi lemah, seperti seekor anak kambing saja. Sambil mengibas-ngibaskan ekornya, binatang buas itu maju setapak demi setapak. Tepat di hadapan kaki Santo Fransiskus, ia berbaring di tanah.
“Serigala,” kata Fransiskus kemudian.
“Kesalahanmu sangat banyak. Kau tidak diizinkan Tuhan, membunuh orang dewasa dan memakan anak kecil. Selayaknya kau juga harus dibunuh sekarang. Semua orang benci kepadamu, serigala jahat. Tetapi aku tahu, kau berbuat begitu karena lapar. Jika kau berjanji tak akan berbuat jahat lagi, aku akan mengampunimu. Ingatlah, Tuhan tidak mengizinkanmu!”
Serigala mengangguk-anggukkan kepalanya.
“Tetapi kau harus berjanji juga, serigala! Kau tidak boleh lagi mencuri kambing. Kalau kau lapar, pergilah berjalan, dari rumah yang satu ke rumah yang lain. Penduduk kota mau memberi makanan. Kau mau berdamai dengan manusia, serigala?”
Serigala itu menggesek-gesekkan kepalanya ke kaki Fransiskus seperti anjing yang setia.
“Baiklah! Sekarang mana kakimu. Tanda kau berjanji, letakkan kakimu, dalam tanganku.”
Sekarang penduduk kota itu, yang telah datang menonton, menyaksikan perjanjian aneh itu. Serigala yang amat ganas itu, meletakkan kaki mukanya ke dalam tangan Fransiskus.
“Mari, ikut aku!” kata Fransiskus.
Serigala ikut serta seperti anjing yang amat besar. Mereka pergi ke alun-alun. Di sana penduduk kota juga berjanji bahwa mereka akan selalu memberi makanan kepada serigala. Serigala itu dinamai “Gobio”.
Masih 2 tahun lamanya Gobio hidup. Tiap-tiap hari ia berjalan dari pintu yang satu ke pintu yang lain, untuk meminta makanannya. Ia tidak lagi menyakiti binatang atau manusia. Dan anak-anak berani bermain dengan Gobio, serigala jinak.
Ketika Gobio mati, ia ditangisi orang, yang sudah biasa menyayangi bintang itu.
Masih banyak sekali ceritera-ceritera tentang Santo Fransiskus Pesuruh Raja Besar.
Sebaiknya kalian mencari dan membaca kitab yang lebih tebal tentang Santo Fransiskus.