| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Jumat, 11 Maret 2011 Hari Jumat sesudah Rabu Abu

Jumat, 11 Maret 2011
Hari Jumat sesudah Rabu Abu
Hari Pantang

Betapa menguntungkan hidup bersama dengan orang lain yang Tuhan berikan kepada kita. (St. Teresa dari Avila)

Antifon Pembuka

Tuhan telah mendengarkan suaraku dan berbelas kasih. Tuhanlah penolongku (Mzm 30:11)

Doa Renungan

Allah cahaya kebenaran, ajarlah kami melaksanakan kebenaran yang sesungguhnya. Semoga kami bisa berpuasa dan beramal secara benar dan tulus tanpa ada kemunafikan. Dengan demikian Engkau berkenan mengindahkan pujian dan persembahan kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Nabi Yesaya mengecam gaya hidup bangsa terpilih yang penuh kepura-puraan. Mereka menutupi kebobrokan hidup mereka dengan melakukan ibadah. Maka, mereka perlu bertobat dari semua itu sebab Allah mengetahui isi hati mereka yang sebenarnya.

Pembacaan dari Kitab Yesaya (58:1-9a)

"Berpuasa yang Kukehendaki ialah engkau harus membuka belenggu-belenggu kelaliman."

Beginilah firman Tuhan Allah, ‘Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka, dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka! Memang setiap hari mereka mencari Aku dan suka untuk mengenal segala jalan-Ku. Seperti bangsa yang berlaku yang benar dan tidak meninggalkan hukum Allahnya mereka menanyai Aku tentang hukum-hukum yang benar. Mereka suka mendekat menghadap Allah, dan bertanya, “Kami berpuasa, mengapa Engkau tidak memperhatikannya juga? Kami merendahkan diri, mengapa Engkau tidak mengindahkan juga?” Camkanlah! Pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu. Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi, serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan cara berpuasa seperti ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi. Inikah puasa yang Kukehendaki: mengadakan hari merendahkan diri? Menundukkan kepala seperti gelagah? Dan membentangkan kain karung serta abu sebagai lapak tidur? Itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan kepada Tuhan? Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki ialah: Engkau harus membuka belenggu-belenggu kelaliman dan melepaskan tali-tali kuk; membagi-bagikan rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah; dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian, dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar, dan lukamu akan pulih dengan segera. Kebenaran menjadi barisan depanmu, dan kemuliaan Tuhan barisan belakangmu. Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan Tuhan akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia berkata: Ini Aku!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = bes, 4/4, PS 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 51:3-4.5-6ab.18-19)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku.
2. Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
3. Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahanku kepada-Mu ialah jiwa yang hancur. Hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Am 5:14)
Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup, dan Allah akan menyertai kamu.


Bagi Yesus, pertobatan merupakan sarana untuk mempersiapkan kehadiran Allah yang menggembirakan. Oleh karena itu, bukan bentuk kerasnya yang menentukan, melainkan arah usaha dan perjuangan itu sendiri yang akan menentukan nilai suatu perbuatan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:14-15)

"Mempelai itu akan diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa."

Sekali peristiwa datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata, “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Inti puasa adalah persiapan untuk menyambut kedatangan Allah. Dengan berlapar-lapar, puasa seperti mengondisikan ruang hati untuk menerima Allah. Namun jika Allah sudah hadir di tengah-tengah kita, haruskah kita tetap berpuasa? Bisa saja, tetapi makna puasa bergeser, yakni mempertahankan Sang Mempelai (Allah dalam diri Kristus) tetap tinggal di tengah-tengah kita. Caranya: doa dan karya amal kasih.

Doa Malam

Tuhan terang fajar yang merekah, terimakasih atas terang-Mu yang selalu memancar dalam hidup kami. Ampunilah kami yang sering kurang mengindahkan anugerah-Mu. Bantulah kami memperbaiki diri sehingga kami dapat menyongsong Sang Fajar kehidupan sejati. Amin.


RUAH

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy