Sore Menjelang Hari Raya Natal
Engkau tidak akan disebut lagi "yang ditinggalkan suami", dan negerimu tidak akan disebut lagi "yang sunyi", tetapi engkau akan dinamai "yang berkenan kepada-Ku" dan negerimu "yang bersuami", sebab TUHAN telah berkenan kepadamu, dan negerimu akan bersuami. <---> Yes 62:5
Doa Renungan
Allah Bapa kami yang mahaagung, kami bersyukur kepada-Mu bahwasanya Engkau tidak menganggap hina menggunakan yang kurang berarti guna menyatakan kasih setia-Mu kepada kami. Kami mohon Kauperkenankan selalu mengarahkan harapan kami pada Yesus, Putra Bunda Maria, serta tetap mengikuti jejak-Nya memasuki kehidupan sejati. Sebab Dialah Tuhan, pengantara kami, yang bersama Dikau hidup dan berkuasa dalam persatuan dengan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan Pertama
Pembacaan dari Kitab Yesaya (62:1-5)
Oleh karena Sion aku tidak dapat berdiam diri, dan oleh karena Yerusalem aku tidak akan tinggal tenang, sampai kebenarannya bersinar seperti cahaya dan keselamatannya menyala seperti suluh. Maka bangsa-bangsa akan melihat kebenaranmu, dan semua raja akan melihat kemuliaanmu, dan orang akan menyebut engkau dengan nama baru yang akan ditentukan oleh TUHAN sendiri. Engkau akan menjadi mahkota keagungan di tangan TUHAN dan serban kerajaan di tangan Allahmu. Engkau tidak akan disebut lagi "yang ditinggalkan suami", dan negerimu tidak akan disebut lagi "yang sunyi", tetapi engkau akan dinamai "yang berkenan kepada-Ku" dan negerimu "yang bersuami", sebab TUHAN telah berkenan kepadamu, dan negerimu akan bersuami. Sebab seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu, dan seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 2/4, PS 868
Ref. Kerelaan Tuhan hendak kunyanyikan selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 89:4-5.16-17.27.29; Ul: 2)
1. Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selama-lamanya, hendak menuturkan kesetiaan-Mu turun-menurun. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya kesetiaan-Mu tegak seperti langit.
2. Engkau berkata, "Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku Aku telah bersumpah kepada Daud, hamba-Ku: Aku hendak menegakkan anak cucumu untuk selama-lamanya, dan membangun takhtamu turun-menurun."
3. Dia pun akan berseru kepada-Ku, "Bapa-kulah Engkau, Allahku dan gunung batu keselamatanku." Untuk selama-lamanya Aku akan memelihara kasih setia-Ku bagi dia, dan perjanjian-Ku dengannya akan Kupegang teguh.
Bacaan Kedua
Pembacaan dari Kitab Kisah Para Rasul (13:16-17.22-25)
Pada suatu hari Sabat, di rumah ibadat di Perga, setelah pembacaan dari hukum Taurat dan kitab nabi-nabi, Paulus bangkit dan memberi isyarat dengan tangannya, lalu berkata, "Hai orang-orang Israel dan kamu yang takut akan Allah, dengarkanlah! Allah umat Israel telah memilih nenek moyang kita, dan membuat umat itu menjadi besar, ketika mereka tinggal di Mesir sebagai orang asing. Dengan tangan-Nya yang perkasa Ia telah memimpin mereka keluar dari negeri itu. Lalu Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud ini Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku. Dan dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus. Menjelang kedatangan Yesus itu, Yohanes telah menyerukan kepada seluruh bangsa Israel supaya mereka bertobat dan memberi diri dibaptis. Dan ketika hampir selesai menunaikan tugasnya, Yohanes berkata: Aku bukanlah Dia yang kamu sangka, tetapi Ia akan datang kemudian daripada aku. Membuka kasut dari kaki-Nya pun aku tidak layak.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = es, 2/2, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Luk 1:38; 2/4)
Aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataan-Mu.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 1:1-25 (Singkat: Mat 1:18-25)
Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya, Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram, Ram memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon, Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai, Isai memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria, Salomo memperanakkan Rehabeam, Rehabeam memperanakkan Abia, Abia memperanakkan Asa, Asa memperanakkan Yosafat, Yosafat memperanakkan Yoram, Yoram memperanakkan Uzia, Uzia memperanakkan Yotam, Yotam memperanakkan Ahas, Ahas memperanakkan Hizkia, Hizkia memperanakkan Manasye, Manasye memperanakkan Amon, Amon memperanakkan Yosia, Yosia memperanakkan Yekhonya dan saudara-saudaranya pada waktu pembuangan ke Babel. Sesudah pembuangan ke Babel, Yekhonya memperanakkan Sealtiel, Sealtiel memperanakkan Zerubabel, Zerubabel memperanakkan Abihud, Abihud memperanakkan Elyakim, Elyakim memperanakkan Azor, Azor memperanakkan Zadok, Zadok memperanakkan Akhim, Akhim memperanakkan Eliud, Eliud memperanakkan Eleazar, Eleazar memperanakkan Matan, Matan memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus. Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" ?yang berarti: Allah menyertai kita. Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
SEJARAH KARYA KESELAMATAN
Silsilah Yesus dikemas dalam bingkai sejarah bangsa Israel. Sejarah itu berawal dari periode Abraham, yang kepadanya dijanjikan oleh Allah sebuah tanah, sampai terealisasinya janji itu pada Daud, yang meraja di tanah terjanji. Periode berlanjut dengan deretan pada raja keturunan Daud. Dari nama raja-raja itu, hanya Hizkia dan Yosia yang setia pada hukum Allah. Sebaliknya adalah raja-raja pengejar kekuasaan, pembunuh, dan penyubur penyembahan berhal, yang memuncakkan murka Allah dan menghantarkan ke pembuangan Babel. Pembuangan akibat penyembahan berhala adalah titik nol kepercayaan dan kesetiaan bangsa Israel kepada Allah. Namun dari daftar nama tak dikenal, selain Sealtiel, Zerubabel, Yusuf, dan Maria dalam periode berikut, sejarah Israel beranjak dari titik nol menuju puncak penyelamatan oleh Yesus Kristus.
Sejarah karya keselamatan tidak lepas dari jatuh-bangunnya perjalanan iman bangsa Israel. Kiranya kita pun mengalami hal yang sama, jatuh, bangun, dan ... jatuh lagi. Dosa yang kemarin disesali dan dilakukan di kamar pengakuan, eh.... dilakukan lagi. Ya, kita jatuh lagi. Beranikah kita untuk bangkit lagi? Sesungguhnya Tuhan selalu bersama kita dalam seluruh jatuh bangun kita! Perjalanan iman kita ditempuh tidak hanya ditempuh dalam waktu 2-3, 10-20 kilometer. Perjalanan itu menempuh jarak dan waktu yang lama. Bukan hanya mencakup waktu dan jarak, tetapi juga kepadatan peristiwa yang membentuk pengalaman iman. Karena itu, jangan putus asa saat kita jatuh berbeban dosa dan tetaplah setia saat cobaan silih berganti.
EMPAT NAMA PEREMPUAN
Membaca silsilah Yesus dari Injil Matius tidak selalu menarik. Apalagi nama-nama para leluhur Yesus itu asing di telinga kita. Kita tidak mengenalnya. Sesuatu yang tidak berhubungan dengan diri kita, keluarga kita, atau kelompok kita membuat kita cepat bosan dan tidak tertarik. Akibatnya, kita tidak mempunyai perhatian saat perikop itu dibacakan oleh imam. Namun kita juga bisa memandangnya dengan cara yang lain. Kita bisa mengamati empat nama perempuan yang tertera dalam silsilah Matius itu. Ada Tamar, Rahab, Rut, dan istri Uria (Batsyeba). Sebenarnya masih ada satu lagi, yaitu Maria (istri Yusuf) yang melahirkan Yesus.
Keempat nama perempuan yang pertama dalam pandangan dan penilaian hidup orang pada umumnya termasuk perempuan yang tidak baik, tidak bersih, kotor, dan perlu dijauhi. Tamar adalah anak mantu Yehuda; namun akhirnya mempunyai anak dengan Yehuda (Kej 38). Rahab adalah perempuan sundal, yang menolong pengintai-pengintai Israel (Yos 6:23-25). Rut bisaAnda baca sendiri dalam kitab Rut (bab 2-4). Dan yang terakhir lebih terkenal lagi yaitu Batsyeba. Dia adalah istri Uria, panglima perang Raja Daud. Karena Daud tidak bisa mengendalikan nafsunya saat berjalan-jalan di sotoh rumahnya, ia lalu memanggil dan bersetubuh dengan Batsyeba dan akhirnya melahirkan Salomo (2Sam 11:1-5).
Nah, itulah empat peremuan yang termasuk dalam silsilah Yesus Kristus, Sang Imanuel, Allah yang menyertai kita (Mat 1:23). Perempuan-perempuan ini tentu akan dijauhi masyarakat dan mendapatkan nama buruk, juga bila hadir saat ini, di sekitar kita. Namun ternyata Allah memakainya dan memasukkan dalam silsilah Yesus yang adalah Juruselamat. Apakah kita mampu menerima perempuan-perempuan dan orang lain yang dijauhi oleh masyarakat sekitar kita? Apakah kita mampu menyapa mereka? Atau sebaliknya: mencibir, menjauhi, dan merasa diri lebih bersih, lebih suci? Saatnya kita dengan rendah hati mempersiapkan Natal mengakui kekurangan dan kelemahan kita.