Saudara-saudari yang dicintai oleh Tuhan,
Melalui perayaan Natal malam ini, di mana Tuhan sudi datang menjadi manusia, saya dan anda semua adalah orang-orang yang istimewa, saya dan anda ada di hati Tuhan. Anda mungkin tidak ada di hati saudara-saudari anda atau sesama anda, atau bahkan istri atau suami anda, tetapi dengan kedatangan Tuhan, yang Imanuel, anda ada di hati Tuhan, karena justru kita orang yang tidak pantas Ia sudi datang.. Ia ingin mengembalikan manusia yang jatuh dalam lumpur dosa, agar bisa meraih kemuliaan Allah. Luk. 2:14 "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.” Syaratnya hanya satu yang diminta dari kita: mau menerima Dia/Tuhan di hati kita, maka kita akan ada di hati Tuhan. Demikian sukacita surgawi akan terjadi bila kita berkenan di hati Tuhan.
Anda dan saya dipilih, ditentukan oleh Allah seperti Maria, dan para gembala yang dipilih oleh Allah untuk membawa kabar gembira bahwa Allah itu baik, bahwa Allah berkenan hadir dalam hati kita masing-masing entah bagaimana keadaan hati kita, dan dalam Allah kita mempunyai nilai dan bermartabat. Allah mendatangi kita semua dan kita semua merindukan kedatangan Allah yang membuat hidup kita menjadi penuh, fullness.
Saya dan anda dipilih menjadi murid-Nya, menjadi orang yang disayangi-Nya. Inilah kebanggan yang mesti kita bangkitkan dalam diri kita. Karena saya dan anda ternnyata istimewa di mata Tuhan. Maka inilah modal utama kita, agar jangan takut. Banyak orang ada dalam situasi bermasalah dan sulit untuk keluar dari masalah. Sesak hidupnya. Tidak tahu hari depan akan seperti apa? Perjalanan ini terasa sangat menyedihkan. Tuhanlah yang bisa menjadi jaminan dan harapan, maka ia minta petunjuk ke mana-mana, dukun, paranormal, da seperti lagunya Ebiet: Coba tanya pada rumput yang bergoyang.
Banyak orang yang jauh dari kasih Tuhan, karena suatu tindakan yang membuat dirinya sendiri menjadi terkucil/karena mengucilkan diri. Banyak orang malah menjauh dari Gereja saat menghadapi masalah hidup yang susah dan berat. Karena alasan malu, minder-sungkan dengan sesamanya. Apakah itu berarti Gereja Katolik, lingkungan-lingkungan dan kelompok-kelompok dalam Gereja Katolik hanya untuk orang-orang yang mapan?
Kalau kita yang mapan secara materi, sosial, dan mungkin juga “rohani” lalu memandang rendah orang-orang miskin, sederhana, rendah pendidikannya, atau karena kesalahan yang telah dibuatnya sehingga mereka takut bergabung bersama kita, berarti kita telah mengkianati penjelmaan Tuhan yang menjadi manusia.
Nubuat Nabi Yesaya bahwa dari keturunan Israel akan lahir Imanuel, yang artinya “Allah beserta kita”, menandaskan bahwa kita mesti percaya diri bahwa baik dalam suka maupun duka, Allah akan tetap berpihak pada kita. Keputusan Allah untuk menyelamatkan kita menjadi kenyataan ketika Yesus dikandung dari kuasa Roh Kudus dan dilahirkan oleh Santa Perawan Maria. Allah yang Mahatinggi mau tinggal di antara kita, dan bahkan menjadi manusia seperti kita, kecuali dalam hal dosa. Kemanusiaan kita telah menjadi “tempat bagi Allah” untuk suatu proses pembaharuan dari dalam diri kita manusia. Dia mau berproses melalui ruang-waktu yang khas manusiawi dengan seluruh isi alam-semesta ini; Dia mau memasuki seluruh relung keberadaan kita, membersihkan diri kita dari seluruh kebusukan dosa dan menuntun kita menuju fajar kehidupan baru di mana Sorga yang telah hilang karena dosa manusia, ditawarkan kembali kepada kita dengan cara yang sungguh meyakinkan.
Setiap sentuhan manusiawi kita yang dihidupi dengan semangat Imanuel, Allah beserta kita, berarti suatu karya besar yang bukan melulu 100% atas prakarsa manusiawi, tetapi juga 100% merupakan inisiatif Allah. Ruang lingkup keberadaan manusiawi kita ini, telah menjadi “tempat Allah” (locus theologicus) untuk menumbuh-kembangkan Kerajaan-Nya. Baik sebagai individu maupun komunitas, baik sebagai keluarga maupun lingkungan dan wilayah, baik sebagai gerakan rohani maupun organisasi, pokoknya setiap jenjang serta kelompok keberadaan kita manusiawi, yang kita hidupi dalam kesadaran Imanuel, telah dan sedang mendukung proses inkarnasi (= Sabda menjadi manusia) dan elevasi (= pengangkatan manusia menjadi semakin ilahi). Maka terjadilah sinergi (= pertemuan antara dua, tiga atau lebih, kekuatan ) antara daya kekuatan ilahi dengan daya kekuatan manusiawi.
Natal menjadi salah satu alasan untuk bergembira, bahkan menjadi sumber kegembiraan. Hadiah yang kita terima bukan sembarang hadiah. Hadiah itu berasal dari Allah, wujudnya adalah seorang pribadi yang lahir menjadi manusia, yaitu bayi Yesus. Betapa indahnya, betapa gembiranya suasana dan peristiwa itu. Injil Yohanes melukiskannya sebagai terang yang sedang datang menerangi setiap orang. Berbeda dengan hadiah-hadiah lainnya, hadiah dari Allah itu tidak dengan sendirinya bisa dinikmati dan dirasakan begitu saja. Untuk itu kita terlebih dahulu perlu "melihat, mengerti, dan percaya" pribadi Yesus itu. Sebab Yohanes mensinyalir: "Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya" (Yoh 1:10). Dengan kata lain, kita harus mengenal hadiah itu dan selanjutnya memanfaatkannya dalam hidup. Natal merupakan hadiah yang menggembirakan sekaligus tugas untuk melihat hidup sehari-hari dalam terang Sabda Kristus.
Saudara-saudari terkasih,
Dalam beberapa hari lagi kita akan memasuki tahun yang baru. Siapkah kita dengan segala permasalahan yang bakal terjadi? Sebagai murid Tuhan dan Maria, kita akan dengan mantab berseru: “Aku siap, karena aku orang yang terpilih – yang dirahmati dan disertai Allah.” Marilah kita akhiri tahun 2010 ini dengan ucapan syukur kepada Allah, yang telah dengan setia menyertai kita --- meskipun mungkin kita kurang menyadarinya. Marilah kita proyeksikan langkah-langkah hidup kita ke masa depan, dengan keyakinan bahwa Allah akan tetap menyertai kita, dan bahkan akan memberkati, menjiwai setiap proyek kita yang kita persembahkan demi kemuliaan Dia dan keselamatan sesama manusia, mulai dari diri sendiri, keluarga, lingkungan dan meluas-melebar untuk semua orang. Gloria in excelsis Deo, kemuliaan kepada Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.
Selamat Natal.
Jumat, 24 Desember 2010
Renungan Pagi,
Forum Katolik WebGaul,
Inspirasi Renungan Pagi
Melalui perayaan Natal malam ini, di mana Tuhan sudi datang menjadi manusia, saya dan anda semua adalah orang-orang yang istimewa, saya dan anda ada di hati Tuhan. Anda mungkin tidak ada di hati saudara-saudari anda atau sesama anda, atau bahkan istri atau suami anda, tetapi dengan kedatangan Tuhan, yang Imanuel, anda ada di hati Tuhan, karena justru kita orang yang tidak pantas Ia sudi datang.. Ia ingin mengembalikan manusia yang jatuh dalam lumpur dosa, agar bisa meraih kemuliaan Allah. Luk. 2:14 "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.” Syaratnya hanya satu yang diminta dari kita: mau menerima Dia/Tuhan di hati kita, maka kita akan ada di hati Tuhan. Demikian sukacita surgawi akan terjadi bila kita berkenan di hati Tuhan.
Anda dan saya dipilih, ditentukan oleh Allah seperti Maria, dan para gembala yang dipilih oleh Allah untuk membawa kabar gembira bahwa Allah itu baik, bahwa Allah berkenan hadir dalam hati kita masing-masing entah bagaimana keadaan hati kita, dan dalam Allah kita mempunyai nilai dan bermartabat. Allah mendatangi kita semua dan kita semua merindukan kedatangan Allah yang membuat hidup kita menjadi penuh, fullness.
Saya dan anda dipilih menjadi murid-Nya, menjadi orang yang disayangi-Nya. Inilah kebanggan yang mesti kita bangkitkan dalam diri kita. Karena saya dan anda ternnyata istimewa di mata Tuhan. Maka inilah modal utama kita, agar jangan takut. Banyak orang ada dalam situasi bermasalah dan sulit untuk keluar dari masalah. Sesak hidupnya. Tidak tahu hari depan akan seperti apa? Perjalanan ini terasa sangat menyedihkan. Tuhanlah yang bisa menjadi jaminan dan harapan, maka ia minta petunjuk ke mana-mana, dukun, paranormal, da seperti lagunya Ebiet: Coba tanya pada rumput yang bergoyang.
Banyak orang yang jauh dari kasih Tuhan, karena suatu tindakan yang membuat dirinya sendiri menjadi terkucil/karena mengucilkan diri. Banyak orang malah menjauh dari Gereja saat menghadapi masalah hidup yang susah dan berat. Karena alasan malu, minder-sungkan dengan sesamanya. Apakah itu berarti Gereja Katolik, lingkungan-lingkungan dan kelompok-kelompok dalam Gereja Katolik hanya untuk orang-orang yang mapan?
Kalau kita yang mapan secara materi, sosial, dan mungkin juga “rohani” lalu memandang rendah orang-orang miskin, sederhana, rendah pendidikannya, atau karena kesalahan yang telah dibuatnya sehingga mereka takut bergabung bersama kita, berarti kita telah mengkianati penjelmaan Tuhan yang menjadi manusia.
Nubuat Nabi Yesaya bahwa dari keturunan Israel akan lahir Imanuel, yang artinya “Allah beserta kita”, menandaskan bahwa kita mesti percaya diri bahwa baik dalam suka maupun duka, Allah akan tetap berpihak pada kita. Keputusan Allah untuk menyelamatkan kita menjadi kenyataan ketika Yesus dikandung dari kuasa Roh Kudus dan dilahirkan oleh Santa Perawan Maria. Allah yang Mahatinggi mau tinggal di antara kita, dan bahkan menjadi manusia seperti kita, kecuali dalam hal dosa. Kemanusiaan kita telah menjadi “tempat bagi Allah” untuk suatu proses pembaharuan dari dalam diri kita manusia. Dia mau berproses melalui ruang-waktu yang khas manusiawi dengan seluruh isi alam-semesta ini; Dia mau memasuki seluruh relung keberadaan kita, membersihkan diri kita dari seluruh kebusukan dosa dan menuntun kita menuju fajar kehidupan baru di mana Sorga yang telah hilang karena dosa manusia, ditawarkan kembali kepada kita dengan cara yang sungguh meyakinkan.
Setiap sentuhan manusiawi kita yang dihidupi dengan semangat Imanuel, Allah beserta kita, berarti suatu karya besar yang bukan melulu 100% atas prakarsa manusiawi, tetapi juga 100% merupakan inisiatif Allah. Ruang lingkup keberadaan manusiawi kita ini, telah menjadi “tempat Allah” (locus theologicus) untuk menumbuh-kembangkan Kerajaan-Nya. Baik sebagai individu maupun komunitas, baik sebagai keluarga maupun lingkungan dan wilayah, baik sebagai gerakan rohani maupun organisasi, pokoknya setiap jenjang serta kelompok keberadaan kita manusiawi, yang kita hidupi dalam kesadaran Imanuel, telah dan sedang mendukung proses inkarnasi (= Sabda menjadi manusia) dan elevasi (= pengangkatan manusia menjadi semakin ilahi). Maka terjadilah sinergi (= pertemuan antara dua, tiga atau lebih, kekuatan ) antara daya kekuatan ilahi dengan daya kekuatan manusiawi.
Natal menjadi salah satu alasan untuk bergembira, bahkan menjadi sumber kegembiraan. Hadiah yang kita terima bukan sembarang hadiah. Hadiah itu berasal dari Allah, wujudnya adalah seorang pribadi yang lahir menjadi manusia, yaitu bayi Yesus. Betapa indahnya, betapa gembiranya suasana dan peristiwa itu. Injil Yohanes melukiskannya sebagai terang yang sedang datang menerangi setiap orang. Berbeda dengan hadiah-hadiah lainnya, hadiah dari Allah itu tidak dengan sendirinya bisa dinikmati dan dirasakan begitu saja. Untuk itu kita terlebih dahulu perlu "melihat, mengerti, dan percaya" pribadi Yesus itu. Sebab Yohanes mensinyalir: "Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya" (Yoh 1:10). Dengan kata lain, kita harus mengenal hadiah itu dan selanjutnya memanfaatkannya dalam hidup. Natal merupakan hadiah yang menggembirakan sekaligus tugas untuk melihat hidup sehari-hari dalam terang Sabda Kristus.
Saudara-saudari terkasih,
Dalam beberapa hari lagi kita akan memasuki tahun yang baru. Siapkah kita dengan segala permasalahan yang bakal terjadi? Sebagai murid Tuhan dan Maria, kita akan dengan mantab berseru: “Aku siap, karena aku orang yang terpilih – yang dirahmati dan disertai Allah.” Marilah kita akhiri tahun 2010 ini dengan ucapan syukur kepada Allah, yang telah dengan setia menyertai kita --- meskipun mungkin kita kurang menyadarinya. Marilah kita proyeksikan langkah-langkah hidup kita ke masa depan, dengan keyakinan bahwa Allah akan tetap menyertai kita, dan bahkan akan memberkati, menjiwai setiap proyek kita yang kita persembahkan demi kemuliaan Dia dan keselamatan sesama manusia, mulai dari diri sendiri, keluarga, lingkungan dan meluas-melebar untuk semua orang. Gloria in excelsis Deo, kemuliaan kepada Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.
Selamat Natal.
Jumat, 24 Desember 2010
Renungan Pagi,
Forum Katolik WebGaul,
Inspirasi Renungan Pagi