Kamis, 27 Januari 2011
Hari Biasa Pekan III
"Lalu Ia berkata lagi: Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu." (Mrk 4:24)
Doa Renungan
Allah Bapa kami yang mahakuasa, banyak hal di dunia ini dibuat menjadi rahasia, tapi Engkau mengetahui segala sesuatu. Tuhan, Sabda-Mu bagaikan pedang bermata dua yang mampu menyingkapkan banyak hal sampai yang terdalam sekalipun. Sinarilah hati dan pikiran kami dengan Sabda-Mu, agar segalanya ada dalam kuasa-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus Tuhan kami. Amin.
Pembacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (10:19-25)
Hari Biasa Pekan III
"Lalu Ia berkata lagi: Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu." (Mrk 4:24)
Doa Renungan
Allah Bapa kami yang mahakuasa, banyak hal di dunia ini dibuat menjadi rahasia, tapi Engkau mengetahui segala sesuatu. Tuhan, Sabda-Mu bagaikan pedang bermata dua yang mampu menyingkapkan banyak hal sampai yang terdalam sekalipun. Sinarilah hati dan pikiran kami dengan Sabda-Mu, agar segalanya ada dalam kuasa-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus Tuhan kami. Amin.
Pembacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (10:19-25)
"Marilah kita berpegang teguh pada harapan! Marilah kita saling memperhatikan dan saling mendorong dalam cinta kasih."
Saudara-saudara, berkat darah Yesus, kita sekarang dapat masuk ke dalam tempat kudus dengan penuh keberanian, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang memberi hidup bagi kita, yakni melalui tabir, yang tidak lain adalah diri-Nya sendiri, dan kita mempunyai seorang Imam Agung sebagai kepala Rumah Allah. Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat, dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni. Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan akan harapan kita, sebab Dia, yang menjanjikannya, adalah setia! Di samping itu marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadat umat, seperti dibiasakan oleh beberapa orang! Sebaliknya marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = f, 3/4, PS 803
Ref. Bukalah pintu hatimu, sambutlah Raja Sang Kristus.
Ayat. (Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6)
1. Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya, jagat dan semua yang diam di dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkan bumi di atas lautan, dan menegakkannya di atas sungai-sungai.
2. Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan.
3. Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan dan keadilan dari Allah, penyelamatnya. Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan, yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Sabda-Mu adalah pelita bagi langkahku, dan cahaya bagi jalanku.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (4:21-25)
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = f, 3/4, PS 803
Ref. Bukalah pintu hatimu, sambutlah Raja Sang Kristus.
Ayat. (Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6)
1. Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya, jagat dan semua yang diam di dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkan bumi di atas lautan, dan menegakkannya di atas sungai-sungai.
2. Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan.
3. Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan dan keadilan dari Allah, penyelamatnya. Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan, yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Sabda-Mu adalah pelita bagi langkahku, dan cahaya bagi jalanku.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (4:21-25)
"Pelita dipasang untuk ditaruh di atas kaki dian. Ukuran yang kamu pakai akan dikenakan pula padamu."
Pada suatu hari Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Orang memasang pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian. Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada suatu rahasia yang tidak akan tersingkap. Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!" Lalu Yesus berkata lagi, "Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan dikenakan pula padamu; dan malah akan ditambahkan lagi! Karena siapa yang mempunyai, akan diberi lagi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil".
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
"SIAPA suruh datang terlambat" ujar Donel enteng ketika menghabiskan kue-kue jatah kami yang dibagikan oleh kepala sekolah. Kesal ssekali kami melihatnya. Tentu saja dia sampai lebih dahulu karena ia naik mobil diantar supirnya usai Misa bersama di Gereja. Sementara kami yang lain berjalan kaki ramai-ramai dari Gereja ke sekolah.
"Kami kan jalan kaki!" temanku Rian menjawab kesal. "Siapa suruh jalan kaki?" jawab Donel cuek. "Kami kan tidak punya mobil seperti kamu," jawab Rian tambah kesal. "Siapa suruh tidak punya mobil?" jawab Donel sambil membuang muka. Kali ini Donel benar-benar menyebalkan. Semua orang dianggapnya remeh dan tidak penting "Dia menganggap dirinya yang paling penting di dunia ini," ujarku pelan." "Pendek dan sinting, kaleeee!" sambar Rian panas.
Tiba-tiba terdengar suara dentuman keras, yang segera disambut suara tawa riuh rendah. Segera kami pun berlari ke tempat asal suara. Ternyata Donel tersandung dan jatuh terjerambab. Herannya, tak seorang pun yang merasa kasihan, apalagi menolongnya. Semua justru sangat menikmati pemandangan yang "memuaskan" itu. Siapa suruh jadi orang nyebelin?
Bagaikan gema yang memantulkan suara kita, demikian sikap orang lain kepada kita bagaikan pantulan sikap kita kepada mereka. Oleh karena itu, ukuran yang kita pakai untuk orang lain, sering dipakai oleh orang lain untuk mengukur diri kita sendiri.
Mulai saat ini, biarlah dalam hubungan dengan sesama kita saling mendorong dalam kasih dan pekerjaan baik. Yesus, Sang Imam Besar telah memberikan Diri-Nya sendiri untuk menjadi jalan masuk ke tempat kudus. Asalkan kita memakai ukuran yang diberikan Yesus kepada kita, tentulah kita dapat memasuki tempat kudus tersebut. Di sanalah kebahagiaan abadi akan terpenuhi, tempat orang-orang hanya saling memandang dalam kasih.
Yesus Sang Imam Abadi, ajarkanlah aku untuk dapat memandang orang lain sebagaimana Engkau memandang mereka. Sehingga sudah sejak di dunia ini, aku dapat mulai mencicipi kebahagiaan surgawi. Amin.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
"SIAPA suruh datang terlambat" ujar Donel enteng ketika menghabiskan kue-kue jatah kami yang dibagikan oleh kepala sekolah. Kesal ssekali kami melihatnya. Tentu saja dia sampai lebih dahulu karena ia naik mobil diantar supirnya usai Misa bersama di Gereja. Sementara kami yang lain berjalan kaki ramai-ramai dari Gereja ke sekolah.
"Kami kan jalan kaki!" temanku Rian menjawab kesal. "Siapa suruh jalan kaki?" jawab Donel cuek. "Kami kan tidak punya mobil seperti kamu," jawab Rian tambah kesal. "Siapa suruh tidak punya mobil?" jawab Donel sambil membuang muka. Kali ini Donel benar-benar menyebalkan. Semua orang dianggapnya remeh dan tidak penting "Dia menganggap dirinya yang paling penting di dunia ini," ujarku pelan." "Pendek dan sinting, kaleeee!" sambar Rian panas.
Tiba-tiba terdengar suara dentuman keras, yang segera disambut suara tawa riuh rendah. Segera kami pun berlari ke tempat asal suara. Ternyata Donel tersandung dan jatuh terjerambab. Herannya, tak seorang pun yang merasa kasihan, apalagi menolongnya. Semua justru sangat menikmati pemandangan yang "memuaskan" itu. Siapa suruh jadi orang nyebelin?
Bagaikan gema yang memantulkan suara kita, demikian sikap orang lain kepada kita bagaikan pantulan sikap kita kepada mereka. Oleh karena itu, ukuran yang kita pakai untuk orang lain, sering dipakai oleh orang lain untuk mengukur diri kita sendiri.
Mulai saat ini, biarlah dalam hubungan dengan sesama kita saling mendorong dalam kasih dan pekerjaan baik. Yesus, Sang Imam Besar telah memberikan Diri-Nya sendiri untuk menjadi jalan masuk ke tempat kudus. Asalkan kita memakai ukuran yang diberikan Yesus kepada kita, tentulah kita dapat memasuki tempat kudus tersebut. Di sanalah kebahagiaan abadi akan terpenuhi, tempat orang-orang hanya saling memandang dalam kasih.
Yesus Sang Imam Abadi, ajarkanlah aku untuk dapat memandang orang lain sebagaimana Engkau memandang mereka. Sehingga sudah sejak di dunia ini, aku dapat mulai mencicipi kebahagiaan surgawi. Amin.
Oase Rohani 2011, Renungan dan Catatan Harian