| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

SANTA TERESA DARI AVILA, PUJANGGA GEREJA (1515-1582)

SANTA TERESA DARI AVILA, PUJANGGA GEREJA (1515-1582)

Lahir tahun 1515. Ketika berumur 5 tahun dia mengajak kakak laki-lakinya pergi ke tanah orang-orang Moor di Afrika Utara (tanah orang Muslim), agar mereka berdua bisa menjadi martir Allah. Sekitar tahun 1524 mereka diam-diam meninggalkan rumah mereka akan tetapi ditemukan sang paman yang segera membawa mereka berdua kembali ke rumah. Saat berusia 16 tahun, ayahnya mengirim Teresa ke biara untuk memperbaiki tabiatnya. Saat itu banyak wanita yang tidak tahu harus melakukan apa dalam hidupnya sehingga mencoba hidup membiara. Teresa pun memiliki masalah dalam hidupnya. Dia sangat mudah tergelincir dalam kehidupan duniawi dan mengabaikan Allah. Selama bertahun-tahun dia nyaris tidak berdoa sama sekali dan berpura-pura rendah hati. Dia berpikir bahwa dia adalah seorang pendosa dan tidak layak menerima rahmat dari Tuhan. Tetapi menjauh dari doa sama seperti "seorang bayi yang menjauh dari susu ibunya, apa yang bisa diharapkan selain kematian?"

Ketika dia berusia 41 tahun, seorang imam meyakinkan dirinya untuk kembali berdoa, meskipun dia masih mendapat kesulitan dalam berdoa. Setelah dia mulai kembali berdoa, Allah memberinya kegembiraan spiritual berupa anugerah pengalaman mistis. Dalam buku-bukunya, dia menganalisa pengalaman-pengalaman itu. Dia tidak melihatnya sebagai karunia Allah tetapi sebagai cara Allah "memurnikan" dirinya. Beberapa kawan yang tidak menyukai apa yang terjadi dengannya berkesimpulan bahwa dia dipengaruhi iblis dan mengirimkan seorang imam Yesuit untuk memeriksanya. Namun Teresa yakin dan percaya bahwa itu semua dari Allah sebab pengalaman-pengalaman tersebut membawanya pada kedamaian, inspirasi, dan dorongan kekuatan. Pada usia 43 tahun, dia bertekad untuk mereformasi Ordo Karmel, mengembalikannya kepada cita-cita dasar: suatu tarekat kontemplatif yang sederhana dan didedikasikan pada hidup doa. Rencananya ditentang dan ia terancam inkuisisi (diadili di pengadilan agama Katolik). Teresa hanya dapat mempercayakan segalanya pada Allah. Ketika akhirnya dapat mengadakan pembaharuan, dia masih belum terlepas dari kesulitan. Di biara St. Yusuf, dia menghabiskan banyak waktu menulis pengalaman hidupnya. Ia menulis, "Tetapi apakah yang aku ketahui. Aku hanyalah seorang wanita yang malang." Pihak inkuisisi menyukai tulisan Teresa dan membersihkan namanya. Pada usia 51 tahun, dia bermaksud menyebarluaskan gerakan reformasinya. Namun tantangan datang bertubi-tubi, khususnya yang datang dari para bruder dan biarawati. Dia dikatakan sebagai "tukang keluyuran pemberontak" oleh seorang nuncio (duta) Sri Paus. Teresa melihat segala kesulitan ini sebagai suatu publisitas. Segera dia mendapatkan sejumlah postulan (calon biarawati) yang ingin masuk biara reformasi yang dipimpinnya. Banyak orang memikirkan apa yang dikatakan oleh Teresa dan ingin belajar berdoa dari dirinya. Tidak lama kemudian idenya tentang doa menyebar tidak hanya ke seluruh wilayah Spanyol, tetapi seluruh Eropa.

Pada tanggal 4 Oktober, pada usia 67 tahun Teresa Avila wafat karena sakit yang dideritanya. Dia adalah pendiri tarekat OCD, tarekat Karmelit yang sudah direformasi (OCD = Order of Carmelite Discalced, Tarekat Karmelit Tanpa Alas Kaki). Pada tahun 1970 Sri Paus memproklamasikan Teresa sebagai Pujangga Gereja karena tulisan-tulisannya dan ajarannya tentang doa. Santa Teresa Avila adalah pelindung orang-orang yang menderita sakit kepala. Lambangnya adalah sebuah hati, panah, dan sebuah buku.

Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya. Tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya. 1Yoh 2:16-17



Diambil dari : RUAH

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy