Selasa, 01 Maret 2011
Hari Biasa Pekan VIII
”Kemuliaan Allah adalah manusia yang hidup sepenuhnya (Gloria Dei homo vivens est). - St Ireneus
Doa Renungan
Allah Bapa kami yang mahabaik, siapapun juga yang percaya kepada Yesus Putra-Mu, Kaucurahi Roh Kudus agar hati dan budinya menjadi suci dan murni, dibersihkan dari kuasa kegelapan dan dibebaskan dari kuasa jahat. Tinggallah di hati kami dan perbaharuilah hidup kami agar perbuatan baik dan luhurlah yang kami kerjakan, sehingga kami pun pantas ambil bagian dalam memuliakan nama-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.
Pembacaan dari Kitab Putra Sirakh (35:1-12)
Hari Biasa Pekan VIII
”Kemuliaan Allah adalah manusia yang hidup sepenuhnya (Gloria Dei homo vivens est). - St Ireneus
Doa Renungan
Allah Bapa kami yang mahabaik, siapapun juga yang percaya kepada Yesus Putra-Mu, Kaucurahi Roh Kudus agar hati dan budinya menjadi suci dan murni, dibersihkan dari kuasa kegelapan dan dibebaskan dari kuasa jahat. Tinggallah di hati kami dan perbaharuilah hidup kami agar perbuatan baik dan luhurlah yang kami kerjakan, sehingga kami pun pantas ambil bagian dalam memuliakan nama-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.
Pembacaan dari Kitab Putra Sirakh (35:1-12)
"Tuhan berkenan kepada korban orang benar, dan ingatannya tidak akan dilupakan.”
Barangsiapa memenuhi hukum Taurat mempersembahkan banyak korban, dan orang yang memperhatikan segala perintah menyampaikan korban keselamatan. Orang yang membalas kebaikan mempersembahkan korban sajian dan yang memberikan derma menyampaikan korban syukur. Yang direlai oleh Tuhan ialah menjauhi kejahatan, dan menolak kelaliman merupakan korban penghapus dosa. Jangan tampil di hadirat Tuhan dengan tangan yang kosong, sebab semuanya wajib menurut perintah. Persembahan orang jujur melemaki mezbah, dan harumnya sampai ke hadapan Yang Mahatinggi. Tuhan berkenan kepada korban orang benar, dan ingatannya tidak akan dilupakan. Muliakanlah Tuhan dengan kemurahan, dan buah bungaran di tanganmu janganlah kausedikitkan. Sertakanlah muka yang riang dengan segala pemberianmu, dan bagian sepersepuluh hendaklah kaukuduskan dengan suka hati. Berikanlah kepada Yang Mahatinggi berpadanan dengan apa yang la berikan kepadamu, dengan murah hati dan sesuai dengan hasil tanganmu. Sebab Dia itu Tuhan pembalas, dan engkau akan dibalas-Nya dengan tujuh lipat. Jangan mencoba menyuap Tuhan, sebab tidak diterima-Nya, dan janganlah percaya pada korban kelaliman! Sebab Tuhan adalah Hakim, yang tidak memihak.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Orang yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.
Ayat. ( Mzm 50:5-6.7-8.14.23)
1. ”Bawalah ke mari orang-orang yang Kukasihi, yang mengikat perjanjian dengan Daku, perjanjian yang dikukuhkan dengan kurban sembelihan!” Maka langit memberitakan keadilan-Nya: Allah sendirilah Hakim!
2. ”Dengarlah, hai umat-Ku, Aku hendak berfirman! Dengarkanlah, hai Israel, Aku hendak bersaksi terhadap kamu: Akulah Allah, Allahmu! Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku!
3. Persembahkanlah syukur sebagai kurban kepada Allah, dan bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi. Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai kurban, ia memuliakan Daku; dan siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah!
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat.
Terpujilah Engkau Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (10:28-31)
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Orang yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.
Ayat. ( Mzm 50:5-6.7-8.14.23)
1. ”Bawalah ke mari orang-orang yang Kukasihi, yang mengikat perjanjian dengan Daku, perjanjian yang dikukuhkan dengan kurban sembelihan!” Maka langit memberitakan keadilan-Nya: Allah sendirilah Hakim!
2. ”Dengarlah, hai umat-Ku, Aku hendak berfirman! Dengarkanlah, hai Israel, Aku hendak bersaksi terhadap kamu: Akulah Allah, Allahmu! Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku!
3. Persembahkanlah syukur sebagai kurban kepada Allah, dan bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi. Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai kurban, ia memuliakan Daku; dan siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah!
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat.
Terpujilah Engkau Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (10:28-31)
"Sekalipun disertai penganiayaan, pada masa ini juga kalian akan menerima kembali seratus kali lipat dan di masa datang menerima hidup yang kekal."
Setelah Yesus berkata betapa sukarnya orang kaya masuk Kerajaan Allah, berkatalah Petrus kepada Yesus, “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti Engkau.” Maka Yesus menjawab, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, barangsiapa meninggalkan rumah, saudara-saudari, ibu atau bapa, anak-anak atau ladangnya, pada masa ini juga ia akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak-anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan; dan di masa datang ia akan menerima hidup yang kekal. Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Sebelum naik mobil, si bungsu bertanya dengan lugu, "Kak, kapan pulang dan main petak umpet lagi denganku? Dedek tunggu ya....." Aliaran air mata hangat bergulir di kedua belah pipi Boni. Ia tak kuasa menjawab adiknya. Mobil tua itu bergerak perlahan meninggalkan gerbang seminari. Boni melambaikan tangan pada keluarga yang dicintainya. Dalam hatinya terucap doa, "Yesus, inilah aku, untuk_mu. Kuserahkan keluargaku, seluruhnya juga bagi-Mu."
Sepuluh tahun berlalu. Sore itu Boni melangkahkan kaki ke altar kudus untuk menerma tahbisan suci. Setelah tahbisan yang agung itu, dia mendapat banyak salam hangat dari para pembimbing di seminari yang sudah menjadi seperti ayahnya, dari para suster pengelola rumah tangga yang bak ibu yang memperlihatkan dan mengasihinya, juga dari para frater yang sudah seperti adik-adiknya. Teman-teman lama dan baru juga berdatangan. Dengan wajah berseri semua hadir untuk memberi selamat. Setelah semua salam mereda, dilihatnya di ujung Gereja, orang tuanya, neneknya, kakak dan adiknya, juga si bungsu Dedek, yang kini sudah menjadi remaja tampan. Mereka menunggunya. Segera Boni berlari ke pelukan hangat dan penuh kasih dari orang-orang yang dicintai dan mencintainya. Mereka masih ada di sana, dan masih ada banyak lagi yang lain.
Janji Yesus dalam Injil hari ini bukanlah teori kosong, tapi janji yang nyata. Mereka yang meninggalkan orang dan milik yang dikasihinya demi Yesus, akan menerima seratus kali lipat sekarang ini dan kelak akan menerima kehidupan kekal. Ini bukan berarti kita diajak untuk bermental barter. "aku memberi, engkau pun harus memberi." Bukan. yesus mau menunjukkan bahwa rahmat Allah lebih berlimpah daripada apa yang kita korbankan. Boni mengorbankan keluarganya, namun dia mendapat kembali lebih banyak anggota, dan keluarganya tetap ada bersama dia.
Kita mesti berani berkorban bagi Allah seperti Boni. Sering kali kita takut kehilangan segala-galanya. Jika kita takut apa yang kita "miliki" akan tetap terbatas, namun jika berani demi Yesus, kita akan "memiliki" lebih banyak. Santo Yohanes dari Salib mengajar, "Untuk memiliki SEGALA, kita harus berani meninggalkan segala."
Tuhan Yesus, jadikanlah hidupku menjadi pancaran kemuliaan-Mu dan kemuliaan Bapa di surga. Amin.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Sebelum naik mobil, si bungsu bertanya dengan lugu, "Kak, kapan pulang dan main petak umpet lagi denganku? Dedek tunggu ya....." Aliaran air mata hangat bergulir di kedua belah pipi Boni. Ia tak kuasa menjawab adiknya. Mobil tua itu bergerak perlahan meninggalkan gerbang seminari. Boni melambaikan tangan pada keluarga yang dicintainya. Dalam hatinya terucap doa, "Yesus, inilah aku, untuk_mu. Kuserahkan keluargaku, seluruhnya juga bagi-Mu."
Sepuluh tahun berlalu. Sore itu Boni melangkahkan kaki ke altar kudus untuk menerma tahbisan suci. Setelah tahbisan yang agung itu, dia mendapat banyak salam hangat dari para pembimbing di seminari yang sudah menjadi seperti ayahnya, dari para suster pengelola rumah tangga yang bak ibu yang memperlihatkan dan mengasihinya, juga dari para frater yang sudah seperti adik-adiknya. Teman-teman lama dan baru juga berdatangan. Dengan wajah berseri semua hadir untuk memberi selamat. Setelah semua salam mereda, dilihatnya di ujung Gereja, orang tuanya, neneknya, kakak dan adiknya, juga si bungsu Dedek, yang kini sudah menjadi remaja tampan. Mereka menunggunya. Segera Boni berlari ke pelukan hangat dan penuh kasih dari orang-orang yang dicintai dan mencintainya. Mereka masih ada di sana, dan masih ada banyak lagi yang lain.
Janji Yesus dalam Injil hari ini bukanlah teori kosong, tapi janji yang nyata. Mereka yang meninggalkan orang dan milik yang dikasihinya demi Yesus, akan menerima seratus kali lipat sekarang ini dan kelak akan menerima kehidupan kekal. Ini bukan berarti kita diajak untuk bermental barter. "aku memberi, engkau pun harus memberi." Bukan. yesus mau menunjukkan bahwa rahmat Allah lebih berlimpah daripada apa yang kita korbankan. Boni mengorbankan keluarganya, namun dia mendapat kembali lebih banyak anggota, dan keluarganya tetap ada bersama dia.
Kita mesti berani berkorban bagi Allah seperti Boni. Sering kali kita takut kehilangan segala-galanya. Jika kita takut apa yang kita "miliki" akan tetap terbatas, namun jika berani demi Yesus, kita akan "memiliki" lebih banyak. Santo Yohanes dari Salib mengajar, "Untuk memiliki SEGALA, kita harus berani meninggalkan segala."
Tuhan Yesus, jadikanlah hidupku menjadi pancaran kemuliaan-Mu dan kemuliaan Bapa di surga. Amin.
Oase Rohani 2011, Renungan dan Catatan Harian