Hari Raya Santo Yusuf, Suami Santa Perawan Maria
“Apa yang telah dijanjikan Allah yang baik kepada mereka (para nabi dan para bapa bangsa), ia gendong dalam pelukannya.” - St. Bernardin dari Siena
Renungan
Tidak ada banyak catatan tentang Santo Yusuf. Injil hanya menulis beberapa peristiwa yang berkaitan dengan dirinya. Namun, dari catatan yang ada, kita mengenal Yusuf sebagai lelaki yang jujur dan setia. Salah satu sifat Yusuf yang menonjol adalah ”diam”, tidak banyak bicara.
Pada saat Yusuf mendengar kabar bahwa tunangannya akan hamil dari Roh Kudus, ia tidak mengerti sepenuhnya. Ia tak mau berbuat gegabah. Ia memilih diam. Ada peribahasa mengatakan ”Diam itu emas”—ketika orang belum mengerti duduk persoalannya dan tidak tahu persis apa yang harus dilakukan maka sikap diam adalah yang terbaik. Diam adalah juga suatu kesempatan untuk mencerna persoalan lebih baik. Meskipun demikian, tidak selamanya diam itu emas. Misalnya, ketika seorang pemimpin mengetahui kebusukan para anggotanya, ia tidak bisa diam. Sikap diamnya akan membuat situasi semakin parah. Dalam hal ini, Santo Yusuf telah memberi pelajaran bagaimana kita harus berdiam diri secara tepat. Berdiam diri sambil merefleksikan persoalan adalah suatu sikap yang amat baik.
Tuhan, hamba-Mu Santo Yusuf telah memberi pelajaran yang berharga kepadaku, betapa sikap diam kerap lebih berguna daripada seribu bahasa. Ajarilah aku untuk tidak tergesa-gesa dalam bertindak, melainkan mau mencerna segala sesuatu dengan lebih baik. Amin.