Hari Biasa Pekan IX
"Hatinya teguh, ia tidak takut, sehingga ia memandangrendah para lawannya" (Mzm 112:8)
Doa Renungan
Allah Bapa kami, yang mahakuasa, Yesus Putra-Mu terkasih mengajak kami untuk mengikuti-Nya tanpa menengok apa yang telah lalu. Buatlah kami pantas bagi kerajaan-Mu, sehingga kami bersedia dan dengan setia mengikuti panggilan-Mu serta melaksanakan sabda-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami. Amin.
Pembacaan dari Kitab Tobit (2:9-14)
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Hai orang jujur teguh, penuh kepercayaan kepada Tuhan.
Ayat. (Mzm 112:1-2.7bc-8.9)
1. Berbahagialah orang yang takut akan Tuhan, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; angkatan orang benar akan diberkati.
2. Ia tidak takut kepada kabar celaka, hatinya tetap, penuh kepercayaan kepada Tuhan. Hatinya teguh, ia tidak takut, sehingga ia memandang rendah para lawannya.
3. Ia membagi-bagikan, ia memberikan kepada orang miskin; kebajikannya tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemuliaan.
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 20:25)
Berikanlah kepada kaisar yang menjadi hak kaisar dan kepada Allah yang menjadi hak Allah.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (12:13-17)
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Tobit baru saja melakukan perbuatan amal kasih, memakamkan orang mati. Bahkan untuk itu ia meninggalkan meja perjamuan, meninggalkan makanan yang siap santap. Betapa sebuah kebaikan dan kebajikan yang teruji dan terpuji. Untuk ini pun ia masih mendapatkan cemooh dan tertawaan orang, tapi kebaikan tak pernah dapat dikalahkan oleh kejahatan! Dan Tobit memilih berbuat baik dan bajik. Apa upahnya? Saat berbaring santai, ia malah kejatuhan kotoran burung persis pada matanya yang mengakibatkan kebutaan!
Orang baik, orang pilihan Tuhan, tidak dibebaskan dari cobaan, tidak luput dari derita! Tidakkah hal ini bertentangan dengan pikiran logis manusia? Orang baik harus diganjari Allah! Apalagi Tobit, tetap setia di pembuangan, dan terus berbuat baik sampai-sampai isterinya tidak memahaminya. Tobit tidak melihat Allah sebagai tukang sulap atau sebagai orang yang harus mengikuti logika pemikiran manusiawinya. Tuhan berkarya lewat pelbagai cara, Tuhan hadir lewat setiap pengalaman dan kejadian. Penyelenggaraan Ilahi itu adalah 'seni'nya Allah memelihara kita. Tobit tetap belajar dari kepahitan apa pun, Tobit tetap setia, baik dan bajik. Tak ada yang dapat memisahkan dia dari cinta akan Allah!
"Dari mana anak kambing itu? Apa itu bukan curian? Kembalikanlah kepada pemiliknya! Sebab kita tidak diperbolehkan makan barang curian!" (Tobit 2:13). Kutipan ini kiranya baik menjadi permenungan atau refleksi kita. Suatu ajakan untuk tidak melakukan korupsi pada tingkat dan bidang kehidupan bersama dimanapun dan kapanpun.
Kata bahasa Latin ‘corruptio’
(1) secara aktif berarti hal merusak, hal membuat busuk, pembusukan, penyuapan;
(2) secara pasif berarti keadaan dapat binasa, kebinasaan, kerusakan, kebusukan, kefanaan, korupsi, kemerosotan.
Sedangkan kata bahasa Latin ‘corruptor’ berarti perusak, pembusuk, penggoda, pemerdaya, penyuap. Arti yang paling mengena dari korupsi adalah pembusukan, berarti para koruptor bertindak busuk, membuat busuk lingkungan hidup dan kerja. Korupsi atau mencuri berarti membuat hidup bersama busuk, dan apa yang busuk kiranya menjijikkan, tidak enak dibau maupun dirasakan. Dengan ini kami berharap kepada para koruptor untuk meninggalkan cara hidup yang membusukkan tersebut serta mengembalikan apa yang telah diambil dengan tidak benar. Kita juga dipanggil untuk membina diri maupun sssama dan saudara-saudari kita hidup jujur serta tidak korupsi. Salah satu cara pembinaan yang baik antara lain di sekolah atau perguruan tinggi diberlakukan ‘dilarang menyontek dalam ulangan maupun ujian’.Membiarkan kebiasaan menyontek berarti menyuburkan perilaku korupsi. Anak-anak di dalam keluarga hendaknya juga dibiasakan hidup dan bertindak jujur, dan tentu saja butuh keteladanan dari para orangtua. Memang uang sungguh menjadi penggoda untuk korupsi atau mencuri, maka hendaknya menempatkan uang di tempat yang tidak merangsang bagi siapapun untuk berbuat dosa, mencuri atau korupsi.
Tuhan memanggil dan bekerja dalam keluarga. Tidak jarang dalam hidup berkeluarga terjadi beda pendapat, percekcokan, bahkan ada iri hati dan dengki. Bagaimana keluarga memecahkan persoalan hidup? Belajar dari keluarga Tobit dan Hana, kita melihat mereka tetap berseru kepada Tuhan. Mereka berjuang saling membantu yang sakit dan mengatasi curiga dengan tetap percaya pada bimbingan Tuhan.
Sementara dalam bacaan Injil hari ini, orang yang tidak takut kepada siapa pun, tidak mencari muka, dan dengan jujur mengikuti jalan Allah, tidak menghindar dari kebenaran. Kebenaran acapkali memintanya untuk rela tunduk dengan rendah hati pada kewajiban yang menyelamatkan. Seperti Yesus, kita dapat mencontoh sikap terpuji ini. Maka, keinginan untuk memberikan hak sesama dengan baik dan memberikan hak Allah dengan setia, hendaknya menjadi doa kita senantiasa.
Yesus mengajak kita menjadi warga negara yang baik dengan memberikan hak kaisar. Yesus pun menjadi warga negara yang baik pada zaman-Nya. Ia membayar pajak sebagaimana diwajibkan oleh pihak-pihak terkait. ”Memberikan kepada kaisar yang menjadi hak kaisar dan kepada Allah yang menjadi hak Allah” harus ditempatkan dalam konteks kasih dan keadilan.
Tuhan, doronglah aku untuk senantiasa berlaku adil melaksanakan kewajibanku terhadap masyarakat dan terlebih lagi kepada-Mu.