| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Sabtu, 20 November 2010 Hari Biasa Pekan XXXIII

Sabtu, 20 November 2010
Hari Biasa Pekan XXXIII
Agnes dari Assisi

Tuhan menguji orang benar dan orang fasik, dan Ia membenci orang yang mencintai kekerasan <--> Mzm 11:5

Doa Renungan

Tuhan, Engkaulah Allah orang yang hidup yang tidak menghendaki kematian kami. Engkau menghendaki kami untuk hidup bahagia bersama-Mu. Untuk itu Engkau menghendaki kami sempurna seperti Engkau. Semoga dengan kuasa Roh-Mu yang kudus, kami menjadi sempurna seperti Engkau. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Pembacaan dari Kitab Wahyu (11:4-12)

"Kedua nabi itu telah merupakan siksaan bagi semua orang yang diam di atas bumi."

Aku, Yohanes, mendengar suatu suara yang berkata, "Lihatlah kedua saksiku ini. Mereka itulah kedua pohon zaitun dan kedua kaki dian yang berdiri di hadapan Tuhan semesta alam. Jika ada orang yang hendak menyakiti keduanya keluarlah api dari mulut mereka dan menghanguskan semua musuh mereka. Jika ada orang yang hendak menyakiti mereka, maka orang itu harus mati secara demikian. Kedua saksi itu mempunyai kuasa menutup langit, supaya jangan turun hujan selama mereka bernubuat. Dimilikinya pula kuasa atas segala air untuk mengubahnya menjadi darah, dan untuk memukul bumi dengan segala jenis malapetaka, setiap kali dikehendakinya. Dan apabila mereka telah menyelesaikan kesaksiannya, maka binatang yang muncul dari jurang maut, akan memerangi mereka dan mengalahkan serta membunuh mereka. Mayat mereka akan terletak di atas jalan raya kota besar yang secara rohani disebut Sodom dan Mesir, di mana juga Tuhan mereka disalibkan. Dan orang-orang dari segala bangsa dan suku, bahasa dan kaum melihat mayat mereka tiga setengah hari lamanya dan orang-orang itu tidak akan memperbolehkan mayat itu dikubur. Dan para penduduk bumi akan bergembira dan bersukacita atas kedua saksi itu. Mereka akan berpesta dan saling mengirim hadiah, karena kedua nabi itu telah merupakan siksaan bagi bagi semua orang yang diam di atas bumi. Tetapi tiga setengah hari kemudian masuklah roh kehidupan dari Allah ke dalam kedua orang itu, sehingga mereka bangkit. Semua orang yang melihat mereka menjadi sangat takut. Dan orang-orangitu akan mendengar suara yang nyaring dari surga berkata kepada mereka, "Naiklah kemari!" Lalu naiklah mereka ke langit, diselubungi awan, disaksikan oleh musuh-musuh mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Terpujilah Tuhan, Gunung Batuku!
Ayat. (Mzm 119:14.24.72.103.111.131)
1. Terpujilah Tuhan, Gunung Batuku! Ia mengajar tanganku bertempur, Ia melatih jari-jariku berperang.
2. Ia menjadi tempat perlindungan dan kubu pertahananku, kota bentengku dan penyelamatku; Ia menjadi perisai, tempat aku berlindung! Dialah yang menundukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasaku!
3. Ya Allah, aku hendak menyanyikan lagu baru bagi-Mu; dengan gambus sepuluh tali aku hendak bermazmur. Sebab Engkaulah yang memberikan kemenangan kepada raja-raja, dan yang membebaskan Daud, hamba-Mu!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Juruselamat kita Yesus Kristus telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa.

Kehidupan di masa yang akan datang pasti berbeda dengan hidup kita di masa kini. Kita orang beriman diajak untuk menghargai hidup di dunia ini sebagai cerminan kehidupan ilahi. Namun, hidup di dunia ini tidak boleh dimutlakkan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (20:27-40)

"Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup."

Sekali peristiwa, datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang tidak mengakui adanya kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya: "Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati sedang isterinya masih ada, tetapi ia tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan lalu mati dengan tidak meninggalkan anak. Lalu perempuan itu dikawini oleh yang kedua, dan oleh yang ketiga dan demikianlah berturut-turut oleh ketujuh saudara itu, mereka semuanya mati dengan tidak meninggalkan anak. Akhirnya perempuan itu pun mati. Bagaimana sekarang dengan perempuan itu, siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia." Jawab Yesus kepada mereka: "Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi mereka yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan. Sebab mereka tidak dapat mati lagi; mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan. Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup." Mendengar itu beberapa ahli Taurat berkata: "Guru, jawab-Mu itu tepat sekali." Sebab mereka tidak berani lagi menanyakan apa-apa kepada Yesus.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Orang Saduki menjadi gambaran tentang orang yang tidak percaya pada kehidupan kekal. Mereka berupaya membenarkan pandangan mereka bahwa tidak ada hidup kekal. Sebenarnya sikap dan keyakinan mereka bermula dari ketertutupan pada karya Allah yang telah nyata sejak awal mula. Sejak awal mula Allah adalah Allah orang hidup, bukan Allah orang mati. Sikap dan keyakinan yang keliru itu membawa mereka pada gambaran hidup kekal yang juga sangat duniawi.

Kita percaya kepada Allah yang hidup. Ia juga mengundang kita untuk mengalami hidup kekal bersama-Nya. Tidak ada penggambaran yang memuaskan tentang hidup yang kekal itu. Yesus dalam banyak perumpamaan menggambarkannya sebagai perjamuan kawin atau perjamuan pesta yang diselenggarakan oleh raja. Kiranya jelas bagi kita bahwa kehidupan kekal adalah suasana kebahagiaan yang kekal bersama dengan Allah. Suasana yang umumnya juga terdapat dalam suatu pesta, yaitu kegembiraan dan kebahagiaan. Itulah yang terjadi bila kita hidup bersama dengan Allah secara kekal. Kegembiraan dan kebahagiaan yang tak berkesudahan. Tidak ada gambaran duniawi yang sempurna untuk menggambarkan persatuan kita dengan Allah dalam kerajaan-Nya.

Kehidupan kekal itu kita mulai dari hidup kita masa kini. Apakah kita sudah mengarahkan hidup kita kepada kehidupan kekal bersama dengan Allah?

Ya Allah, bantulah dan tolonglah aku agar senantiasa mempersiapkan diri untuk memasuki kerajaan-Mu yang kekal, ke tempat yang telah Engkau sediakan untuk orang-orang pilihan-Mu. Amin.

Ziarah Batin 2010, Renungan dan Catatan Harian

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy