| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Panduan Adven 2010 Keuskupan Agung Semarang, Pertemuan I: Menantikan Kedatangan Kristus

PERTEMUAN PERTAMA: MENANTIKAN KEDATANGAN KRISTUS
TUJUAN: Memahami Makna Adven sebagai masa penantian kedatangan Kristus Sang Juru Selamat Dunia.

Pengantar

Pada pertemuan pertama, kita diajak melihat bagaimana bangsa Israel mengharapkan kedatangan Yesus Sang Mesias. Pengharapan mereka tidak lepas dari situasi mereka yang sulit dan sekaligus pengharapan mereka akan campur tangan Tuhan. Pengalaman bangsa Israel tersebut menjadi bahan refleksi bagi kita semua untuk menghayati peristiwa Adven sebagai penantian dan pengharapan akan kedatangan Kristus dalam kehidupan dewasa ini. Sebagaimana bangsa Israel dalam menghadapi berbagai persoalan hidup, mereka mengharapkan kedatangan dan campur tangan Tuhan, apakah kita juga mengharapkan kedatangan Tuhan dan campur tangan-Nya dalam kehidupan kita? Apakah Adven dapat kita hayati sebagai peristiwa iman, dimana Allah mengutus Putra-Nya untuk masuk dalam sejarah hidup manusia dan mengantar manusia pada keselamatan?

Dasar Pemikiran

a. Situasi masyarakat zaman Yesus

Palestina pada zaman Yesus dari beberapa wilayah, yaitu: Yudea, Samaria, dan Galilea. Wilayah Yudea terletak di Palestina Selatan dan merupakan daerah pegunungan yang terletak di sekitar Yerusalem dan Bait Allah. Lahan daerah ini gersang dan kering. Dalam kehidupam masyarakatnya terdapat berbagai diskriminasi dan kesenjangan sosial, dan diskriminasi rasial atau kesukuan, perendahan martabat kaum perempuan, kesenjangan dalam pekerjaan, hingga pengucilan bagi orang cacat, miskin, dan menderita. Pada zaman itu masyarakat Palestina dikuasai oleh raja-raja dan pejabat-pejabat lokal yang ditunjuk oleh penguasa Roma. Di samping pejabat-pejabat ini masih ada tuan-tuan tanah yang kaya raya dan kaum rohaniwan kelas tinggi yang suka menindas rakyat demi kepentingan dan kedudukan mereka. Golongan-golongan ini senantiasa memihak penjajah, supaya mereka tidak kehilangan hak istimewa dan nama baik di mata penjajah, karena penguasa Roma memiliki kekuasaan untuk mencabut hak milik seseorang.

Sebagian besar penduduk Palestina adalah rakyat kecil dan miskin. Lebih menyedihkan lagi, mereka masih diperparah dengan beban pelbagai pajak dan pungutan aneka kepentingan: untuk angkatan perang Romawi, para pejabat setempat dan untuk Bait Allah. Konon pajak dan pungutan itu mencapai 40% dari penghasilan rakyat.

Dalam masyarakat Yahudi, agama berarti hukum yang menuntut ketaatan. Mereka berusaha menetapkan hukum pada setiap keadaan hidupnya. Seringkali hal ini juga menyebabkan upaya pengucilan golongan masyarakat tertentu, misalnya para pendosa publik, seperti pelacur dan pemungut cukai, penderita kusta yang tidak taat pada hukum agama. Mereka semua dianggap sebagai orang berdosa. Pandangan itu seringkali membuat mereka yang saat kepada hukum, menjadi sombong dan merasa diri lebih baik dibanding orang lain. Sebagai orang yang baik dan suci, mereka tidak mau bergaul dengan orang-orang berdosa.

Sungguh situasi ekonomi sosial, politik, dan agama bukannya membawa rasa damai dan bahagia bagi masyarakat kecil, tetapi justru menjadi sumber penderitaan bagi mereka. Mereka tertindas secara politis, ekonomis, sosial bahkan secara religius. Maka tidak jarang, keadaan hidup yang tertekan itu menimbulkan usaha-usaha untuk memberontak kepada para penguasa, misalnya seperti yang dilakukan oleh kaum Zelot. Namun bagi kebanyakan orang situasi itu menumbuhkan pengharapan akan datangnya tokoh penolong dan pembela kehidupan mereka.

b. Pengharapan menantikan mesias.

Siapa yang mereka harapkan sebagai penolong? Pengharapan mereka tidak lain adalah Mesias yang mewartakan kabar baik Kerajaan Allah, di mana mereka bisa mengalami kesejahteraan lahir batin. bandingkan dengan bangsa kita, yang dalam keadaan tertindas senantiasa merindukan munculnya seorang Ratu Adil.

Impian tentang Kerajaan Allah sudah hidup selama berabad-abad dalam sejarah bangsa Israel. Ungkapan Kerajaan Allah merangkum kepercayaan bahwa Tuhanlah yang bisa diharapkan suatu ketika mengusir ketidakadilan dan kesusahan. Mereka meyakini campur tangan Allah yang menyelamatkan.

Apa yang mereka harapkan akan mesianitas itu terpenuhi dalam diri Yesus. Kehadiran Yesus di tengah-tengah mereka adalah mewartakan Kerajaan Allah yang tidak lain adalah kerahiman Allah sendiri. Yesus mewartakan bahwa Allah adalah Bapa yang penuh belas kasih dan berpihak pada orang-orang yang lemah dan berdosa. Maka yang paling nyata merasakan kerajaan Allah justru orang-orang kecil yang percaya pada campur tangan Allah. Mereka merasakan bahwa kerajaan Allah itu tidak lain adalah Yesus sendiri yang tampil di tengah mereka. dan menyatakan belas kasih dan kerahiman Allah.

Sharing Pengalaman

a. Masihkah orang-orang zaman sekarang ini menantikan kehadiran dan keterlibatan Tuhan?
b. Situasi apa saja yang membuat orang menantikan kehadiran Tuhan?
c. Apa makna Adven bagi hidupmu saat ini?

Refleksi dan Peneguhan

- Situasi hidup yang berat dan galau membuat banyak orang membutuhkan hadirnya seorang penolong dan penyelamat. Bangsa Israel mengakui bahwa penolong dan penyelamat itu tidak lain Yesus Kristus.

- Dalam masa Adven ini kita diajak untuk berefleksi tentang makna menantikan kedatangan Kristus dalam misteri inkarnasi (penjelmaan) Allah yang menjadi manusia dalam diri Yesus. Kristus tidak hanya hadir dalam sejarah masa lalu, tetapi juga hadir pada saat ini juga dan senantiasa akan selalu hadir dalam hidup manusia. Maka melalui Adven, kita diajak untuk meneguhkan penantian dan pengharapan kita akan kehadiran dan campur tangan tuhan dalam kehidupan kita yang dipenuhi dengan segala suka duka, segala harapan dan keprihatinan serta segala pengharapan dan kecemasan.
- Salah satu kecemasan dan keprihatinan yang kita hadapi bersama saat ini adalah tantangan dalam kehidupan modern yang diwarnai dengan aneka macam teknologi komunikasi. Kita berharap dalam masa Adven ini kita bisa menyikapi perkembangan zaman itu dengan bijak dan sekaligus menumbuhkan pengharapan kita akan kehadiran Tuhan yang menyelamatkan.

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy