Hari Minggu Biasa XXXIII
Barangsiapa percaya kepada Anak Allah, ia mempunyai kesaksian itu di dalam dirinya; barangsiapa tidak percaya kepada Allah, ia membuat Dia menjadi pendusta, karena ia tidak percaya akan kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya. --- 1Yoh 5:10
Antifon Pembuka
Tuhan bersabda, “Aku mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan. Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu. Aku akan mengembalikan kamu ke tempat yang dari mana Aku telah membuang kamu.”
Doa Renungan
Allah Bapa kami, sumber segala kehidupan, kami bersyukur kepada-Mu, karena Engkau tidak membiarkan hidup kami musnah dalam perang atau kegelapan, melainkan telah menunjukkan jalan yang benar pada diri Yesus Putra-Mu. Jadikanlah kami pengikut-Nya yang setia di mana pun kami berada dan ke mana pun kami pergi. Sebab Dialah Tuhan pengantara kami sepanjang segala masa. Amin.
Pembacaan dari Kitab Nubuat Maleakhi (4:1-2a)
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 838
Ref. Tuhan telah membebaskan dan menyelamatkan daku.
Ayat. (Mzm 98:5-6.7-8.9a; R:9)
1. Bermazmurlah bagi Tuhan dengan kecapi, dengan kecapi dan lagu merdu; dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring bersorak-sorailah di hadapan Raja, yakni Tuhan!
2. Biarlah gemuruh laut dan segala isinya, dunia dan semua yang diam di dalamnya! Biarlah sungai-sungai bertepuk tangan, dan gunung-gemunung bersorak-sorai bersama-sama.
3. Biarlah mereka bersorak-sorai di hadapan Tuhan, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan mengadili bangsa-bangsa dengan kebenaran.
Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika (3:7-12)
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya.
Setelah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Lukas 21:28)
Bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (21:5-19)
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
Antifon Komuni
Tuhan bersabda, “Sungguh, Aku berkata kepadamu, apa pun yang kamu minta dalam doa akan diberikan kepadamu, bila kamu percaya.”
Renungan
SANGGUPKAH AKU BERTAHAN?
Saudara-saudari seiman,
Minggu ini kita memasuki Minggu biasa ke 33, yang menandai berakhirnya masa biasa kalender liturgi. Minggu depan kita akan memasuki hari raya”Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam”, dan Minggu berikutnya masuk dalam Minggu Adven I. Permenungan kita minggu ini dari Injil Lukas 21:5-19. Kehancuran, penyakit, penderitaan, mengerikan, inilah kesan awal dalam membaca perikopa minggu ini. Apakah hal-hal ini ”tanda” akhir hidup manusia?
”Apa yang kamu lihat di situ-akan datang harinya di mana tidak ada satu batupun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semua akan diruntuhkan” (ayat 6). Latar belakang Sabda Tuhan Yesus ini adalah kehancuran Yerusalem tahun 70 oleh tentara Romawi. Tegaknya Bait Allah, bagi orang-orang Israel merupakan lambang perlindungan Ilahi. Mereka merasa nyaman dan aman dalam perlindungan Tuhan. Dengan hancurnya Bait Allah berarti mereka dalam keadaan tidak aman dan nyaman. Tuhan Yesus menegur mereka karena mereka memiliki kecenderungan untuk mendasarkan semua pengharapan kepada keamanan yang bersifat sementara. Apakah kita akan menyerah dalam situasi dunia?
Tuhan Yesus mengajak kita untuk mengarahkan hidup menuju hidup ”masa yang akan datang”. Situasi hidup dan alam chaos menghadirkan ketakutan tapi disisi lain menghadirkan pengharapan yang membuat peka akan pesan-pesan palsu dan mesias-mesias palsu. Peristiwa perang, gempa bumi, tsunami, gunung meletus, penyakit, dan peristiwa-peristiwa alam lain apakah merupakan tanda ”akhir dunia”? Tanda-tanda ini ada dalam setiap zaman, tetapi adalah hal yang sia-sia apabila kita menghitung hari dan tanggalnya. Pertanyaan yang muncul adalah apakah yang kita lakukan untuk mengisi kehidupan dan mengungkapkan iman dalam perwujudan nyata?
Menghidupi iman berarti menghidupi salib. ”Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu” (ayat 19). Salib adalah perwujudan ketaatan dan kesetiaan Tuhan Yesus kepada Bapa-Nya. Saliblah yang telah menghapus dosa-dosa manusia dengan darah-Nya yang tertumpah di kayu salib. Penderitaan membuahkan keselamatan. Bersama Tuhan Yesus marilah kita ”memeluk dan memikul” salib kehidupan. Marilah kita mohon agar Tuhan Yesus berkenan menganugerahkan kekuatan Roh-Nya agar kita dimampukan untuk setia sebagai murid-murid-Nya. Semoga.
Salam dan berkat.
Pastor L. Setyo Antoro, SCJ